Part 2

5.2K 462 31
                                    

Gadis berhodie hitam celana Jeans hitam dan sebuah masker yang juga berwarna hitam tengah berdiri sedikit gelisah di bawah cahaya temaram lampu malam.

Samar-samar terdengar bunyi musik berdentum dari dalam bar. Ya disinilah Rose berdiri di samping sebuah bar tempat Jimin bekerja.

Sudah hampir 45 menit gadis itu berdiri disitu layaknya idiot. Kadang ia berjongkok lalu kembali berdiri, ketika merasa bosan lagi kemudian ia menghentak-hentakan kakinya di tanah.

Malam ini dengan sebuah paper bag yang berisi jaket dan topi Jimin , gadis itu nekat mencari tempat kerja pemuda itu.

Bertanya dari satu tempat ke tempat lain di daerah sini. Dia sendiri yakin Jimin memang bekerja di sekitar sini. Karena ia ingat betul malam sebelum ia bertemu Jimin Rose ada di sebuah bar di kawasan ini.

Mungkin dia tidak akan sesial ini jika saja saat itu ia tidak lupa meminta nomor Jimin dan menyimpannya.

Sebetulnya gadis itu berniat menyimpan dari ponsel ibunya. Tapi di luar dugaan sang ibu sudah menghapus semua history panggilannya. Yang akhirnya membuat Rose berakhir disini.

Tidak ada perasaan terpaksa atau berat untuk melakukan ini. Gadis itu justru merasa bersemangat manakala ia membayangkan bisa bertemu pria manis berhati mulia bernama Jimin itu.

Rose mengembangkan senyumnya ketika melihat pemuda yang ditunggunya berjalan mendekat ke arahnya.

"Kau sudah selesai bekerja?" Tanya Rose ketika Jimin sudah ada di depannya.

Jimin hanya mengangguk, pemuda itu sejujurnya memotong waktu kerjanya 2 jam. Seharusnya jam kerjanya baru berakhir pukul 1 dini hari.

Setelah diberitahu​ Hoseok kalau ada seorang gadis yang menunggunya Jimin jadi gelisah. Penasaran juga bercampur khawatir pada gadis yang malam-malam begini menunggu dirinya di luar. Apalagi lokasi tempat ini bukanlah tempat yang strategis yang untuk seorang gadis berkeluyuran sendirian.

"Mau makan mie pedas?" tawar Rose tiba-tiba

Jimin hanya menatap heran pada gadis itu namun setelah nya ia pun setuju.

"Kali ini aku yang traktir" ucap Rose terlihat gembira, hanya garis mata Rose saja yang mengekspresikannya. Karena​ gadis itu masih setia dengan masker di wajahnya.

Keduanya pun mulai berjalan pelan menuju tempat mie yang mereka inginkan.

"Kenapa kau datang malam-malam begini?" tanya Jimin

"Kalau aku datang siang memang bisa bertemu" Rose melirik pada Jimin untuk melihat ekspresi pemuda itu. Tanpa disangka Jimin ternyata juga tengah melirik dirinya.

Jimin tersenyum, matanya memebentuk garis. Seketika menimbulkan getaran aneh di dada Rose, senyum pemuda itu terlihat manis dimatanya.

"Masih jauh" Rose hanya ingin memecah suasana ㅡterutama suasana hatinya yang tiba-tiba sedikit kacau.

"Itu di sana, belok kiri" jawab Jimin sambil menunjuk ke tempat yang ia maksud.

Pemuda itu melirik gadis yang tengah berjalan di samping nya.

"Kau tidak takut gemuk, bukankah semua selebriti berdiet mati-matian?"

Rose terkikik mendengar pertanyaan Jimin.
"Tidak" Jawabnya enteng.

"Aku bisa berdiet lagi besok, sesekali menikmati hidup kan tidak masalah" lanjut Rose.

Jimin lagi-lagi tersenyum, merasa Rose cukup menyenangkan. Bukankah dia seorang selebriti, tapi di saat seperti ini ia terlihat seperti orang biasa. Rendah hati dan terlihat apa adanya.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang