Dimas memandang kosong kearah luat jendela. Ia merasa benar-benar tidak ada harapan lagi.
Bima yang sedang mengemudikan mobil disampingnya hanya memperhatikan dimas dalam diam.
Ia tidak tahu harus berbicara apa lagi pada sahabatnya ini. Dimas baru saja keluar dari rumah salit setelah beberapa hari dirawat.
Wajahnya masih tampak pucat tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya.
"Ekhem" bima berdehem pelan sembari melirik kearah dimas, lelaki itu tidak menghiraukan 'kode' dari bima.
"Dim" dimas tidak menyahuti panggilan itu "Dim" masih sama dan baru pada panggilan ketiga dimas mengalihkan fokusnya ke pada bima.
"Kenapa?" tanya lelaki itu. " Kita ke barbershop dulu ya?" dimas menyerngit " mau ngapain?" tanyanya polos.
" Belanja bulanan" jawab bima kesal karna pertanyaan bodoh dimas " Ya potong rambut, rambut lo lebih tepatnya " dimas lalu memperhatikan wajahnya, ralat rambutnya yang memang sudah lumayan panjang dari spion pengemudi.
Lalu lelaki itu kembali diam dan mengalihkan fokusnya lagi pada jalanan yang dilaluinya.
Bima hanya menghela nafas melihat kelakuan dimas yang tidak bersemangat.
Ia lebih baik melihat dimas yang memasang wajah dingin yang kadang terlihat 'angkuh' nya daripada dimas dengan wajah pucat dan pandangan kosongnya.
Dimas sudah seperti saudara baginya. Dan melihat kondisinya seperti ini membuat hati bima sakit dan tidam tega.
Seperti ia sedang melihat Sahabat sekaligus saudara baginya seperti ini, seperti mayat hidup.
🍁🍁🍁🍁
Bella,Dinda, dan Mila ssekaran sedang berkumpul bersama di rumah mila. Lebih tepatnya kamar gadis itu.
Mereka sekarang sedang menonton film twilight. Film favorite mereka bertiga.
Bukan filmnya yang jadi favorite mereka tapi pemeran edward cullen, robert pattinson yang mereka ingin lihat. Dasar remaja.
Mereka menonton sambil ditemani beberapa snack. Bella dan dinda tentu menginap di rumah mila, karna mereka merasa jarang menghabiskan waktu bersama lagi. Apalagi besok hari sabtu dan mereka libur.
"Gila gua gak pernah bosen list mukanya edward" ucap dinda yang masih fokus pada layar laptop.
"Sama! Ih gila masa depan gua ganteng banget yaallah" Ucap bella dan 'lebay'nya yang langsung dihadiahi lemparan bantal dari dinda dan mila.
"Masa depan lo bima tuh" ucap dinda, bella hanya mengerucutkan mulutnya.
"Tau! Gua bilangin ya?" tambah mila, bella? ia hanya menghela nafasnya " Gajelas" lalu kembali fokus menonton.
Hal itu sontak membuat mila dan dinda saling bertatapan bingung. Tapi namanya juga mila dan dinda. Mereka bila sudah asik akan satu hal, pasti akan fokus pada hal itu.
Jadi mereka memilih melanjutkan menonton filmnya. Mereka menonton dengan tidak karuan. Bella yang kadang berteriak histeris, dinda yang senyum-senyum entah apa yang ada dipikirannya, dan mila yang menonton sambil memakan snack-nya.
Inilah mereka yang asli, mereka itu 'bobrok'. Tapi namanya juga perempuan, pasti selalu jaga 'image' jadi ya sifat ini hanya orang-orang terdekat mereka yang tahu.
🍁🍁🍁🍁
Bella sedari tadi mengikuti langkah dinda berjalan menelusuri rak-rak berisi toko buku. Dinda memintanya menemaninya untuk membeli beberapa buku dan juga novel.
Bella yang biasanya juga semangat jika ke toko buku, apalagi mengenai novel sekarang menjadi malas melihat jejeran buku-buku itu.
Gadis itu sedari tadi hanya berjalan tanpa niat mengikuti dinda. Ia sesekali melirik kanan dan kiri.
Tapi tanpa sengaja matanya menangkap dua sosok yang ia kenali lewat jendela besar yang di toko buku ini.
Willy dan bima, kedua lelaki itu seperti tengah membicarakn sesuatu yang penting. Terbukti dari raut wajah keduanya yang tampak serius.Bima terlihat seperti sedang menahan emosinya, lelaki itu mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.
Sedangkan willy, lelaki itu hanya memasang wajah datarnya, tapi tidak menutupi kalau ia juga sedang menahan emosi.
Bella sontak bingung melihat interaksi keduanya, karna setahunya mereka tidak mengenal satu sama lain.
Gadis itu hanya terus memperhatikan kedua lelaki itu. Bella tidak dapat mendengar apa yang dibicarakn keduanya karna ia berada di dalam ruangan dan keduanya berada di sebrang jalan dari toko buku ini.
Bima dan willy masih berdebat. Hingga willy pergi begitu sajah dari bima, dan tepat saat willy ingin berbalik. Ia melihat bella di toko buku itu, willy tersenyum. Senyum yang tidak memiliki artian bagus. Lalu lelaki itu pergi begitu saja.
Sedangkan bima? ia menarik rambutnya kebelakang. Ia mencoba menenangkan dirinya.
Tanpa sengaja ia menengok kearah kanan dan melihat bella. Gadis itu tampak terkejut sama dengan bima.
Tapi entah kenapa bima langsung pergi entah kemana membuat bella semakin bingung.
Lelaki itu tidak memberikan senyum khasnya pada bella seperti biasa.
Bella merasa sedikit kecewa, ia lalu memilih mencari dinda karna ia kehilangan gadis itu akibat fokus pada perdebatan tidak jelas bima dan willy.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Maaf updet-nya telat 🙇. Maaf juga karna ceritanya pendek. Jangan lupa Vote, Comment, dan Follow akun ini 😆😉.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAROON \LucasDoyeon\ (Revisi)
Short StoryKehidupan SMA Bima dan Bella itu warnanya maroon.Cinta,Persahabatan,Jati diri dan Perpisahan mereka alami.Kejadian itu punya satu warna dimata mereka,Yaitu Maroon. Warning ⚠ Banyak terdapat typo jadi harap maklumi