🌙Part 5. Baper Kali Kedua

13.2K 609 16
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA
TINGGALAKAN VOTE & COMENT!!

Disaat hujan membasahimu
Aku tak rela melihatmu kedinginan
Aku akan selalu
Berbagi kehangatan
Yang kupunya untuk selalu
Membuatmu nyaman.

------
-----

" Mian Dirgantara"


"Gue anter pulang ya? " katanya lembut kepada Ara dan ia pun hanya mengangguk saja.

"Ya udah lo tunggu disini gue mau ngambil motor dulu,inget jangan kemana-mana! " suruh Mian terhadap Ara dan sekali lagi Ara pun hanya bisa menganggukan kepalanya.

Beberapa saat berlalu tibalah Mian yang menuju ke arah Ara sambil mengendarai motornya itu.

"Dia terlihat beribu kali lebih tampan ketika mengendarai kuda bermesin itu" Ara membatin memuji ketampanan Mian.

Setelah itu ia merutuki dirinya sendiri mengapa bisa dia beranggapan seperti itu tentang Mian orang yang baru saja ia kenal tak seharusnya ia membatin seperti itu.

"Naik ..!! " perintahnya kepada Ara,

namun Ara masih bingung, diantar oleh Mian atau dia menunggu angkot yang belum pasti lewat. Dengan terpakasa Ara pun mengikuti perintah dari Mian untuk mengantarnya pulang.

Saat Ara tepat berada disamping motor yang sekarang sudah dinaiki oleh Mian tersebut pun dia masih saja belum menaikkinya, alhasih tiba-tiba saja tangan Mian terulur untuk membantu Ara naik keatas motor itu.

"Biar gue bantu" ucap Mian dengan wajah datar tanpa ekspresi itu dan nada dingin nya

Mian pun mengulurkan tangan untuk membantu Ara naik,dengan perasaan yang tak karuan akhirnya Ara memilih untuk menerima uluran tangan Mian itu dan naik ke atas kuda bermesin itu.

Tapi saat Ara sudah duduk diatas motor Mian tetap saja belum menjalan kan nya tak tau mengapa dengan Mian

"Emm.. Kak kok kita bulum jalan?ya ini mulai gerimis lagi loh nanti tambah deras " tanya Ara yang masih bingung dengan Mian.

Yang membuat Ara lebih bingung lagi ngapain Mian turun lagi dari motor??

"Nih lo pake jaket gue aja nanti yang ada lo masuk angin lagi " katanya dingin sembari. Memberi jaket itu kapada Ara.

Karena melihat Ara yang belum menerima jaket darinya, entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Mian memasangkan jaket tersebut kepunggung Ara .

Walaupun Mian berbicara dengan nada yang terkesan dingin dan raut wajah yang datar ditambah lagi dengan perlakuannya yang bisa dibilang tiba-tiba itu pun berhasil membuat Ara terdiam kaku tak dapat menjawab apa yang dibicarakan Mian itu.

Dan satu lagi yang membuat Ara bisa kejang-kejang atas perlakuan Mian itu adalah saat Mian memasangkan nya helm sambil menatap matanya lekat dan denganjarak yang dekat sambil merapihkan anak rambut Ara yang terkeluar dari helm itu membuat nya melayang.

Setelah Mian duduk kembali ke motor tak sengaja ia melihat kearah spion yang tepat memantulkan wajah Ara yang kelihatannya bingung mau berpegangan dengan apa??itu pun membuat Mian tersenyum kecil melihat tingkah laku Ara itu.

Dengan gerak spontannya Mian yang langsung memegang tangan Ara dan mengarahkan nya ke pinggangnya untuk bisa berpegangan.

"Kak... "ucap Ara terpotong oleh Mian

"Udah jangan banyak protes. Gue cuman gak mau lo jatoh karna mungkin nanti gue mau ngebut dan kalo lo jatoh nanti yang ada muka lo malah tambah ancur ini aja udah ancur masa mau nambah lagi "

Mendengar perkataan Mian tersebut membuat Ara memanyunkan bibirnya 5 cm kedepan karena kesal atas ucapan Mian itu. Mian yang melihat itu dari kaca spion pun langsung dibuatnya terkekeh pelan.

"Ara tau Ara itu emang jelek tapi bisakan gak usah diperjelas kali" umpatnya pelan tapi masih terdengar oleh Mian

"Gue cuman becanda doang,lo cantik kok" ucap mian jujur.

Saat Mian mengatakan itu Ara yang nendengar itu pun langsung menahan senyumnya dengan rona pipi yang memerah.

"Ud... udah mulai mau deras lagi ni kak mending langsung jalan aja" kata Ara

"Gue suka liat pipi lo merona gitu,bikin makin gemes... " batin Mian sambil tersenyum miring.

Selama perjalanan menuju pulang tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Hening....itu yang mereka rasakan.

Mian yang merasa bahwa tangan yang memeluk nya itu terlihat memutih dan sedikit bargetar,ia merasa bahwa gadis yang sekarang ia antar pulang itu sedang kedinginan.

Secara spontan pun Mian menyentuh tangan tersebut dan mengusapnya pelan menyalurkan rasa hangat tubuh nya dan berbagi kehangatan kepada gadis itu.

Ara yang merasa bahwa tangannya sedang disentuh dan diusap itu pun mendadak membuat jantung nya kini kembali maraton membuat dag...dig....dug....jantung nya, Ara pun hanya bisa diam mematung ia tak bisa berkata apa-apa sekarang karena jantung nya yang bekerja 5× lipat lebih kencang.

"Dingin? " suara itu bertanya kepada Ara sambil sesekali mengusapnya.
Namun, Ara hanya mengangguk pelan sambil menundukkan wajahnya malu.

Namun,saat diperjalanan Mian malah melewati jalan yang mengarah ke rumah Ara, Ara yang bingung pun langsung bertanya kepada Mian.

"Kak...jalan kerumah Ara kelewatan, kok masih lanjut aja sih puter balik aja? " tanya Ara kepada Mian dengan wajahnya yang bingung

"Sengaja,lagian gue laper jadi kita ke cafe dulu gue mau makan" jawabnya santai

"Tapi kan Ara tadi bisa langsung turun aja di jalan deket rumah Ara, jadi kakak gak capek bolak-balik nganterin Ara " respon Ara

"Emang kenapa?gak boleh gitu gue makan minta ditemenin sama pacar sendiri? kita kan baru jadian" jawabnya lagi yang langsung membuat Ara diam terpaku mendengarnya.

" kayaknya gue liat lo juga laper" sambungnya lagi, Ara yang mendengar pun hanya diam karna memang benar dia sedari tadi menahan lapar.

Mian yang memberhentikan motornya yang tepat didepan cafe, dan langsung turun berjalan terlebih dahulu melewati Ara yang barada di belakangnya. Ara pun hanya bisa mengekorinya dari belakang.

Maaf ya... Part ini lamayan pendek soalnya lagi kurang mood buat bikin cerita....
Tapi nanti aku tambah part lagi kok...
😅😅😅

Vote
Comment
Follow
Saran/kritik

💋💋💋💋

Story Of Mianara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang