Kabuto menggerakkan kepala ke samping untuk melihat tempat yang ditunjuk oleh anggota grupnya. Ia menyenter dinding gua dan semua anggota timnya terkesiap.
.
.
"Astaga!" Lonjak lelaki yang jaraknya paling dekat dengan ular tersebut saat Kabuto memberi pencahayaan pada dinding gua. "Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!" serunya dengan wajah kesal.
"Aku tidak mau membuatmu takut," alasan temannya. "Lagipula ular tersebut sedang tidur karena kekenyangan."
"Ular seperti itu tidak perlu membutuhkan alasan kenyang untuk mengeluarkan bisa."
Kabuto mendengkus. "Sudah, jangan bercanda di tempat seperti ini! Sekarang kalian kembali fokus." Kabuto meminta rekannya untuk melanjutkan perjalanan.
Perintah Kabuto membuat rekan-rekan setimnya tutup mulut.
Krrrkkkssss ....
Suara HT terdengar dan membuat langkah Kabuto melambat.
Kabuto mengambil HT yang dia taruh di pinggang.
"Bagaima—krrrkkkssss—na keadaan di da—krrrkkksssskkk—lam sa—krrrkkksssskk—na? Ganti!" Di luar gua, Orochimaru bertanya. Suaranya tidak jelas karena Kabuto dan timnya sudah jauh masuk ke dalam gua. Untung saja teknisi telah memasang repeater di luar sana sehingga sinyal di dalam gua sedikit lebih kuat.
"3-3. Kualitas suara jelek. 3-3. Ganti!" jawab Kabuto.
"10-2. Posisi ada di—krrkkksssskkk ...."
"8-1-2. Tolong diulangi. Ganti. 8-1-2."
"10-2. Posisi ada—krrrkksskkk—di—krrrkkssskkk—ma—krrrkkssskk—na?" ulang Orochimaru.
"10-4. Diterima. Kami belum menemukan apapun. Ganti." Kabuto menghela napas. Ia mulai kepanasan dan lelah karena oksigen di dalam sini begitu tipis. Mudah-mudahan saja urusan ini cepat selesai.
"Jika ada yang tidak be—krrkkkssskkkk—res segera na—krrrkkkssskk—ik. 8-1-3. Sela—krrrkkssskkk—mat bertugas, " sahut Orochimaru.
"Yeah, terima kasih," balas Kabuto.
Tidak ada lagi jawaban dari luar sana membuat Kabuto dan rekan-rekannya mempercepat langkah. Keadaan di dalam gua begitu gelap dan dingin. Jalan gua pun menyempit sehingga hanya bisa dilewati oleh satu badan saja. Di antara mereka tidak ada lagi yang bercanda dan menghabiskan waktu. Semua fokus pada rute yang mereka lewati.
"Sampai kapan kita akan terus berjalan? Aku mulai cemas." Salah satu anggota tim yang berasal dari Jepang mulai mengeluh. Ia mengira perjalanan ke tempat ini tidak akan memakan waktu lama. Ternyata jalan menurun membawa mereka ke tempat lebih jauh dari perkiraan.
"Sudah jangan banyak mengeluh. Kita sudah ada di dalam keadaan seperti ini. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menghadapi segala kemungkinan terjadi di depan sana secara bersama-sama," jawab rekannya.
"Kau tahu?"
"Tahu apa?"
"Aku mulai muak dengan peribahasa."
Saat rekan-rekannya sibuk bercanda, Kabuto melihat kain berwarna merah yang tergeletak di percabangan jalan. Kain itu berada di sudut dinding gua. Sepertinya, anak-anak remaja itu tidak bohong. Ketiga anak tersebut memang sempat masuk ke dalam tempat ini dan mereka bertiga entah lupa atau terlalu takut hingga tidak mengambil kain yang dijadikan tanda perjalanan.
"Ingatkan aku untuk memungut kain dan benda ini ketika pulang nanti," ucap Kabuto sambil mengambil light stick dari tas. Ia membuka benda itu dari bungkusnya. Agar menyala, ia membengkokkan light stick—sepanjang 30 cm dengan cairan berwarna hijau di dalamnya—hingga terdengar bunyi patah dari dalam. Kabuto melempar light stick yang terang itu ke pinggiran gua.
Perjalanan mereka semakin rumit. Terhitung belasan kali mereka menemukan jalan bercabang. Mereka terkadang bertemu dengan ular dan binatang pengerat. Light stick terakhir sudah mereka jatuhkan sepuluh menit yang lalu, tetapi keadaan masih belum berubah. Sekarang mereka mulai yakin, penjelajahan ke tempat ini hanyalah sia-sia. Tidak ada hal menarik di dalam gua ini. Tempat ini seperti jalan tanpa ujung.
Astaga, jangan katakan, mereka telah berputar-putar di jalan yang sama? Errr ... tetapi setelah dipikir ulang, sepertinya tidak! Mereka sama sekali tidak melihat light stick yang telah mereka jatuhkan.
Mereka nyaris menyerah dan memilih berputar arah menuju jalan masuk ketika telinga mereka mendengar suara yang cukup dikenal. Mereka mendengar suara aliran air.
Bersambung ke 1.6 ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sub Rosa
FanfictionPairing: SasuNaru Untukku, semua diawali dari tempat yang tidak terduga dan diakhiri dari tempat yang tidak terduga---Naruto Namikaze.