Part 24

2.5K 204 47
                                    

Beberapa hari sudah terlewati setelah makan malam menyebalkan yang tidak pernah Jimin harapkan itu. Dan beberapa hal coba Jimin rubah setelahnya. Seperti lebih fokus pada Rose, mencoba selalu berada di sisinya dan mengabaikan hal lain yang kurang penting termasuk Seulgi sekalipun.

Jimin sudah merenung, bahwa dia benar-benar harus mempertegas garis hubungan di antara dia Rose dan Seulgi. Ia tak ingin membuat Seulgi terus menaruh harapan ataupun mengecewakan Rose seperti yang sudah-sudah.

Ia tahu Seulgi membutuhkan seseorang untuk berada di sisinya terlebih di saat kondisinya sedang down seperti sekarang. Jimin pun tidak tega jika membiarkan gadis itu begitu saja karena bagaimana pun juga ia tahu kalau orang yang paling dipercaya gadis itu adalah dirinya.

Namun Jimin tidak akan lagi bersikap berlebihan, ia akan mulai membiasakan Seulgi tanpa dirinya. Membantu gadis itu kembali berdiri di kakinya sendiri dan mengembalikan senyum di wajahnya sebagai seorang teman.

Teman yang akan selalu ada untuk temannya.

Bagaimana pun juga Seulgi harus bisa menerima kenyataan kalau Jimin sudah memilih Rose sebagaimana Rose memilih pemuda itu.

Mungkin pada awalnya Jimin belum yakin pada perasaannya terhadap Rose itu seperti apa. Benarkah perasaan sayang atau kah hanya kagum karena gadis luar biasa sepertinya memilih seseorang seperti Jimin.

Tetapi setelah malam itu ketika melihat Rose bersama Jaehyun, Jimin menyadari sesuatu.

Ia tak suka melihat gadis itu bersama pemuda lain selain dirinya. Jimin tak mau melihat orang lain memperhatikan Rose. Itulah sebabnya Jimin akan berusaha tak membuat gadis itu kecewa.

Jimin dan Rose baru menginjakkan kaki di apartemen gadis itu. Membawa sekantung belanjaan untuk makan malam. Pemuda Park itu segera bergegas ke dapur menyiapkan segala sesuatunya. Sementara Rose sibuk melakukan hal lain karena Jimin tak mengijinkan dia untuk membantu.

Bukan apa-apa Jimin hanya ingin Rose beristirahat sambil menunggu masakannya siap.

Sekitar pukul 21.30 keduanya selesai makan malam. Kemudian mereka segera membersihkan diri masing-masing. Rasanya cukup lelah setelah menjalani aktivitas hari ini.

Rose baru saja merampungkan pembuatan MV untuk album terbarunya, yang artinya gadis itu bisa sedikit bersantai selagi menunggu proses editing dan team produksinya mengurusi hal lain.

Rose dan Jimin sudah bersiap tidur, jam menunjukkan angka 23.40. Rose berada di pelukan Jimin dan mulai memejamkan matanya.

Tak jauh berbeda Jimin yang di lingkupi rasa senang pun berusaha memejamkan mata. Baru sekitar lima menit keduanya memejamkan mata ponsel Jimin tiba-tiba bergetar.

Pemuda itu terkejut dan Rose yang mendegar juga ikut membuka mata. Jimin berusaha mengabaikannya dan justru mengeratkan pelukannya pada Rose.

"Biarkan saja" kata Jimin sementara Rose hanya diam, tidak mengiyakan ataupun membantah. Ia diam dalam pelukan hangat Jimin sambil memikirkan kira-kira siapa yang menelepon kekasihnya.

Panggilan pertama mati, namun tak berselang lama panggilan kedua masuk.

"Angkat teleponnya oppa mungkin penting" ucap Rose saat menyadari Jimin seperti akan mengabaikan panggilan itu untuk kedua kalinya.

Dengan agak malas Jimin bangun dari tidurnya lalu meraih ponsel diatas nakas dan memperhatikan nomor asing yang tertera di layarnya. Sepertinya dari telepon rumah.

Meski ragu Jimin akhirnya mengangkat telepon itu, "yoboseyo" sapa si pemuda Park.

Seseorang yang asing berbicara dari seberang telepon membuat Jimin menajamkan telinga, tubuhnya pun reflek menegak.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang