🌙Part 23. Comeback

378 38 11
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA
TINGGALKAN VOTE & COMENT!!

Sempatkan jarinya untuk tekan vote ya & coment!!

Agar aku semangat & rajin updatenya

Selamat membaca🙆🙆











🌴🌴🌴

Tiga bulan sudah berlalu Ara bersekolah di SMA Gantara High School. Dan selama itu pula hubungannya dengan Mian berlangsung. Dirinya sudah dapat menerima Mian didalam hidupnya,bahkan sekarang hatinya sepenuhnya milik lelaki itu. Hubungan yang manis, bahkan melebihi manisnya martabak manis Mang Ujang didepan kompleknya.Hehehe...

Iya, itulah yang Ara rasakan saat dirinya bersama dengan Mian. Bagi gadis itu, Mian itu seperti es krim. Dingin tapi manis. Entahlah pokokya Ara sangat mencintai lelaki itu, walau kadang masih ada perkelahian kecil diantara mereka. Tapi, apalah arti sebuah hubungan tanpa adanya ujian.

Seperti saat ini, dirinya sedang berada didalam toilet, lantaran menahan pipis yang sedari tadi ditahan olehnya, yang mengakibatkan dirinya harus berlari cepat ke tempat ini. Namun saat dirinya akan keluar dari bilik toilet itu, tanpa sengaja ia melihat sekelompok siswi sedang berbicara atau lebih tepatnya bergosip ria sambil memoles kembali wajahnya di depan cermin.

Sebenarnya Ara tidak berniat untuk mendengar gosip murahan itu. Tapi, baru saja dirinya memegang gagang pintu toilet seketika ia mendengar namanya dan Mian ikut dalam pembicaraan siswi-siswi itu. Sontak saat itu juga Ara mengurungkan dirinya untuk keluar dari bilik toilet itu.

"Gimana ya nanti reaksi si Ara saat ngeliat meraka berdua?" tanya cewek 1

"Lagian, gue aja nggak yakin kalo Mian beneran suka sama cewek kayak Ara gitu." ucap cewek 2

"Gue setuju sama lo!" timpal cewek 3

"Gue yakin Mian nerima si adek kelas itu cuman karena kasihan, biar gak malu aja Ara nya." sambungnya

"Apalagi 'dia' sekarang udah balik lagi sekolah disini, pasti Mian pilih 'dia' lah."

"Lagian menangan Dinda kemana-nama. Liat aja tadi di kelas, langsung lengket banget." dan sepertinya siswi ini sekelas dengan pacarnya.

Deg....

Sementara Ara yang masih setia didalam bilik toilet itu, seketika jantungnya berdegup kencang saat mendengar nama itu terucap. Dengan menahan air mata yang telah menggenang di kedua matanya, Ara lantas keluar dari toilet itu tanpa memandang sekelompok siswi tadi. Meninggalkan siswi-siswi itu dengan tatapan kaget mereka.

🌴🌴🌴

Disinilah Ara sekarang. Di taman belakang sekolah yang sangat jarang dilewati oleh siapapun. Duduk di gasebo yang dekat dengan pohon besar, serta tatapan kosong ke depan dan pikirannya yang entah melayang kemana, yang jelas dirinya ingin sendiri sekarang.

Padahal Ara sudah sangat lupa nama itu,tentang siapa itu Dinda?ada hubungan apa Mian dengan perempuan itu? Apakah fakta yang nanti Ara tau akan menyakiti dirinya? Selama tiga bulan ini ia menganggap itu sudah lewat dan sekarang Mian itu miliknya. Tapi mengapa saat mendengar nama itu disebut, jantungnya merasa sesak seakan saat itu tidak ada oksigen sama sekali.

Ara harus yakin, kalau pacar dinginnya itu tidak mungkin seperti apa yang dibilang oleh siswi-siswi tadi. Ara harus berpikir positif dan jangan termakan omongan orang-orang tadi. Tapi tidak bisa!

Mendengar itu, membuat dirinya resah sekarang. Bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika Mian berpaling darinya? Dan bagaimana nasipnya nanti, jika Mian meninggalkannya? Apakah ia sanggup? Dan masih banyak lagi pertanyaan diotaknua sekarang. Kemungkinan-kemungkinan itu selalu berputar dipikirannya, seolah enggan menghilang dari kepalanya.

Sudah dua jam Ara berdiam diri di tempat ini, berusaha menjernihkan kembali pikirannya. Jika ia ikut pelajaran tadi, Ara yakin dirinya juga pasti akan dikeluarkan oleh Pak Ahmad yang memang sekarang mengajar di kelasnya dan terkenal sangat kejam itu. Maka dari itu, lebih baik ia membolos saja.

Drtt...drrtt...

Tiba-tiba saja ponselnya berdering dan tertangkap dimatanya nama sahabat-Ana- karibnya yang menelpon sekarang. Dengan tidak semangat Ara menjawab telpon itu.

"Hallo" ucap Ara denga nada lesu

"Lo dimana sih Ra? Kok gak balik-balik dari toilet? Cari emas ya lo disana?" pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Ana

"Ara di taman belakang sekolah sekarang, lagi gak mood makanya bolos." jawabnya malas, tapi memang benar Ara sekarang tidak mood untuk belajar.

"Gak mood lo bilng? Gak biasanya lo kayak gitu, lo kenapa?"

"Bentar lagi Ara balik ke kelas, Pak Ahmad udah keluarkan?" bukannya menjawab malah pertanyaan yang Ara ajukan.

"Bentar lagi Kak Mian kesana dia udah otw tadi, lo jangan kemana-mana!" seketika saja Ara melototkan matanya mendengar apa yang diucapkan Ana tadi. Dan sambungan telpon langsung terputus.

Astaga....kenapa Mian yang akan kesini? Sepertinya untuk saat ini Ara masih belum siap untuk bertemu dengan lelaki itu. Ara takut dirinya tidak bisa menahan emosinya nanti saat bertatapan langsung dengan Mian.

Baru saja Ara membalikkan badannya berniat untuk meninggalkan tempat ini dan berlari ceoat ke kelasnya, dirinya malah mendapatkan Mian yang sudah berjalan ke arahnya dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana abu-abu miliknya. Sangat keren & tampan!
Astaga ini bukan waktunya untuk memuji kesempurnaan salah satu ciptaan Allah itu.

🌴🌴🌴

Dan sekarang cowok itu sudah tepat didepan dirinya saat ini. Menatapnya lurus dengan wajah datarnya tanpa mengalihkan pandangan kearah lain. Sedangkan Ara, hanya diam membisu dengan kepala tidak berani terangkat untuk membalas tatapan itu.

"Kenapa bolos?" dingin dan datar itu yang dirasakan Ara sekarang.

"Ara....lagi gak mood untuk belajar." jawab Ara dengan masih menatap tanah dengan jari tangan yang sedari tadi ia mainkan.

Terdengar helaan napas dari cowok didepannya ini, dan salanjutnya kalimat pertanyaan yang sedari tadi tidak mau Ara dengar karena dirinya bingung akan menjawab apa.

"Kenapa?" dengan suara yang lebih lembut dan tangan yang terulur untuk menaikkan dagu Ara agar menatapnya.

Dan saat tatapan keduanya bersatu, Mian cukup terkejut saat melihat kedua mata itu memerah dan terdapat genangan air mata disana. ara memang sudah menahan dirinya agar tidak menagis didepan Mian, tapi entah kenapa mendengar suara lembut dan tidakkan itu dirinya tidak lagi dapat menahan.

Biarlah Mian melihatnya seperti ini sekarang, toh hanya ada mereka berdua disini. Hanya sebentar raut terkejutnya tiba dan kembali hilang tergantikan dengan wajah datarnya kembali. Dengan kedua tangan besarnya Mian menangkup wajah kecil Ara, dan mengusap pipi serta kedua mata gadis itu dengan lembut seakan memberi ketenangan dan takut gadisnya terluka.

See you next part🙋🙋

Haiii jangan lupa vote ya👌
Dan kalo bisa komennya yang berisi saran, kritik, atau ide. Jangan next terus. SIAPP.

Story Of Mianara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang