Part 18

2K 192 21
                                    

Rose baru saja membuka mata, tapi jari-jari lentiknya sudah bergerilya menyusuri kasur untuk mencari ponselnya.

Setelah ketemu gadis itu lantas menekan tombol home, berharap ada missed call tertera di layarnya.

Tapi Rose musti menelan rasa kecewa karena tidak ada apa-apa disana. Ia membuang napas lalu mengucek matanya pelan.

Jarinya menekan aplikasi kontak dan mulai mengetikkan nama Jimin, setelah ketemu ia langsung menekan tombol call.

Beberapa saat ia menunggu tapi.

Nomor yang anda tuju........

Customer service yang menjawab panggilannya, Rose mengerutkan dahi menatap layar ponselnya.

Setelah mematikan panggilan pertama ia bangun dari pembaringan dan duduk bersila di atas kasur, sekali lagi gadis Park mencoba menelepon Jimin.

Tapi sekali lagi customer service yang tersambung dengannya.

Beberapa kali gadis itu mengulang hal yang sama dan tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan tersambung dengan Jimin.

Hatinya mendadak diselimuti rasa kesal, setelah semalam ia tidak menepati janji untuk menelepon Rose sekarang ponselnya justru mati.

"Aarrgh, kau kemana Park Jimin, menyebalkan sekali" cicit Rose kesal.

Gadis itu melempar ponselnya ke kasur, lalu segera berlari ke kamar mandi. Hatinya jadi tidak tenang dan gelisah, ia mencurigai Jimin sekaligus mengkhawatirkannya.

Ia ingat Seulgi.

Ingat bahwa gadis itu adalah orang yang terakhir kali bersama Jimin, dan juga orang yang sangat mengenal Jimin, bisa jadi yang paling tahu kelebihan dan kelemahan Jimin bahkan melebihi dirinya.

Gadis itu bisa saja dengan mudah menggoyahkan hati Jimin kembali berbekal semua kenangan di masalalu mereka.

Rose tidak bodoh, ia juga perempuan. Dia tahu apa arti tatapan Seulgi pada Jimin selama ini. Perasaan gadis itu masih ada untuk pemuda yang kini berstatus kekasihnya.

Ia memang memiliki Jimin, tapi bukan berarti tidak akan dengan mudah kehilangannya. Rose merasa takut, jika dipikir memang belum terlalu lama mereka saling mengenal dan mengisi seperti ini.

Namun secara sadar Rose sudah menggantung harapan tinggi dan menaruh hampir seluruh perasaannya untuk Jimin.

Jadi tidak salah bukan kalau dia ingin memperjuangkan apa yang menjadi miliknya meski hanya untuk berjaga-jaga.


Rose menyelesaikan segala urusannya di kamar mandi sesingkat mungkin, ia benar-benar ingin segera menemui Jimin.

Dengan Hoodie kebangsaan dan polesan make up tipis seadanya ia pun bersiap.

Gadis itu menyambar ponsel yang tegeletak di kasur dan berjalan cepat menuju pintu.

Click

"Good morning princess"

Mata Rose membulat saat mendapati Jimin sudah tersenyum lebar di depan pintunya dan mengucapkan selamat pagi padanya.

Ia bingung, namun hatinya disusupi rasa lega. Melihat senyum cerah Jimin membuat hati Rose sedikit menghangat.

"Ohh kau sudah rapi, mau pergi?" tanya Jimin sambil memperhatikan Rose yang terlihat rapi dengan shoulder bagnya.

Bukannya menjawab Rose justru memanyunkan bibirnya kesal, matanya mendelik menatap Jimin yang terlihat kebingungan.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang