🌙Part 21. Kencan Pasar Malam

7K 334 115
                                    

⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠
TINGGALKAN VOTE & COMENT!!





🌻🌻🌻

Setelah pulang dari perkemahan, Ara memilih untuk langsung pulang kerumah, karena bis yang ia naikki memang mengantar hanya sampai di sekolahnya saja.

Sesampainya di rumah, gadis imut ini langsung masuk kedalam rumahnya dan ternyata kedua orang tuanya telah menyambut kedatangan gadis ini.

"Gimana kemahnya? Seru? " tanya Ambar—mamanya—

"Seru banget ma. Malah Ara rasa gak mau pulang. Hehehe" jawabnya, dengan senyum mengembang.

"Loh, tapi kenapa kamu luka-luka gini? " gantian papanya yang bertanya, seraya meneliti keadaan tubuh Ara.

"Hmm....gak kenapa-napa kok Pa. Cuma luka kecil aja, nanti juga sembuh. " alibinya. Tak mungkinkan Ara mengatakan bahwa dirinya tersesat di hutan, dan berlari terus jatuh.

"Dasar...kamu itu udah besar, masih aja ceroboh. " kedua orang tuanya menggelengkan kepala, karena berpikiran Ara ceroboh dan masih seperti anak kecil yang sering terjatuh.

"Kalo gitu, ara ke kamar dulu ya Ma Pa. Mau mandi, bau asem soalnya. " ujar Ara dengan cengirannya.

***

Sekarang Ara telah berada di kamar kesayangannya, merebahkan diri sejenak setelah pulang dari perkemahan. Untung saja pihak sekolah memberikan libur beberapa hari dan akan masuk kembali pada hari senin.

Bagi Ara, sekolahnya itu sangat pengertian terhadap murid-muridnya. Tau saja kalau pinggang Ara terasa akan lepas dari tubuhnya. Hehehe lebay memang, tapi itulah yang Ara rasakan kini.

Sejenak Ara menutup matanya, tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara dari ponselnya. Ternyata itu pesan dari Mian. Dengan ragu, ia membuka pesan itu dan membacanya.

Mian:
Dimana?

Itu kalimat pertama yang  dikirim Mian untuknya, upsss...salah lebih tepatnya kata pertama. Sebenarnya Ara ragu untuk membalas pesan itu, tapi entah kenapa jari-jarinya seakan bergerak sendiri, mengetik balasan untuk pesan Mian itu.

Ara:
Dirumah. Kakak sendiri?

Mian:
Sama.

Beberapa menit menunggu, tidak ada lagi pesan dari Mian. Akhirnya Ara kembali meletakan ponselnya dan kembali menutup mata.

Baru sejenak gadis itu menutup mata, ponsel kembali berbunyi. Pesan dari irang yang sama.

Mian :
Ada acara?

Kanapa seniornya ini terlalu irit dalam berbicara? Apa dia tidak tau, Ara harus berpikir keras untuk mengartikan maksud dari pesannya itu?

Ara :
Maksudnya?

Mian :
Besok ada acara?

Sekarang Ara mengerti arah pembicaraan Mian sekarang. Tapi, kenapa tidak sedari tadi bilang begitu?

Ara :
Memangnya kenapa kalo nggak ada?

Dengan gusar Ara menunggu balasan dari Mian. Ara tak berharap lebih dari balasannya itu, tapi entah kenapa jantungnya berdetak kuat sekarang. Dan saru pesan masuk dari Mian.

Mian :
Besok malam Jam 7 , gue jemput.

Ara membelalak kan matanya, saat melihat isi pesan itu. Dan sekarang detak jantungnya seakan ingin copot dari tempatnya.

Story Of Mianara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang