Kelengangan terjadi di antara mereka bertiga.
Naruto dan Sasuke beradu pandang.
Shikamaru yang merasa kikuk memilih untuk keluar vila, sedangkan Naruto melewati Sasuke untuk masuk ke dalam rumah sewaan tersebut. Ia menoleh bolak-balik, mempelajari tata ruang vila ini.
"Di mana kamarmu?" tanyanya, tanpa mau menghabiskan waktu lebih lama lagi.
"Kamar?" Sasuke memandang heran Naruto.
"Sekarang, kita bereskan semua barangmu dan aku akan membawamu pergi dari tempat ini." Sang pemuda melangkah lebih ke dalam.
Sasuke mencegah Naruto untuk masuk lebih jauh. Ia menghadang langkah sang orang tua asuh. "Kau tak bisa datang dan langsung bertindak seenaknya seperti ini."
Naruto mendorong Sasuke ke samping. Ia tak lagi bertanya pada sang anak asuh. Setuju atau tidak setuju, Naruto akan menemukan kamar Sasuke dan segera membereskan barang-barang si pemuda. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Naruto akan membawa Sasuke ke luar dari tempat ini kemudian mengirim sang anak asuh ke Jepang.
Naruto membuka setiap pintu yang dia lewati. Dimulai dari pintu kamar mandi, dapur, hingga pintu untuk orang muslim beribadah. Tak menemukan hal dicarinya, Naruto naik ke lantai dua dan ternyata ... semua kamar tidur penghuni di tempat ini memang dirancang di atas. Oleh karena itu, saat Naruto membuka pintu pertama di lantai dua, Naruto langsung menemukan barang-barang kepunyaan si penyewa vila.
Sasuke yang mengekor di belakang Naruto menutup pintu, kebiasaan yang sering dia lakukan ketika masuk kamar.
Naruto mengambil ransel yang tergeletak di atas lantai dan memasukkan barang-barang di atas kasur ke dalam ransel.
"Benda-benda itu milik Kak Kyuubi, Kak!" Sasuke memperingati jika Naruto tak bisa menyentuh barang seseorang sembarangan.
"Baik dirimu dan Kyuubi akan langsung pergi setelah kita berkumpul, jika perlu malam ini aku langsung mempersiapkan proses kepulanganmu," ucap Naruto tanpa menghentikan gerakannya.
Sasuke yang kesal dengan tingkah Naruto menarik celana bahan kepunyaan Kyuubi dari tangan sang Namikaze. "Hentikan, Kak!" seru sang pemuda. Ia melempar celana itu ke atas kasur. "Kau tidak bisa datang seenaknya seperti ini dan mengatur semuanya sesuai kehendak---"
"APA KAU SADAR, KALIAN TELAH MEREPOTKAN BANYAK ORANG?!" Pada akhirnya emosi Naruto pecah. Ia tak bisa menahan diri lagi.
Sesaat hanya keheningan yang menyambut mereka berdua. Suasana malam yang dingin membuat keadaan menjadi lebih menyesakkan.
Sasuke menatap Naruto tak percaya dan menggeleng. "Kau tahu?" tanyanya dengan nada sinis. "Aku ingatkan, Kak, tidak ada yang memintamu untuk merepotkan diri untuk mencari diriku," ketusnya.
"...." Dua bola mata Naruto melebar saat mendengar ucapan Sasuke.
"Semua ini sama halnya dengan tidak ada yang memintamu untuk merawatku. Tidak pernah ada. Sejak awal, bukankah kau yang mengajukan diri untuk menjadi orang tua asuhku?" Ia menatap dingin Naruto, seolah tak peduli rasa sakit hati yang akan diterima oleh orang tua asuhnya. "Jadi, berhentilah bersikap seperti ini karena kau hanya membuat posisiku semakin sulit, seolah aku yang salah ketika kaulah yang terus-menerus ikut campur urusanku."
Semakin sulit?
Ikut campur?
Naruto mengerti jika Sasuke pasti membutuhkan waktu untuk menyembuhkan hatinya karena penolakan yang dilakukan oleh Naruto. Namun, apakah dengan tak bisanya Naruto menerima perasaan Sasuke, sang Namikaze harus melepas tanggung jawabnya sebagai orang tua asuh? Apa perlu Sasuke berucap sekasar ini? Lalu, apakah selama ini perhatian Naruto dianggap bagian dari ikut campur?!
Naruto memejamkan mata sejenak. Ia tak bisa terlalu lama berada di hadapan Sasuke. Terus berdebat dengan perasaan seperti ini hanya membuatnya semakin sulit untuk mengendalikan diri.
Naruto tak memiliki pilihan lain selain bangkit dan beranjak dari kamar. Tanpa berkata satu patah kata pun ia menarik langkah menuju pintu. Namun, tubuh Naruto tersentak kaget ketika Sasuke berdiri di belakangnya dan menutup pintu yang baru saja akan dibuka lebar oleh Naruto.
Naruto dapat merasakan napas Sasuke berembus di tengkuknya.
Sasuke membalikkan tubuh Naruto dan mereka berdua saling menatap kemudian tanpa menunggu Naruto membuka suara, Sasuke memegang kedua pipi Naruto dan memagutkan bibirnya pada sang Namikaze.
Naruto terkejut hingga tak bisa bereaksi. Untuk pertama kalinya, ia merasakan bibir Sasuke dengan kesadaran penuh. Rasa marah, bingung, dan kecewa sekaligus gelitikan yang menyenangkan bersatu padu di dalam perut Naruto hingga sang pemuda merasa ... aneh.
Sadar jika bukan waktunya mereka melakukan hal tak senonoh dan mereka tak pantas di dalam posisi seperti ini, Naruto mendorong tubuh Sasuke, akan tetapi sang anak asuh bergeming.
Posisi Naruto semakin terpojok di antara Sasuke dan pintu. Sekarang, Naruto semakin sadar jika anak asuhnya sudah tumbuh tinggi dan besar hingga bisa menahan tubuh Naruto sampai seperti ini.
Naruto memberontak dan mendorong tubuh Sasuke kembali.
Sasuke tak mau menyerah. Ia terus menyudutkan Naruto dan memaksa orang tua asuhnya untuk menyerah.
"He---hentikan!" Sang pemuda masih terus mencoba mendorong anak asuhnya.
Bukannya menjauh, Sasuke malah menggigit bibir Naruto hingga rasa asin dapat dicicip oleh mereka berdua.
"SASUKE, HENTIKAN!" teriak Naruto dan tanpa sengaja mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong tubuh anak asuhnya.
Tubuh Sasuke terjatuh ke atas lantai.
Naruto terkejut sekaligus menyesali kebodohannya. "Sa---" Naruto menelan suaranya.
Rasa bersalah menyambut Naruto ketika melihat tindakan kasarnya pada Sasuke, tetapi dia terlalu takut untuk mengambil aksi. Dengan pandangan pilu, Naruto hanya bisa menyesali hal yang dia lakukan tadi.
Terlalu takut terus menyakiti Sasuke dan masalah semakin runyam, dengan berat hati Naruto memilih untuk membalikkan badan kemudian ... meninggalkan anak asuhnya di dalam kesenyapan.
Seperti kata pepatah, angin berputar, ombak bersabung. Naruto telah memasuki masalah yang sangat pelik. Tak ada sedikit pun yang membaik di antara hubungan mereka setelah bertemu. Sama sekali tak ada.
Bersambung ke chapter 11 ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sub Rosa
FanfictionPairing: SasuNaru Untukku, semua diawali dari tempat yang tidak terduga dan diakhiri dari tempat yang tidak terduga---Naruto Namikaze.