Part 13

2.3K 216 7
                                    

Jimin baru saja keluar dari toko roti tempat Seulgi bekerja.

Namun tatapan matanya langsung tertuju pada sosok dengan pakaian serba hitam lengkap dengan masker dan topi yang tengah bersandar pada mobil yang terparkir di pinggir jalan.

Pemuda park berjalan cepat mendekati gadis itu.

"Rose, kenapa kau disini?"

Bukannya menjawab, Rose justru melenggang pergi kemudian masuk kedalam mobil. Namun dengan sigap Jimin mengikutinya masuk dan duduk di kursi penumpang.

"Apa yang kau lakukan disini"

"Mengikutimu" ucap Rose sambil melepas topi dan maskernya.

"Mengikutiku?" Jimin mengulang ucapan Rose dengan terkejut.

Tidak ada jawaban, Rose justru memacu kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi bahkan membuat Jimin merasa was was karenanya.

Rose memarkir kendaraannya di pinggir jalan perumahan. Ia sendiri tidak terlalu familiar dengan daerah ini tapi yang jelas jalanannya cukup sepi.

"Kau kenapa?"

"Benar kau mengikutiku?" Jimin melihat ketidak senangan dari sorot mata gadis di sebelahnya.

"Ya" ketus Rose

"Tapi kenapa?"

Rose menatap tajam seperti tidak suka dengan pertanyaan Jimin "kenapa, oppa tidak suka, huh?" tanyanya balik dengan nada berapi-api.

"Bukan itu tapi.. "

"Takut ketahuan?" Rose memotong ucapan Jimin dengan segera "matikan saja GPS mu kalau begitu" lanjutnya.

Mata Jimin membulat Rose sedang menatap tajam padanya dengan mata yang mengkilat, ia terlihat emosi. Bahkan Jimin bisa mendengar deru napasnya yang kasar.

"Kenapa kau berbohong?"
Rose merasakan dadanya bergemuruh, merasa sesak dan sakit. Ia benci perasaan ini karena sangat menyiksanya.

Jimin diam menatap mata gadisnya, rasa takut dan bersalah mulai menyergap batinnya. Jika benar Rose mengikutinya bisa dipastikan ia melihat semuanya. Dan sekarang gadis itu tengah kecewa berat padanya.

Pemikiran Jimin selama ini ternyata salah, awalnya ia pikir akan baik-baik saja dengan tidak mengatakan yang sebenarnya.

Jimin pikir bahwa ia bisa mengatasi ini dengan caranya. Ia hanya tidak ingin membuat Rose kecewa jika mengatakan kalau Seulgi adalah mantan kekasihnya.

"Maafkan aku" ucap Jimin lesu.

Mata Rose membulat dan semakin mengkilat, air mata sudah memenuhi kelopaknya. Tangannya meremas kuat long coat hitamnya menahan amarah yang siap meledak.

"Aku dan Seulgi memang bukan sebatas teman, tapi itu dulu, sekarang semuanya sudah berakhir diantara kami."

Rose mengatur napasnya sebisa mungkin kemudian berusaha menekan emosi yang hampir menguasainya. Dibandingkan dengan marah yang lebih Rose butuhkan saat ini adalah penjelasan dari Jimin.

Ia juga tidak ingin memperkeruh keadaan dengan memancing pertengkaran. Jika memang ada masalah akan lebih bijak kalau mereka mencari jalan ke luarnya.

"Sungguh itu sudah berakhir? kurasa itu belum benar-benar berakhir" kata Rose sambil mengingat kembali kejadian di taman tadi saat Seulgi memeluk Jimin.

Jimin menarik napas dalam "Sudah berakhir. Aku mengakhirinya" ucap Jimin terdengar mantap meski perasaannya sendiri tengah kacau.

"Aku juga sudah memilikimu sekarang" Jimin menatap dalam pada Rose, ia ingin meyakinkan gadisnya kalau memang hanya dia pemilik hati Jimin.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang