05

60 8 0
                                    

Dinda merasa stress sekarang, baginya berhadapan dengan rumus fisika adalah ancaman besar.

Dinda menggaruk-garuk kepalanya. Lama-kelamaan ia bisa bota karna otaknya terlalu  bekerja keras.

Tapi ia merasa pipinya menjadi dingin, ternyata ada minuman bersoda menempel dipipinya yang sengaja di tempelkan dipipinya oleh seseorang.

Dinda mendongak kan ia menemukan dimas, teman sekelasnya memasang wajah datar.

Dinda mengambil minuman itu dan dimas langsung duduk disebelahnya.

"Yang mana yang susah?" Ucap dimas to the poin"Hah?" beo dinda" Yang mana yang susah? nanti gua bantuin" ulang dimas.

Dinda hanya ber-oh ria "Jangan bantuin kerjain donk" dimas langsung menjitak kepala dinda membuat gadis itu meringgis.

"Jangan ngelunjak"Dinda mencebikan bibirnya lalu menunjukan nomor berapa saja yang menurutnya susah.

Dimas menganggukan kepalanya dan meraih pulpen serta kertas coretan" Dengerin gua jelasin materinya oke?" dinda hanya mengangguk patuh.

Lalu dimas mulai menjelaskan materi itu. Sesekali dinda akan bertanya jika ada hal yang tidak ia pahami.

Keduanya sibuk dengan kegiatan mereka. Dimas mengajar dan dinda menyimak dimas dengan baik.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Bella memainkan sedotan minumannya. Ia merasa bosan sendirian. Kegiatan ekskul Vokalnya sudah selesai dan sekarang ia sedang menunggu mila rapat osis dan dinda yang memperbaiki nilai ulangannya alias remedial.

Bella jadi teringat bima, biasanya lelaki itu selalu datang dengan wajah konyol dan mengganggu bella.

'Ngapain mikirin tuh monyet atu sih lo bel? bego tau kelasnya aja engga' batin bella. Yah memang dia belum tau bima ada dikelas berapa, karna bima tidak pernah memberitahunya dan bella enggan bertanya.

Dan bella rasa bima juga belum tahi dia di kelas berapa. Ia dan bima hanya mengenal secara tidak sengaja.

"Argh gua bete!!" teriak bella frustasi, untungnya kondisi kantin sepi hanya ada beberapa pedangan makanan yang eblum pulang dan murid yang sibuk dengan kegiatannya sehingga tingkah bella tidak begitu di gubris.

🍁🍁🍁🍁🍁

Dimas dan bima sekarang berada di rumah dimas. Bima kerumah dimas dengan alibi bosan di rumahnya.

Tapi dimas tahu apa yang membuat lelaki itu datang kerumahnya tengah malam begini. Hanya dimas tidak mau ikut campur karna itu bukan urusannya dan ia tidak berhak ikut campur.

"Tadi kenapa lo gak masuk sekolah?" Tanya dimas sambil meletakan coklat panas dimeja kecil lalu menyenderkan tubuhnya di sofa kamarnya.

Bima sedang asik bermain mobile legend. "Kenapa emangnya? kangen lo ya gua gamasuk sehari" canda bima, dimas hanya memutar bola matanya.

"Gw masih normal sorry "ucap dimas " emang siapa yang bilang lo gak normal?" balas bima.

Dimas hanya mendengus percuma berbicara sama bima, perkataan orang bisa ia putar balik hingga membuat orang itu kesal.

"Tadi siang gw liat cewek lo terak-terak gajelas dan jambak rambutnya sendiri dikantin" Bima tampak berpikir siapa yang dimaksud dimas, hingga ia menyadari orang itu adalah bella.

Bima tertawa terbahak-bahak" Bukan cewek gua oon"Ucap bima masih fokus pada mobil legend "terserah. Intinya gajelas,malah kantin sepi gua kan takutnya dia kerasukan kunti"  tawa bima semakin kencang mendengar penuturan dimas.

MAROON \LucasDoyeon\ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang