17

29 3 0
                                    

Dimas, Bima, Bella, dan Dinda sedang duduk di satu meja. Suasana yang tercipta terasa canggung. Tidak ada yang memulai percakapan mereka hanya diam, melihay satu sama lain lalu mengalihkan pandangan.

Keempatnya menghela nafas berbarengan. Sudah 10 menit kondisi mereka hanya seperti ini, bahkan dinda yang biasanya bawel jadi pendiam.

"Arghh" erang dinda sontak bella, bima, dan dimas melihat kearahnya dengan tatapan bingung " Ini pada kenapa sih? Diem-dieman gini gaenak sumpah" Bella menghela nafasnya.

Bima tiba-tiba bangkit dari duduknya lalu pergi begitu saja tanpa berkata apapun.

Dimas melihat keanehan pada bima hanya geleng-geleng kepala "Dia kenapa sih?" tanya dinda pada dimas, dimas? hanya mengangkat bahunya tanda ia tidak tahu.

Pandangan dinda sekarang beralih pada bella, bella hanya menggeleng pertanda ia juga tidak tahu.

"Gw kekelas deh ya?" ucap bella "Lha ga makan?" bella hanya menggeleng menjawab dinda.

Ia lalu segera beranjak dari tempatnya untuk kembali kekelas.

Dinda dan dimas saling berpandangan dan merema sama-sama menjatuhkan kepalanya pada meja kantin.

"Capek hayati'' ucap dimas dan dinda berbarengan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Mila berjalan bersama willy. Mereka melihat bella yang seperti sedang kesal. Mila lalu memberi isyarat pada willy untuk menghampiri temannya.

"Bella!" panggil mila nyaring, willy bahkan harus nutup kuping.

"Mil! suara lo toa banget elah" gerutu willy. Mila sih gak peduli dia malah nyamperin bella yang diem di deket tangga kayaknya mau naek.

"Lo kenapa? " tanya mila to the point. Bella cuma ngegeleng " Gw duluan ya mil wil" bella langsung naik keatas setelah pemit pada keduanya.

"Tuh anak kenapa coba?" ucap mila heran, willy malah tersenyum " berantem kali sama cowoknya " mila bingung dengan kata-kata willy.

"Bima maksud lo?" willy cuma ngangguk "Yaudah naek yok, ntsr bel" willy langsung narik tangan mila buat keatas.

🍁🍁🍁🍁🍁

Dinda dan bella melambaikan tangannya pada mila dan willy.

Kedua sepupu itu pulang bersama dan meninggalkan bella dan dinda berdua di halte bus.

"Bel gw pengen nanya" ucap dibda tiba-tiba. Bella langsung melihat sahabatnya itu dan tersenyum. "Tanya aja kali" dinda membalas senyuman bella.

" Lo ada masalah apaan sih sama bima? udah beberapa hari ini kayaknya kalian ngejauh deh. Dimas juga gak tau kalo dia nanya bima" bella malah tersenyum makin lebar.

" Salah paham doank kok, mungkin " jawab bella tidak yakin.

"Ya selesain donk bel" ucap dinda agak memaksa. Bella menggeleng " bima belom mau nyelesain " dinda mendengus lalu mengusap bahu bella.

Ia tau bella pasti merasa sedikit kehilangan. Dinda juga tau kalau bella sudah terjatuh pada pesona bima dirgantara atau bima aryastya.

* back chapter 04, yang ayah bima mabok

Dinda masih bingung sebenarnya nama belakang bima itu siapa? karna beberapa hari lalu ada seorang perempuan yang menanyakan apa ada siswa bernama aryasatya kelas 12 dan memberikan foto bima.

Dinda tentu bingung. Setahunya bima kelas 12 hanya ada satu orang dan itu bima dirgantara yang dia kenal. Tapi perempuan itu bilang bahwa bima yang dia kenal itu bima aryasatya bukan bima dirgantara.

Sejak saat itu dinda jadi punya banyak pertanyaan buat bima. Tapi ia belum berani menanyakannya pada bima maupun dimas.

'Paling salah nama doank' batin dinda.

Sementara itu dilain tempat.

"Bim kenapa sih lo nyuekin ella terus? udah beberapa hari ini sikap lo aneh ke bella" ucap dimas melihat bima dengan pandangan penuh tanya.

" Gw gak jauhin atau nyuekin dia" elak bima membuat dimas tertawa hambar.

"Lo gak pernah bisa boong di depan gw bima aryasatya" bima menggerem, ia palinh benci jika seseorang memanggilnya dengan nama itu.

Nama  belakang pembererian ibunya, ia benci. Ia bahkan mengganti namanya menjadi 'Bima Dirgantara' nama belakang kakeknya untuk melupakan ibunya di memory otaknya yang berbekas.

" Gak usah nge-geram bim! Inget siapa yang beri nama lo itu orang yang udah buat lo lahir didunia. Lo udah kehilangan dia terus apa lo mau kehilangan perempuan yang berharga buat kesekian kalinya?" bima melihat dimas dengan pandangan bertanya.

" Gw tau lo udah jatuh ke pesonanya bella bim. Gw akuin bella emang punya pesona yang kuat. Bahkan lebih kuat dari mantan lo, lo gak sadar tapi gw tau kalo bella udah ngisi pikiran sama hati lo tanpa dia dan lo sadari" ucap dimas lalu pergi meninggalkan bima.

Bima mengebrak meja kafe tempat ia duduk. Untung pengunjung kafe sedang sepi jadi tidak begitu menarik perhatian.

Lalu ia menarik rambutnya kebelakang dengan tangan lalu menaruh kepalanya di meja.

"Lo bener dim" gumam bima yang setia dengan posisinya.

Ia memikirkan  tiga hal. Pertama, apa yang dikatakan dimas. Kedua, Ia memastikan dirinya apa sudah benar-benar jatuh pada pesona bella. dan ketiga, ia memikirkan ibunya.

Entah mengapa, tiba-tiba ia merasa merindukan perempuan yang sudah melahirkannya itu.

Ia rindu perempuan yang membesarkannya selama 5 tahun walau ia dibesarkan penuh dengan kepalsuan oleh perempuan itu.

Tapi ia merasa bersyukur karna masih bisa merasakan kasih sayang 'ibu' nya walau hanya sebuah kepalsuan.

Catatan penulis:

Ini udah mulai masuk konflik jadu konflik akan di bahas satu-satu. Dan pastinya beberapa orang misterius yang muncul di chapter sebelumnya juga pasti bakal di ungkap jadi tetep baca cerita ini ya 😆☺😊😇

MAROON \LucasDoyeon\ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang