Part 3

4.2K 396 13
                                    

BLAM!

Pintu rumah kembali tertutup, Jimin dan Rose saling pandang dan menyalurkan kebingungan masing-masing melihat tingkah adik Jimin.

Ada apa dengannya, Apakah ada yang salah.

"Wae?" Tanya Rose polos

Jimin mengedikkan bahunya, ia juga tidak tahu kenapa adiknya bersikap aneh. Sepanjang hidup bersama adiknya dia tidak pernah begitu, kecuali saat adiknya itu tengah marah.

Marah, apakah dia marah?

Jimin kembali mengetuk pintu rumahnya, kali ini sambil menyerukan nama sang adik.

"Haneul-ah, buka pintunya ini oppa"

Setelah beberapa kali mengetuk, akhirnya pintu terbuka secara perlahan. Adik Jimin itu melongok keluar, dengan ragu-ragu ditatapnya sosok yang kini tengah berdiri di depan pintunya.

Bukan Jimin, melainkan sosok gadis yang ada disamping oppanya itu. Gadis 15 tahun mengamati sosok itu dari ujung rambut hingga ujung kakinya beberapa kali.

"Ro-rose eonni"

Rose tersenyum manis,

"Anyeong Haneul-ssi" sapanya sambil melambaikan tangan dan tidak lupa untuk mengulas senyum.

Haneul tergelak, rupanya itu benar-benar Rose. Mulutnya membulat sempurna dan bola matanya seperti akan loncat dari kelopaknya.

Kembali gadis itu menyembunyikan dirinya di balik pintu , sejak pertama melihat Rose tadi jantung Haneul berpacu luar biasa cepat. Rasanya sama seperti baru lari estafet.

Muka remaja itu terasa panas seiring dengan suhu tubuhnya yang naik. Ia tidak ingat mimpi apa semalam, hingga siang ini seseorang yang ia kagumi muncul di rumahnya.

Haneul tidak bisa menahan rasa senangnya, berkali-kali ia memastikan bahwa itu bukan mimpi, menepuk pipi chubby nya atau mencubit-cubit lengannya.

Terasa sakit, bukan mimpi.

Adik Jimin itu melompat-lompat seperti anak kanguru, hingga suara oppa nya kembali menginterupsinya.

"Haneul-ah...!"

Oops!

"Ya ,oppa"

Haneul membuka pintu kemudian mempersilahkan tamu istimewa nya masuk.

Jimin dan Rose memasuki rumah setelah terlebih dulu melepas sepasang sepatu mereka. Haneul dengan tidak sabaran menarik Jimin ke pojok ruang tamu.

"Kenapa sih?" Protes Jimin setelah hampir terjungkal karena ditarik adiknya.

"Oppa,oppa itu,, bukankah itu Rose park?" Bisik Haneul sambil melirik gadis yang masih berdiri di depan Pintu.

Jimin ikut melirik
"Ya" jawabnya singkat

"Jinjja?" Haneul memekik, lalu dengan segera menutup mulutnya dengan tangan, tidak ingin Rose mendengar nya.

"Jinjja oppa, tapi bagaimana bisa oppa dan dia....?"

"Ceritanya panjang, lebih baik kau suruh dia duduk, kasihan dia berdiri terus" kata Jimin sambil masuk ke dalam kamarnya.

Haneul mendekat pada Rose dengan hati-hati , gadis itu deg-degan dia tidak pernah berada dalam jarak sedekat ini dengan idolanya.

"D-duduk eonni" kata Haneul sambil menepuk-nepuk bantal yang ada di karpet, di ruang tamu ini tidak ada kursi, hanya ada meja pendek di tengah ruangan dengan bantal-bantal tipis di sekelilingnya.

A GOOD DAY [JIMIN x ROSE] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang