8.2

1.3K 237 11
                                    

"Aku orang tua yang buruk, bukan?" Naruto terkekeh risau. "Ia bahkan sampai melarikan diri dari rumah."

.

.

Seiring telepon yang terus menghubungi ponsel Sasuke, Naruto mulai memerintah orang untuk mencari keberadaan sang anak asuh.

Sang pemuda menyuruh anak buahnya untuk mencari Sasuke di rumah teman, atau di tempat Sasuke biasa hang out. Selain itu, Naruto meminta Konan untuk menghubungi relasinya di Departemen Transportasi dan Imigrasi agar mereka memastikan Sasuke tidak diizinkan pergi kemana pun saat orang-orang itu melihatnya.

Sekarang, Naruto barulah merasa beruntung ia memiliki bisnis ritel berskala besar, sehingga memudahkannya untuk mencari informasi di departemen yang menyangkut keluar perginya barang atau seseorang. Bahkan proses perizinan ke negara yang susah dimasuki pun, Naruto lebih dipermudah dibandingkan orang lain, seperti ke Amerika atau Israel. Jadi, sudah seharusnya Sasuke tak bisa pergi kemana pun ketika Naruto mulai mengeluarkan kekuasaannya.

Namun, takdir berkata lain, selama dua hari Naruto mencari keberadaan Sasuke, ia tak menemukan titik terang. Tidak ada satu pun yang mengaku pernah melihat Sasuke di jalan, bandara, stasiun, atau tempat-tempat yang sudah dilacak oleh Naruto. Sasuke seperti hilang ditelan oleh bumi, hingga seorang informan memberi tahu pada Naruto jika Sasuke berada di ... Indonesia bersama Kyuubi.

Bagaimana bisa mereka kecolongan seperti ini, sehingga Sasuke dan Kyuubi sudah berada di tempat itu?!

Bodohnya, disebabkan Naruto dan Konan tak ke kantor karena masalah Nagato, mereka baru menyadari Kyuubi sudah berhari-hari ini tidak kedengaran kabarnya. Pantas saja saat di telepon Kyuubi tak mengangkat ponselnya. Rupanya pemuda itu ikut pergi bersama Sasuke. Padahal, Naruto dan Konan mengira jika Kyuubi masih marah pada mereka sehingga membutuhkan waktu untuk sendiri sebelum mereka bisa berbicara secarak baik-baik.

Lalu, Konan tak habis pikir dengan sikap dua pemuda itu. Tega-teganya mereka meninggalkan Naruto seperti ini. Seperti kata pepatah, air susu dibalas air anu. Sangat kotor dan membuat semua orang tak sudi untuk menerimanya. Namun, lagi-lagi Konan berusaha bersikap netral. Ia berpikir, semua pilihan yang dilakukan seseorang pasti memiliki sebab.

"Kau jangan berbicara seperti itu, Naruto!" Konan tak suka sikap Naruto yang selalu menyalahkan dirinya sendiri. "Walaupun aku ... selalu menyindir sikapmu yang terkadang 'berlebihan' untuk ukuran orang tua, tetapi aku melihat, kau selalu memberi perhatian dan segala kebutuhan Sasuke layaknya dia adalah orang paling terpenting dari dirimu. Jadi, jangan salahkan lagi dirimu! Aku yakin semua akan baik-baik saja."

Naruto tersenyum geli di tengah-tengah ekspresi sendunya. Ia terlihat lelah.

Sama halnya seperti Konan, setelah Naruto mendengar kabar Nagato masuk ke rumah sakit, Sasuke dan Kyuubi melarikan diri, Naruto sama sekali tak bisa tidur, dan lebih banyak menyalahkan dirinya sendiri. Saat tak ada pekerjaan lagi, Naruto pasti akan menghabiskan waktunya di tempat Nagato berada ketika Konan disibukkan dengan urusan penyelidikan polisi.

"Lalu, bagaimana tadi di kantor polisi?" tanya Naruto pada Konan yang pagi tadi meminta izin untuk ke kantor polisi.

Konan menghela napas ketika tak ada perkembangan sama sekali dari kasus penusukan yang dialami oleh Nagato. "Tersangka penusukan masih belum bisa memberi keterangan. Untuk sementara waktu, dia diduga mengalami gangguan psikologi. Namun, kita masih belum bisa menyimpulkan lebih jauh lagi karena masih banyak yang harus diteliti dan diselidiki." Si gadis menarik napas dalam-dalam.

Si gadis masih mengingat jelas kronologis kejadian itu. Saat ia dan Nagato akan mengejar Kyuubi, tiba-tiba Nagato membeku di tempat. Pandangan si pemuda kosong.

Di saat itu, Konan berusaha memanggil Nagato. Namun, sang Kepala HR itu sama sekali tak menjawab. Ya, Konan sibuk untuk menggoyang-goyangkan tubuh Nagato dan berusaha menyeret si pemuda ke pinggir, tanpa menyadari seorang pria memakai topi menghampiri mereka dari arah berseberangan dan menusukkan pisau ke arah perut Nagato.

Bersambung ke chapter 8.3 ....

Sub RosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang