11

34 4 0
                                    

Bima sudah berada di halaman rumah bella. Ia tidak berniat mengetuk pintu rumah gadis itu, ia ingin memberi gadis itu sedikit kejutan.

Bima terlihat sangat lelah. Kantung matanya menghitam.dan bibirna sedikit pucat, tapi itu tidak mengurangi kadar ketampanannya.

Tak lama pintu terbuka dan keluar bella lengkap dengan seragamnya. Bella sedikit terkejut melihat kehadiran bima di rumahnya.

Ia lalu berjalan menghampiri bima yang setia duduk diatas motornya"Bima?"ucapnya sambil memandang bima.

"Iya?" jawab bima sambil menampilkan senyumannya.

Bella tanpa sadar tersenyum" lo kemana aja? gak masuk sekolah terus chat gua gak dibales" omel bella pada lelaki itu sambil memasang wajah sebalnya. Bima hanya terkekeh lalu mencubit pisebalnya sebentar.

"Mama lo mana? gua mau pamit bawa anak gadisnya" bella mengerucutkan bibirnya ketika bima mengalihkan pembicaraan.

"MAMA ADA BIMA!" Teriak bella dari luar. Bima terkekeh melihat tingkah bella dan tak lama mama dara keluar.

Wanita berumur 40 tahun yang masih terlihat muda itu sangat cantik dengan masih menggunakan apron.

"Bima kemana aja?" tanya mama dara setelah berada dihadapan bima dan bella.

"Ada urusan tante" jawab bima sambil menyalimi tangan mama dara.

Bima lalu mengisyaratkan agar bella naik ke jok motor belakangnya dan
Seperti biasa bella mendapat bantuan berupa uluran tangan bima dan bahu lebar lelaki itu sebagai tumpuan.

"Kita berangkat ya tan?" mama dara mengangguk. Bella dan bima kembali menyalimi tangan wanita itu sebagai tanda berpamitan "hati-hati" bima menagngguk mendengar ucapan wanita itu.

Setelah menyalakan mesin motornya bima melajukan motornya keluar pekarangan rumah bella menuju sekolah.

Mama dara yang melihat mereka mulai menjauh hanya tersenyum. Semoga bima tidak menyakiti bella karna mama dara tahu bahwa anak gadisnya itu memiliki perasaan pada lelaki berkulit tan itu.

Dan sepertinya bima juga memiliki hal yang sama, wajar karna mereka sering menghabiskan waktu bersama berdua akhir-akhir ini.

Hanya saja sepertinya kedua remaja itu belum menyadari dan mungkin belum mau mengakui perasaan masing-masing.

Apalagi bella, gadis itu pasti gengsi. Mama dara lalu berjalan masuk kembali kerumahnya sambil terus tersenyum.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dinda segera menghampiri bella dan bima ketika melihat mereka berdua datang bersama. Ia melangkahkan kaki kecil a.k.a pendeknya dnegan cepwt kearah dua orang jangkung itu.

"BB!" teriaknya, bella dan bina yang sudah hafal panggilan 'BB' untuk mereka pun memutar kepala mereka dan melihat dinda sedah berjalan dengan tempo yang tepat.

Bella dan bima saling menatap seakan berkata 'Gimana?' dan dibalas 'lanjut jalan aja'. Keduanya mengangguk dan kembali melanjutkan jalan mereka, hal itu membuat dinda kesal.

'Songong tea' omelnya dalam hati.

Ia lalu mempercepat jalannya a.k.a dia berlari. Setelah merasa tangnnya cukup untuk menjangkau bahu bella ia pun menepuk bahu gadis itu.

Bella lalu melihat kebelakang dan menemukan dinda "Kenapa?" tanyanya polos.

Bima yang merasa bella menghentikan jalannya juga ikut berhenti dan ia melihat dinda memasamg wajah kesal.

"Kenapa?" tanya lelaki itu. Dinda melihat dua orang itu dengan seksama dari atas ke bawah dan keatas lagi.

"Pengangan tangannya bisa dilepas dulu" sindir dinda. Sontak bella dan bima melihat kearah tangan mereka yang sedari tadi bergandenganngan dan langsung melepasnya.

MAROON \LucasDoyeon\ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang