⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠
TINGGALKAN VOTE & COMENT!!Selamat membaca🙆🙆
Jadi selama ini Dinda yang selalu mengganggu pikirannya itu adalah sepupunya sendiri. Tapi kenapa harus sepupunya? Apa yang harus dilakukan Ara sekarang? Tuhan kenapa engkau memberiku cobaan seperti ini...
Ara masih terpaku ditempatnya, pandangannya kosong,seakan apa yang barusan dilihatnya itu....ahh entahlah Ara tidak dapat mendeskripsikannya.
Jika kalian jadi dirinya sekarang, apa yang akan kalian lakukan? Selain tidak menyangka ternyata ada seseorang yang mulai masuk dalam hubungan kalian dan orang itu adalah kerabat kalian sendiri.
"Jadi dia orangnya?" lama terdiam akhirnya Dinda membuka suaranya. Dan pertanyaan itu seakan mewakili juga pertanyaan Ara.
"Dia gadisku." jawab Mian dengan tegas, dan lantas berjalan melewati Dinda untuk menghampiri Ara.
"Ayo pulang."tangan Mian yang sudah menggenggam tangan Ara dan akan melangkah dihentikan oleh Dinda.
"Kenapa harus dia?!" dengan nadanya yang meninggi Dinda bertanya, dia tidak terima ini semua.
Mian tidak menghiraukan pertanyaan itu, dengan mantapnya Mian semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Ara dan menarik gadis itu untuk segera meninggalkan tempat ini. Karena sekarang meraka sudah menjadi pusat perhatian siswa-siswi di sini. Orang-orang berkumpul untuk melihat drama singkat ini.
Dengan pandangannya yang lurus dan mata tajamnya, Mian melewati siswa-siswi yang membuka jalan lebar saat dirinya dan Ara akan lewat, seolah tidak mau terkena amukkan Mian.
"Mian!!" teriak Dinda denagn matanya yang sudah memerah. Dirinya merasa tidak terima ini semua dan juga merasa malu saat semorang yang ada disini malah menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda.
"Lo gak pernah berubah Ra. Lo selalu ngerebut apapun yang gue punya, bahkan sekarang cowok yang gue suka...." ucap Dinda dalam hatinya dengan tangan yang sudah mengepal dan setelah itu pergi dadi tempat itu.
🌲🌲🌲
Sudah sedari tadi Ara diam sedikitpun dirinya masih tidak mau menolehkan pandangannya pada Mian. Sedangkan Mian, dirinya juga diam. Dia bingung bagaimana caranya untuk menjelaskan ini semua.
Bahkan sekarang mobil yang dikendarai oleh Mian telah berhenti di depan rumah Ara, dan keduanya masih sama-sama diam. Tidak ada pergerakan dan suara. Hening.
Sebenarnya Ara yang memilih diam, bukan tanpa alasan. Dirinya ingin Mkan menjelaskan apa yang barusan terjadi. Tapi sampai sekarang lelaki itu tidak menjelaskan sama sekali. Maka dari itu, Ara memutuskan untuk keluar, Ara kecewa. Kenapa Mian tidak memberi tahunya kalau Dinda itu adalah sepupu Ara. Apa lelaki itu tidak tau? Atau pura-pura tidak tau?
Ayolah, kenapa pacarnya ini tidak peka sama sekali...
Baru saja akan membuka pintu mobil, tangan Ara ditahan oleh Mian. Seolah menyuruhnya untuk tetap disini.
"Tunggu...." cegah Mian, tangannya nasih memegang tangan Ara. Tidak membiarkan gadis itu keluar.
Ara hanya diam dan duduk kembali. Tapi saat ini matanya menatap Mian, dirinya ingin Mian menjelaskan masalah ini. Tapi memang dasar Mian, lelaki itu terdiam lagi. Raut wajahnya seakan sedang berpikir, terlihat jelas dari dahinya yang sedikit berkerut.
"Kakak gak mau jelasin sesuatu?" geram Ara, melihat keterdiaman Mian. Dia sudah tidak tahan.
"Maaf..." hanya satu kata. Dan itu menggetarkan hati Ara. Tiba-tiba saja air matanya luruh. Kenapa harus kata itu yang keluar? Kenapa bukan penjelasan?
Mian yang menatap gadisnya menitihkan air mata, menggeram dalam hati. Dia tidak ingin melihat air mata berharga itu keluar dari mata gadisnya. Tangannya menggepal, tidak tahan untuk memghapusnya. Tapi baru saja tangannya terangkat hendak menghapus kristal bening itu, Ara telah lebih dulu, menarik tangannya dari genggaman Mian. Dan keluar begitu saja, meninggalkan Mian yang menatap lekat punggung gadis itu.
"Belum saatnya kamu tau Ra. Maaf." ucapnya dengan tangan yang sesekali memukul setir mobil.
Sepeninggalan Ara yang telah memasuki rumahnya, Mian pun kembali menelusuri jalanan, dengan fokusnya yang hanya berpusat kepada Ara.
Kenapa ia membuat gadisnya itu menagis?
🌲🌲🌲
Dilain tempat, Ara telah memasukki rumahnya dengan tangis yang menyertainya. Bahkan saat mamanya bertanya pada gadis itu, Ara tidak menghiraukannya. Ia segera memasuki kamar miliknya, dan mengunci pintu itu.
"Ra....kamu kenapa? Kok pulang-pulang jadi nangis gitu?" tanya Ambar
"Ma, biarin Ara sendiri dulu." jawabnya dengan suara pilu.
"Kalo kamu udah tenang, kamu bisa cerita sama mama Ra. Mama selalu ada untuk kamu." ucap Ambar dengan suaranya yang menenangkan. Setelah itu pergi menjauh dari kamar putrinya. Dia juga ikut merasa sedih, jika melihat putrinya seperti ini sekarang.
Sedangkan Ara, gadis itu sudah memeluk boneka Tata BT21 kesayangannya. Dan menumpahakn tangisnya itu. Ia kecewa dengan Mian.
Apa dirinya tidak berhak untuk tau?
Apa Mian masih memiliki hubungan dengan sepupunya itu?
Kenapa harus sepupunya?
Itu yang membuatnya semakin kecewa. Entah pada Mian atau Dinda. Kakak sepupunya. Walaupun Ara dan Dinda tidak terlalu dekat selayaknya sepupu. Tapi Ara cukup tau, bahwa Kak Dinda tidak akan mau kalah dengan dirinya. Ara sangat paham itu sejak kecil.
Ara bahkan sangat inga jelas saat dirinya kecil dulu. Dimana saat itu Ara kecil yang baru saja dibelikan sepeda cantik oleh orang tuanya, saking senangnya Ara kecil berkeliling taman dekat kompleknya dengan sepeda barunya itu.
Pada waktu itu rumah Ara dan Dinda bertetangga, hanya dipisahkan oleh dua rumah saja. Dan ternyata Dinda iri padanya karena memiliki sepeda yang lebih bagus dari miliknya, Ara yang kala itu memang baru pandai mengayuh sepeda dan akan menuruni tanjakan, tiba-tiba saja ditabrak dari belakang oleh Dinda dengan sepeda miliknya.
Lantas Ara terdorong menuruni tanjakan itu dengan kencang, dan Ara yang sudah panik tiba-tiba saja terjatuh. Yang mengakibatkan luka pada kedua lututnya dan siku sebelah kiri dan jangan lupakan giginya yang juga patah akibat terjatuh itu.
Sejak insiden itu, Ara bahkan sampai saat ini tidak berani menaiki sepeda. Ingatan itu selalu berputar dikepalanya.
Kejadian seperti itu bukan hanya sekali, Ara selalu menjadi korban saat dirinya kecil atas perbuatan kakak sepupunya itu. Dan sekarang ia bertemu lagi dengan Dinda. Bahkan sepertinya sekarang, sepupunya itu tambah tidak menyukai dirinya.
Dan Ara takut, jika yanga akan direbut darinya adalah......Mian.
🌲🌲🌲
Next part.....
Haiii jangan lupa vote ya👌
Dan kalo bisa komennya yang berisi saran, kritik, atau ide. Jangan next terus. SIAPP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Mianara
Novela JuvenilBerawal dari hukuman menjadi kisah-kisah manis tak terlupakan. Hukuman yang membuat Ara terperangkap akan pesona seorang Mian. "Kak...kakak mau nggak jadi pacar aku? " ucap gadis manis itu dengan ragu. "Ok." jawab kakak seniornya itu. Sial ini ka...