«*

6.2K 374 20
                                    

Dua minggu sudah kedekatan jungkook dan jimin terjalin. Mereka selalu pergi ke kantin bersama, dan mengantar jimin ketempat kerja. Mereka selalu bersama ketika ada kesempatan seperti layaknya seorang kekasih yang baru saja menjalin hubungan. Jimin selalu bisa tersenyum dan melupakan semua beban yang ada pada dirinya. Ia bahkan lupa jika suatu saat pamannya mengetahui kedekatannya dengan lelaki lain, tapi jimin tak peduli. Ia tetap berteman dengan jungkook, adik kelasnya.

Seperti saat ini misalnya, jungkook sudah berdiri bersandar pada motornya menunggu jimin keluar dari rumah. Meskipun tidak tepat berada didepan rumah jimin, tapi jungkook tetap menunggu. Sebenarnya jungkook ingin menunggu didepan rumah jimin atau masuk kedalam rumah tersebut, tapi yeoja pendek itu tak mengizinkannya, apalagi meneriakan namanya didepan rumah. Hal itu juga tidak diperbolehkan oleh jimin. Jadilah jungkook hanya diam menunggu keluarnya yeoja pendek yang sudah mencuri hatinya itu. Tak lama kemudian, orang yang ia tunggu akhirnya terlihat juga oleh penglihatannya. Jimin berjalan kearahnya dengan senyum yang tercetak diwajahnya.

"pagi jungkook" sapanya setelah sampai didepan jungkook.

"pagi noona" balasnya dengan senyum kelinci yang menggemaskan.

"apa kau menunggu lama?" tanya jimin.

"tidak juga.....lebih baik kita berangkat sekarang" ajak jungkook. Keduanyapun menaiki motor jungkook dan langsung melesat menuju sekolah. Tanpa mereka ketahui seseorang memandang kepergian keduanya didepan rumah dengan wajah yang sulit diartikan.

*

Sampai di sekolah, jungkook mengantar jimin ke kelasnya seperti biasa. Mereka tak merasa risih dengan siswa siswi yang memandang mereka aneh dan ada juga yang memandang mereka risih. Pasalnya mereka berjalan dengan bercanda gurau dan sesekali mereka tertawa bersama dan tak sengaja saling menyentuh sama lain. Ngomong-ngomong soal sentuhan, jimin tak keberatan jika jungkook menyentuhnya atau menggenggam tangannya karena ia merasa nyaman saat jungkook menyentuh dirinya. Bahkan jimin tak peduli dengan pandangan siswi yang menatapnya seperti ingin menerkamnya. Toh ia dan jungkook kan hanya berteman sebatas adik kelas dan kakak kelas itu saja tak lebih. Ia masih ingat kalau dirinya itu tak pantas untuk siapapun termasuk jungkook. Namja tampan yang memiliki senyum kelinci yanh menggemaskan.

"terimakasih sudah menjemputku dan mengantarku ke kelas" ucap jimin ketika mereka sudah sampai dikelas jimin.

"tak masalah, aku senang melakukan itu.." jawab jungkook "..baiklah aku pergi ke kelas dulu noona" tambah jungkook dan membiarkan jimin yang sudah masuk kedalam kelas, tapi langkah jungkook terhenti saat seseorang menghadang jalannya.

"sepertinya kau makin senang dekat dengan jimin...." ejeknya

"yah begitulah hyung" jawab jungkook tenang.

"kau tak menyukainya, kan?" tanya namja itu lagi.

"memangnya kenapa jika aku memyukainya, hyung?" balik tanya jungkook.

"jika kau menyukainya berarti kau mencari mati denganku" ancamnya.

"wow hyung, jangan bilang-"

"ya kau benar, aku menyukai jimin" potongnya.

"jika begitu! Mari kita bersaingin secara sehat, hyung.....aku tak masalah jika jimin noona menyukaiku atau taemin hyung" balas jungkook sambil meninggalkan taemin(namja yang menghadanganya). Taemin hanya memandang kepergian jungkook dengan tangan yang mengepal kuat. Kemudian ia kembali melanjutkan jalannya menuju kelasnya.

*

Pulang sekolah.
Setelah membereskan semua peralatan sekolahnya, taemin berjalan menuju bangku milik jimin.

"hai jim" sapanya.

"hai" balas jimin.

"apa kau ingin pulang bersamaku" tawarnya.

"maaf taemin oppa.....aku sudah berjanji akan pulang bersama jungkook"

"oh ya sudah tak apa"

"maafkan aku taemin oppa"

"NOONA....." teriak jungkook sambil berjalan menuju bangku jimin.

"maaf taemin...aku harus pergi..." kata jimin kepada taemin "...ayo jungkook" kemudian ia menarik tangan jungkook agar pergi dari kelasnya.

Bukan masalah jika jungkook ke kelasnya, jika itu hanya tinggal dirinya saja sih tak apa, tapi ini masih ada murid yang belum meninggalkan kelas, jadi suasananya masih ramai. Jimin malu dengan itu, pasalnya teman-teman sekelasnya itu mengetahui kedekatannya dengan taemin dan tidak ada yang tahu kalau jimin dekat dengan namja lain selain dia.

"kenapa kau menarikku?" tanya jungkook setelah mereka keluar dari kelas jimin.

"kenapa kau masuk ke kelasku?" bukannya menjawab jimin malah balik tanya.

"memangnya kenapa? tak boleh ya?"

"iish bukan begitu.."

"noona malu ya jika aku masuk ke kelas noona?"

"tidak juga"

"lalu kenapa?"

"aish! Sudahlah ayo kita pulang"
Jimin makin menarik tangan jungkook dan berjalan dengan cepat. Sampai diparkiran mereka mulai menaiki motor jungkook lagi dan mereka mulai meninggalkan sekolah.
Setelah berjalan 15menit mereka berdua sampai ditempat kerja jimin.

"terimakasih sudah mengantarku, kookie"

"tak masalah noona, nanti saat pulang hubungi aku ya"

"ok, akan aku hubungi nanti" Jungkook pergi meninggalkan jimin ditempat kerjanya.

Sampai di rumah, jungkook langsung berjalan menuju kamarnya dengan senyum yang terkembang diwajah tampannya. Sampai-sampai mengundang semua maid yang ada disana ikut tersenyum melihatnya. Tak terkecuali nyonya jeon yang menatap heran pada anak tampannya itu.

"kau kenapa jungkook?" tanya nyonya jeon menghentikan langkah jungkook yang akan menaiki tangga.

"aku sedang senang, eomma" jawabnya dengan menampilkan senyum kelincinya. Hal itu membuat nyonya jeon ikut tersenyum melihatnya.

"karena yeoja itu lagi?" tanyanya kemudian.

"ya begitulah"

"sekali-kali ajak dia kemari...eomma ingin melihatnya"

"ya nanti aku ajak dia kemari...eomma tenang saja"
Setelah mengucapkan itu, jungkook kembali berjalan menuju kamarnya. Ia langsung membaringkan tubuhnya dikasur dan memeluk guling dengan senyum yang masih menghiasi wajah tampannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 dan jungkook belum juga menampakkan batang hidungnya. Dengan setia jimin menunggu jungkook didepan tempatnya bekerja, sampai sebuah motor berhenti didepannya.

"maaf noona.."

"ya tak apa...ya sudah ayo kita pulang"

"baiklah..jangan lupa pegangan noona"
Kembali motor jungkok melaju memecah jalanan kota Seoul dimalam hari.

Sampai di rumah jimin, jungkook langsung berpamitan pada jimin. Setelah kepergian jungkook, jimin mulai memasuki rumahnya dan-







"wow sepertinya kau sedang senang jimin!"








"pa-pa-man"

Seketika tubuh jimin menegang dengan kalimat yang terlontar dari mulut pamannya.

"bukannya aku sudah bilang padamu jangan dekat dengan namja lain bukan!"

"i-i-tu..."

"kau ingin bilang apa hmzz" kata jungmyeon sambil menoel dagu jimin

"ma-maafkan aku paman dan ja-ja-ngan la-ku-kan hal i..eenghhmm"

Bungkam!
Mulut jimin dibungkam oleh bibir jungmyeon. Ia menggiring jimin menuju kamarnya. Sepertinya kali ini jimin tidak akan lolos dari cengkraman jungmyeon. Semoga lubangmu selamat jim!.




Tbc

(end)Nerd's sexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang