8.1 Ketidakberadaan Dia

1.5K 240 32
                                    

Berhari-hari tak menyentuh bantal membuat wajah Konan kucam. Gadis yang memiliki semangat tinggi ini hanya bisa menutup raut lelahnya dengan polesan make up. Mau bagaimanapun tidak boleh ada satu orang pun yang tahu betapa eraknya dia meskipun orang tersebut adalah bosnya sendiri. Hal ini memang sudah menjadi budaya kerja di setiap Perusahaan Jepang. Semangat kerja adalah hal yang harus dijaga oleh semua karyawan di negeri ini.

Konan mengamati punggung Naruto yang duduk di pinggir kasur.

Sang pemuda menatap lurus ke arah tembok kamar, dengan tangan memegang gelas kosong. Kain perban yang biasa membelit tangan teronggok di atas kasur.

Terkadang si pemuda mengejam sambil mengelus gelas tersebut. Setelah itu, ia menarik napas berat untuk meringankan penat di dalam pikirannya.

Konan mendekati Naruto.

Di tangan Konan didapati segelas air. Ia mengulur gelas berisi air putih itu ke hadapan si pemuda.

Naruto memandang Konan.

"Minumlah!" pinta Konan.

Tanpa berkata, dengan tangan yang lain, Naruto mengambil minuman tersebut kemudian mereguknya pelan. Setelah itu, sang pemuda menyerahkan kembali gelas tersebut pada Konan. Ia kembali menerawang.

Konan meletakkan gelas di atas nakas kemudian duduk di samping Naruto. Ia memandang prihatin mantan teman satu kuliahnya ini.

"Naruto ...." Konan berbisik.

"Aku orang tua yang buruk, bukan?" Naruto terkekeh risau. "Ia bahkan sampai melarikan diri dari rumah."

Konan sering mendengar keluhan orang-orang yang memiliki posisi, seperti Naruto. Ia pernah mendengar kawannya yang sudah berumur mengangkat seorang anak untuk menjadi teman di masa tua, ketika orang itu tak diberi karunia anak dan tak juga memiliki pasangan.

Namun, saat sang anak yang diasuh sudah tumbuh dewasa dan memiliki banyak kebutuhan, orang tua tersebut ditinggalkan begitu saja karena sang anak memilih hidup bersama pacarnya yang jauh lebih bisa memenuhi kebutuhan finansial. Ya, mengingat cerita itu, Konan menjadi ingat pepatah, ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Hmm ... hanya saja, melihat kekayaan Naruto dan cara sang Namikaze memanjakan Sasuke, tak mungkin Sasuke pergi karena masalah perekonomian, 'kan?

Kesalahan terbesar yang Naruto lakukan sebelum dia mengetahui Sasuke tak ada di rumah adalah ia tidak langsung menyelesaikan masalahnya dengan Sasuke. Ia membiarkan sang pemuda hanyut di dalam pikiran negatifnya.

Di saat Naruto mendapat kabar dari Konan jika Nagato mengalami musibah, Naruto panik dan langsung pergi tanpa berkata satu patah kata pun pada Sasuke.

Awal Naruto mengetahui ketidakberadaan anak asuhnya, ketika siang hari Naruto pulang untuk mandi dan berganti pakaian seusai menengok Nagato.

Sang pemuda berniat kembali ke rumah sakit. Namun, sebelum Naruto keluar rumah, ia ingin melihat kondisi Sasuke. Pada akhirnya, Naruto menunggu anak asuhnya hingga ketiduran dan malam pun menjelang.

Sang Namikaze yang sama sekali tidak mendengar kabar dari Sasuke mulai khawatir. Tak mengindahkan fakta dirinya sedang perang dingin dengan anak asuhnya, Naruto memutuskan untuk menelepon Sasuke, tetapi telepon sang anak asuh terus dialihkan.

Naruto mulai waswas. Ia berinisiatif untuk pergi ke kamar Sasuke dan memeriksa seluruh barang anak asuhnya. Ternyata, ketakutan Naruto menjadi kenyataan. Naruto melihat sebagian pakaian Sasuke tak ada di tempat dan ransel besar yang biasa digunakan Sasuke untuk traveling pun menghilang.

Tidak kehabisan akal, Naruto menggunakan kekuatannya untuk mencari keberadaan sang anak asuh. Ia menyentuh lemari, pintu kamar dan terus menelusuri jejak Sasuke melalui benda-benda yang kemungkinan besar menyimpan memori tentang keberadaan Sasuke hingga mencapai pintu pagar.

Sial, sesuai dugaannya, Sasuke memang pergi dengan membawa barang-barangnya di malam itu. Lebih parahnya lagi, jejak Sasuke hanya mencapai pagar karena setelah itu, Sasuke tak menyentuh atau meninggalkan benda lainnya secara langsung.

Kemudian ... Naruto tidak tahu lagi harus mencari Sasuke ke mana.

Bersambung ke Chapter 8.2 ....

Sub RosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang