Part 6

3.6K 346 7
                                    


Rose menuangkan teh ke cangkir ibunya, sementara sang ibu hanya mengamati tingkah putrinya dengan tatapan heran.

"Kau sudah tidak marah pada Eomma?" tanya ibu Rose sembari meraih cangkir teh dan menyesapnya sedikit.

Rose menggelengkan kepalanya "tidak"

Sebuah senyum merekah dari bibir ibu Rose saat mendengar jawaban dari putrinya. Ada semacam perasaan lega yang menyelimuti hati nya.

Beberapa saat kemudian makanan yang mereka pesan pun tiba. Rose mengambil beberapa makanan lalu ditaruh di piring ibunya. Ibu Rose kembali tersenyum.

"Eomma, apa eomma tidak ingin liburan?" Tanya Rose disela-sela makan.

Ibu Rose menghentikan aktivitas makannya kemudian menatap putrinya.
"Memangnya kenapa?"

"Tidak, kurasa eomma perlu liburan karena selama ini sudah bekerja keras" jawab Rose.

Ibu Rose tersenyum senang, "sebenarnya eomma ingin pergi ke beberapa tempat, tapi bukankah jadwal mu masih banyak?"

"Kalau begitu pergilah, eomma tidak usah mengkhawatirkan jadwalku."

"Tapi..."

"Eomma bisa pergi liburan dan jalan-jalan, lalu nikmati hidup eomma. Tidak perlu lagi capek-capek mengatur jadwalku, ikut repot kesana kemari"

"Maksudmu apa Rose?" Ibu Rose mendelik, arah bicara Rose sepertinya berubah.

"Aku ingin eomma berhenti jadi manager ku, dan nikmati lah hidup eomma"

"Tidak, eomma tidak bisa Rose eomma yang akan mengatur pekerjaan untukmu"

"Maaf eomma, tapi aku sudah merekrut orang lain"

"Mwo?" Mata ibu Rose membulat sempurna, bagaimana bisa putrinya tiba-tiba merekrut orang lain untuk menjadi menagernya tanpa bicara lebih dulu dengan dirinya.

"Iya, itu dia orangnya" Rose menunjuk seorang pemuda berpakaian rapi yang tengah berjalan mendekat ke meja mereka.

"Kenalkan eomma namanya Park Jimin, manager baruku"

Ibu Rose menatap tak percaya. Sedangkan Jimin terkejut. Ia baru saja datang namun disambut kalimat yang tak pernah terpikirkan olehnya.

Rose memang meminta Jimin datang dengan berpakaian rapi. Namun ia tak tahu untuk apa, Jimin hanya menyetujui tanpa bertanya apa-apa, karena semangat bertemu Rose sudah mengalahkan segalanya termasuk rasa penasaran.

"Bagaimana bisa kau melakukan ini tanpa bertanya dulu pada Eomma rose?" Ibu Rose tampak menahan napas.

"Maaf eomma, tapi ini sudah jadi keputusan ku"

Ibu Rose menatap tidak puas pada putrinya. Matanya kemudian tertuju pada lembaran kertas yang tiba-tiba disodorkan Rose.

Sebuah tiket liburan ke Maldives, matanya kembali membulat kemudian menatap tiket dan putrinya bergantian. Terbersit rasa kesal dan ingin marah, namun wanita paruh baya itu berusaha menahannya.

Ia merasa tidak pantas jika harus marah pada Rose sekarang, di tempat umum dan di depan orang asing yang sejak kedatangannya sudah tidak disukai ibu Rose.

"Baiklah eomma tahu kau marah nak, eomma turuti maumu, eomma ambil liburan ini. Tapi setelah eomma pulang kita bicara"

Ibu Rose meraih tiket di atas meja, kemudian bangun dari duduknya. Melirik pada Rose dan Jimin bergantian dengan amarah tertahan.

Sementara Jimin hanya mengangguk sopan, ia sendiri merasa canggung dan tak enak, meskipun tahu pasti bahwa ia tidak melakukan hal yang salah disini.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang