12

35 4 0
                                    

Willy terus melampiaskan emosinya pada samsak tinjunya. Sudah setengah jam ia hanya memukul-mukul samsaknya guna melampiaskan emosinya.

Keringat bercucuran dari dahi, bukan hanya dahi tapi seluruh badannya sudah berkeringat.

"Akh" teriaknya setelah melayangkab pukulan terakhir pada samsaknya.

"Sialan lo bim!'' umpatnya.

Ia lalu berjalan mengambil handuknya dan mereningkan keringatnya dengan handuk itu.

Ia juga meminum air mineral yang ada dibotol, yang sudah disiapkan olehnya sebelumnya.

Bajunya sekarang benar-benar basah akan keringatnya.

Ia mendudukan dirinya di lantai. Menarik rambutnya kebelakang.

Kejadian tadi siang membuatnya benar-benar muak dengan bima.

Flasback

"Lo mau apa lagi?" pandangan bima seakan-akan ingin membunuh lelaki dihadapannya ini, willy.

"Lo gak ada niatan bales dendam le sahabat lo?" ucap willy sambil memasukan tangannya di kantung celana.

"Buat apaan? bukan dia penyebabnya" willy tersenyum mendengar jawaban bima.

"Dia penyebabnya. Dia bunuh windy dan secara gak langsung dia juga bunuh rena" willy sengaja menekankan kata terakhir guna memancing emosi bima.

"Rena mati bukan karna dimas!" rahang bima mengeras menandakan ia mulai tersulut emosi.

Willy merasa senang "Lo gak usah nyangkal bim. Rena mati karna dia stress saudaranya kembarnya mati. Dia overdosis karna kecelakaan itu. Kecelakaan itu! penyebabnya adalah SAHABAT lo dimas!" bima mengepalkan tangannya, willy semakin senang.

Tapi tiba-tiba bima membuang nafasnya dan melepas kepalan tangannya. Lelaki itu lalu tersenyum mengejek.

"Lo bilang begini karna lo pengen bales dendam kan sama gua atas kematian adek lo. Gabriel yang mati karna cintanya gua tolak dan dia bunuh diri lo mau gua dan dimas berantem dan lo bisa nyelakain gua dan dimas satu persatu. Lo yang marah atas kematian rena! Lo masih ga bisa nerima kenyataan kalo rena mati! dan juga kalo rena itu ga cinta sama lo! Dia nolak lo!" kali ini wilky yang mengeraskan rahangnya.

Ia tidak suka ada yang membahas kematian adiknya. Terlebih yang membicarakannya adalah penyebab kematian adiknya itu sendiri.

"Gua tau semua rahasia lo wil. Gua cuma nunggu waktu yang pas buat ngejatohin lo" setelah mengatakan itu bima berjalan meninggalkan willy sendirian di taman belakang.

Willy memandang punggung bima dengan mata yang sarat akan emosi.

Tak lama bima membalikan tubuhnya, lelaki itu tersenyum kearahnya. Senyum manis tapi wilky itu senyum penghinaan.

Lalu bima kembali berjalan meninggalkan willy.

'Awas lo' batin willy lalu ia juga berjalan meninggakan taman belakang.

Flasback end

Mengingat kejadia itu membuat willy semakin emosi. Ia lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan latihannya itu.

Ia butuh air dingin sekarang untuk menjernihkan pikirannya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dinda berjalan dengan malas memasuki ruangan kelasnya. Ia datang sangat pagi hari ini karna ayahnya tidak bisa mengantarnya dan membuatnya harus naik bus kesekolah.

MAROON \LucasDoyeon\ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang