Alice - Piknik

5.5K 500 37
                                    

.alice.

Jiyong menyetir, Lisa duduk di sebelahnya dan Alice duduk di kursi belakang Rolls Royce hitam mereka. Alunan lagu anak anak mengantar Alice ke dalam mimpinya. Jam 10 tidak terlalu pagi untuk pergi piknik, namun AC mobil membuat Alice tiba-tiba saja mengantuk.

"Hei sayang, kau tidur?" goda Jiyong sembari melihat Alice dari kaca spionnya.

"Anniyo! Alice tidak tidur, hanya berkedip," jawab gadis itu sembari berusaha membuka lebar lebar matanya.

"Haha arraseo, hanya berkedip..." balas Jiyong sementara Lisa hanya tersenyum dan terus mencari sesuatu di tasnya. "Apa yang kau cari?"

"Alice, tadi eomma menyuruhmu memasukan dompet eomma ke dalam tas, sudah Alice lakukan kan?" tanya Lisa, sembari menoleh pada Alice yang langsung tersadar dari kantuknya, pertanyaan Lisa langsung membuat kantuk gadis kecil itu pergi.

"Eh? Dompet ya? Memangnya tadi eomma menyuruh Alice? Alice tidak tau..." jawab gadis itu, jelas terlihat gugup karena ia lupa memasukan dompet Lisa namun tetap berusaha berpura pura lupa dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Hhh... kenapa kau menyuruh Alice melakukannya? Itu kan dompetmu," tegur Jiyong, menyalahkan Lisa yang menyuruh anak lima tahun yang tentu saja masih teledor. "Pakai punyaku," Jiyong mengeluarkan dompet mahalnya dari dalam saku jacketnya dan memberikannya pada Lisa.

"Oppa tidak mau ya kalau menyetir pulang dulu?" tanya Lisa, berusaha tidak kesal di hari liburan mereka.

"Tidak,"

"Arraseo... hehe aku pinjam ya? Tapi jangan menagihnya, tidak akan ku ganti," Lisa mengeluarkan semua uang tunai di dalam dompet Jiyong dan mengambil sebuah kartu paling berharga disana-black card.

"Apa yang mau kau beli di kebun binatang dengan kartuku? Bukankah hampir semua spesies sudah diadopsikan fansmu? Apa lagi yang mau kau jadikan atas namamu?"

"Memangnya masuk kebun binatangnya tidak perlu bayar?"

"Membayar tiketnya harus dengan black card?"

"Arraseo arraseo, black card oppa tidak ku pinjam," Lisa memasukan kembali uang tunai dan black card Jiyong, namun tidak mengembalikan dompet kulit itu pada pemiliknya. Lisa memasukan dompet itu kedalam tasnya dan Jiyong hanya mendengus. "Ku bawakan, oppa pasti akan menggendong Alice jadi tidak akan kuat membawa dompetnya juga,"

"Appa... eomma... guru Kim mau menikah, apa menikah mahal? Alice mendengar bu guru marah di ruang guru... lalu Leo bilang guru Kim marah karena uangnya habis untuk menikah, apa uang appa dan eomma tidak habis? Eomma dan appa sudah menikah kan?"

"Hm... menikah mahal sayang, appa saja masih harus membayarnya pada eommamu setiap bulan, seumur hidup."

"Heol... G Dragon mengeluh soal mahal, tidak malu pada jam tanganmu oppa?" bisik Lisa

"Seumur hidup? Berapa lama itu?"tanya Alice, tidak mendengar Lisa yang hanya di lirik Jiyong

"Sangat lama... Sampai Alice besar nanti," jawab Jiyong. "Kau mau jam tangannya? Bilang saja kalau mau. Jangan-"

"Sudah punya hehe aku baru saja gajian minggu lalu,"

"Dan sepertinya sudah habis?"

"Uang yang oppa berikan masih utuh! Sungguh! Iya kan Alice??"

"Eomma bilang jangan memberi tau appa kalau eomma membeli jam tangan seperti punya appa, eomma bilang akan membelikan Alice burger kalau Alice menjaga rahasia, tapi eomma belum membelikan Alice burger," oceh Alice membuat Lisa terpaksa memberi tatapan manjanya pada Jiyong yang sedang memarkir mobilnya.

ALICE [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang