Part 29

1.7K 134 20
                                    

Awas Typo
//flashback//




Rose menuang wine ke gelasnya kemudian meminum cairan beralkohol dengan cukup bernafsu. Setelah menyelesaikan pekerjaan dengan Yoongi gadis itu memilih mampir ke sebuah club vip. Beruntungnya ia bertemu beberapa teman artis disana.

Mereka tidak akrab, tapi siapa perduli yang penting bisa minum bersama dengan gembira.

"Kupikir kau sungguh berkencan dengan Jaehyun" seorang aktris memulai obrolan dengan Rose.

Gadis itu menyesap winenya lantas tersenyum, "dia terlalu brengsek tidak cocok untukku" jawab Rose tanpa beban sedikitpun.

Ia merasa tak perlu takut bicara apa adanya jika lawan bicaranya sesama artis.

"memang, mungkin karena semua yang ia miliki. Tapi sejauh yang kutahu perempuan-perempuan yang pernah dikencaninya tak masalah meski dibrengseki jika itu oleh Jaehyun"

Rose menatap aktris cantik di sampingnya kemudian tersenyum. Tak ada sahutan karena gadis itu kembali meminum winenya.

Mungkin perempuan lain mau dibrengseki seorang Jung Jaehyun. Tapi dirinya tidak. Rose tak mau dibrengseki pria manapun meski dia sekeren Jaehyun. Apalagi oleh seorang Jimin.

Jimin...

Sial, nama itu terus berputar di otaknya. Meski apapun yang dia lakukan dan apapun yang dia bicarakan semua akan berakhir pada sosok Jimin.

Apa dia begitu hebat sampai Rose harus dibuat stress begini.

Rose menuang kembali wine ke dalam gelasnya. Emosinya tiba-tiba tersulut, tapi lebih terasa menyesakkan karena ia sama sekali tak bisa mengungkapkannya.

"Lebih baik kau pulang naik taksi dan tinggalkan mobilmu disini" Kim Sohee salah satu aktris yang tadi minum dengan Rose mengingatkan gadis itu.

Rose tersenyum, "aku masih bisa" katanya sambil melangkah gontai.

"Kau tidak ingin membuat Min Yoongi mengeluarkan banyak uang lagi bukan?" langkah Rose terhenti kemudian mendegus.

Bahkan ia tahu soal itu. Rumor memang menyebar cepat di kalangan para artis. Tapi semuanya aman, mereka seperti terikat sebuah perjanjian tak tertulis untuk saling menutupi skandal satu sama lain.

Meski agak sebal dengan fakta itu, tapi Rose bisa apa. Orang-orang tau tentang dirinya dan yang menimpanya. Cuma satu yang mereka tidak tahu tentang Rose adalah Park Jimin. Mereka tak tahu soal keberadaan pemuda itu di hati Rose.

Makanya tak ada satupun yang mengritiknya meski Jimin sudah menyakiti Rose seperti sekarang. Dan Rose jauh lebih benci fakta itu.



Rose melepas sepatunya dengan serampangan meski belum sepenuhnya keluar dari elevator. Kepalanya pening, ia hanya mengidamkan kasurnya saat ini.

Tapi gadis itu terhuyung kebelakang saat melihat Jimin berdiri di depan pintunya. Secara spontan Jimin meraih tangan Rose agar gadis itu tak jatuh. Tentu saja Rose menampik tangannya.

Rasa pening di kepalanya mendadak hilang, seperti melompat turun ke hatinya dan menciptakan rasa baru. Yaitu rasa sakit yang amat.

Meski begitu Rose mencoba menegakkan tubuhnya. Kemudian menatap Jimin penuh amarah.

"Rose.. " pemuda itu mencoba mendekat tapi Rose malah mundur. Ia tak berniat menatap Jimin atau air matanya akan jatuh.

Dia tak mau terlihat kacau di depan Jimin, meski sebenarnya ia sudah terlihat begitu.

"Minggir!" Rose mendorong Jimin kesamping, meski dengan tenaga yang dipakai Rose sangat minim tapi Jimin tetap menyingkir.

Ia hanya mencoba memberi ruang pada gadis itu.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang