4 Pembicaraan yang Meresahkan

2.2K 310 39
                                    

"Jadi, seperti ini tingkahmu, Naruto jika tak ada orang di sekitar kalian?" tanya seseorang dari arah belakang mereka dan membuat kedua pemuda ini langsung menjauh antara satu dengan lainnya. Baik Sasuke dan Naruto melihat ke arah sosok tersebut.

.

.

.

Kedua mata Naruto masih membeliak seusai 5 detik gadis itu hadir di dapur. Tentu saja kepanikan menerpa dirinya. Ia berharap gadis yang berdiri di hadapannya tak mengendus keanehan di antara dirinya dan Sasuke.

"Ini tidak seperti yang kau lihat, Konan!" Naruto membela diri. Ia memang tak melakukan apa pun ... pada pagi ini. Ia hanya membantu Sasuke untuk memasang pakaian.

Kedua mata gadis berambut biru itu memicing. Ucapan Naruto malah membuat kecurigaan Konan bertambah. "Seperti aku akan percaya saja. Dasar serigala berbulu domba!" Si gadis menunjuk hidung Naruto dengan kesal. Rambutnya yang sepanjang leher bergerak-gerak.

Naruto mengerang.

Beginilah tingkah asistennya. Selalu berpikiran negatif tentang Naruto.

Konan adalah adik tingkat Naruto dan Itachi di masa kuliah. Gadis ini mengenal Naruto dan Itachi karena mereka bertiga pernah menjadi satu tim pada saat seorang dosen memberikan proyek.

Konan---yang di masa kuliah terkenal judes---hanya bisa gaul dengan sedikit orang. Itachi dan Naruto yang tak pernah terlalu ambil pusing dengan sikap Konan adalah salah satu dari sedikit orang tersebut.

Hubungan Konan dan Naruto terus berjalan baik walaupun Itachi tak ada di antara mereka. Bahkan Konan rela menjadi bawahan Naruto kemudian membantu si pemuda berambut pirang ini di dalam mengelola perusahaan.

"A---apa? Se---serigala?! Astaga---wow!" Tawa sinis Naruto. Berani sekali gadis di depannya ini menyindir dirinya.

Konan---yang memang selalu menganggap Sasuke adalah adik yang perlu dilindungi dari Naruto si rubah buluk---memandang Sasuke khawatir. "Kau tak apa-apa, Sasuke? Apakah dia menyakiti dirimu? Dia tidak berbuat aneh-aneh, 'kan?" tanyanya, beruntun. Takut jika Naruto bertindak tak senonoh pada adik dari salah satu sahabatnya.

Sasuke menggeleng. Ya, tentu saja dia akan menggeleng ketika dialah yang membuat Naruto sulit berjalan!

"Untuk apa kau datang pagi-pagi ke sini?" tanya Naruto yang menyesal memberi kunci dan password rumahnya kepada Konan. Tadinya, dia memberi kunci dan password itu agar Konan bisa membangunkan Naruto saat si pemuda sulit untuk membuka mata, atau Konan bisa masuk ke dalam rumah Naruto untuk mengambil kebutuhan kantor, jikalau Naruto lupa membawa benda tersebut.

Intinya, Naruto tak perlu merepotkan Sasuke apabila ada Konan. Namun, sepertinya kemudahan yang diharapkan Naruto tak berjalan lancar. Konan lebih cenderung memberi Naruto sakit kepala daripada membantunya.

Gadis beriris oranye ini mengedikkan badannya. "Mengawasimu," jawabnya, sedikit asal.

Naruto memutar kedua bola mata. "Kau pasti bercanda," cemoohnya.

Alis Konan terangkat sebelah. "Menurutmu?"

Konan dan Naruto saling menatap. "...."

Naruto memperhatikan ekspresi Konan.

"Ya, aku percaya! Gadis cerewet sepertimu pasti selalu ingin tahu urusanku," ucap Naruto. Tentu saja Konan tidak akan mau repot datang ke rumahnya jika tidak ada niat membuat pagi Naruto lebih hancur dari sekarang.

"Bagaimana hang over-mu? Kau tidak bisa menjadikan sakit kepala sebagai alasan untuk tidak datang ke kantor." Si gadis berhenti menatap Naruto. Ia mengalihkan pembicaraan. "Kenapa kau harus minum sebanyak itu dan tidak mengikuti aturan main truth or dare secara benar. Dasar idiot!"

Sub RosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang