***
"Alice, apa yang Alice tanam?" tanya Seunghyun sembari menghampiri Alice yang tengah menimbun bibit didalam potnya.
"Alice menanam tomat, eomma bilang tomat yang paling cepat berbuah... apa yang Seungie tanam?"
"Waaaa... Leo juga menanam tomat!" celetuk Leo, berlari menghampiri Alice dan Seunghyun sembari menunjukan potnya.
"Seungie menanam apa?" ulang Alice setelah melihat pot Leo yang sudah selesai di isi media dan bibit
"Aku menamam strawberry,"
"Strawberry?? Waaaa Alice suka strawberry!! Kalau sudah berbuah Alice minta ya??"
"Alice jangan minta milik Sengyun... milik Leo saja!"
"Punya Leo kan tomat," ucap Seunghyun sembari mengulurkan tangannya, mengajak Alice mengambil air untuk menyiram bibit yang baru mereka tanam. "Ayo ambil air Alice,"
"Alice sudah punya tomat sendiri... untuk apa meminta punya Leo... maaf ya Leo," ucap Alice sebelum berjalan mengekori Seunghyun. "Aaa!! Seungie jangan menarik Alice! Bu guru Alice tidak suka anak kecil!!" rengek Alice yang terpaksa harus berlari karena Seunghyun. Teriakan Alice menarik perhatian banyak anak, membuat anak perempuan lainnya iri dan membuat guru mereka datang untuk menghentikan acara lari Seunghyun dan Alice.
Sepulang sekolah, Alice, Leo dan Seunghyun duduk bersebelahan di atas bangku panjang, dengan memangku pot masing-masing. Menunggu jemputan mereka.
"Aaaa... Leo tidak mau pulang! Leo mau menemani Alice dulu!" rengek Leo pada Tiffany yang lebih dulu datang.
"Leo pulang saja... aku yang menemani Alice," ucap Seunghyun dengan tangan terulur untuk memegang tangan Alice
"Tidak mau... Leo mau menemani Alice,"
"Leo pulang saja... eommanya Leo kan sudah datang," ucap Alice yang kembali menarik tangannya dari tangan Seunghyun, gadis kecil yang terlihat lebih dewasa dari teman-temannya, gadis kecil yang terlihat lebih mandiri dari teman-temannya. "Eomma Alice akan datang terlambat hari ini,"
"Seungie!" seru Chanyeol yang kebetulan datang untuk menjemput putranya. "Eoh? Noona, annyeong,"
"Ah annyeong... wah... jadi Seunghyun itu anakmu? Pantas saja rasanya familiar," ucap Tiffany pada mantan adik seagensinya.
"Appa... appa... Lisa imo terlambat datang, kita antar Alice pulang ya??" pinta Seunghyun sembari menyodorkan potnya pada Chanyeol
"Tidak, nanti eomma mencari Alice, Alice menunggu eomma saja..." ucap Alice sembari menggelengkan kepalanya, sementara Seunghyun terlihat kecewa, Leo justru mulai senang karena ibunya masih mengobrol dengan Chanyeol.
"Yasudah, appa tunggu Lisa imo datang ya??" pinta Seunghyun yang sedikit kecewa karena tidak bisa mengantar Alice
Tapi tidak lama setelah Tiffany dan Chanyeol mengobrol, Taehee—manager Jiyong datang.
"Kenapa samchon yang datang? Mana eomma?" tanya Alice sambil cemberut
"Eommanya Alice jatuh di agensi, tidak bisa menyetir, sekarang sedang bersama Appa, jadi samchon yang datang, sudah bisa pulang sekarang?"
"Eomma jatuh? Alice mau bertemu eomma!!"
"Kalau begitu permisi dulu," pamit Taehee sembari mengandeng dan membawakan pot Alice. Beberapa detik setelah kepergian Alice, Leo dan Seunghyun justru merengek minta pulang, keduanya sama sekali tidak akur karena merebutkan waktu Alice.
Siang itu Lisa terkilir ketika sedang mengganggu Jiyong. Seharusnya gadis itu pemotretan untuk Nonagon, namun karena pemotretan di batalkan, Lisa justru menemui Jiyong di agensi. Gadis itu bermain dengan skateboard yang dipajang di studio Jiyong lalu jatuh dan terkilir.
"Hhh... siapa yang bermain skateboard di ruangan sempit begini? Tsk... kau sudah punya satu anak kenapa masih kekanakan begini sih?" omel Jiyong sebelum menyuruh Taehee menjemput putrinya.
"Oppa... jangan memarahiku... jadi orang dewasa melelahkan, jadi ibu juga melelahkan tahu, kenapa oppa harus memarahiku juga sih?" protes Lisa, membiarkan Jiyong mengobati kakinya
"Kau memarahi Alice kalau dia tidak berhati-hati dan jatuh, tapi kau sendiri juga tidak berhati-hati," oceh Jiyong tanpa menatap Lisa yang tengah tersenyum melihat gerakan Jiyong.
"Hehe, aku rindu omelan oppa yang begini, rasanya sudah sangat lama oppa tidak mengkhawatirkanku seperti ini... oppa hanya mengkhawatirkan Alice"
"Kau cemburu pada putrimu sendiri huh??"
"Iyaaaaa... kan bukan hanya Alice yang ingin oppa manja," rajuk Lisa, membuat Jiyong terkekeh kemudian mendekatkan tubuhnya pada Lisa yang berbaring di sofa, hampir menindih istrinya itu.
"Sedang ingin dimanja heum?" tanya Jiyong sambil menunjukan senyum miringnya.
Lisa mengerucutkan bibirnya, memegangi bahu Jiyong kemudian mengangguk.
"Akhir akhir ini oppa selalu pulang terlambat dan setiap pagi hanya bermain dengan Alice,"
"Aigoo... Lisa mau bermain juga?" goda Jiyong sembari mengecup singkat bibir Lisa. Memberi beberapa kecupan ringan bertubi-tubi
"Mau... padahal Alice sudah berani tidur dikamarnya sendiri,"
"Haha biasanya menolak, kenapa sekarang tiba tiba merengek begini??"
"Habisnya oppa sulit ditemui, padahal serumah, oppa sibuk sekali sih... sudah pulang telat, masih bekerja di studio, kalau pagi bermain dengan Alice lalu tidur lagi, apa aku harus membuat janji untuk bermain denganmu??"
"Jangan menggoda oppa sekarang, ini di agensi dan sebentar lagi Taehee hyung datang,"
"Waeyo?? Taehee oppa sudah pernah memergoki kita..." dengan wajah menggemaskannya, Lisa menggoda Jiyong, mengalungkan tangannya di leher Jiyong dan membuat banyak perdebatan batin di kepala Jiyong.
"Sungguhan atau hanya menggodaku huh? Oppa tidak mau berhenti di tengah tengah,"
"Kalau begitu kunci pintunya?" ucap Lisa sembari memainkan kancing kemeja Jiyong. Jiyong memberinya sebuah ciuman, dan Lisa membalasnya. Baru saja Jiyong menyudahi ciumannya dan akan bangun untuk mengunci pintu, pintu studionya sudah lebih dulu dibuka.
"Eomma!!" suara nyaring Alice menutupi erangan kesal Jiyong dan kekehan Lisa.
"Halo sayang... bagaimana menanamnya tadi??" tanya Lisa yang segera duduk di sofa dan memeluk Alice, melirik Jiyong dan Taehee yang menaruh barang-barang Alice diatas meja. "Gomawo oppa... kau datang di waktu yang tepat kkkk~"
"Hhh... kau harusnya melihat lihat keadaan hyung," protes Jiyong
"Kau tidak mengatakan apapun tadi, harusnya bilang kalau mau curi curi kesempatan, lagi pula Lisa menyuruhku untuk cepat cepat menjemput Alice tadi,"
"Ya! Kau mengerjaiku huh??" protes Jiyong sembari duduk di kursi berodanya, kemudian menjitak pelan dahi Lisa.
"Appa!! Eomma sedang sakit!" omel Alice sembari memukul dahi Jiyong dengan kepalan tangan kecilnya
"Hei hei jangan memukul appa," tegur Lisa sembari menarik Alice untuk duduk dipangkuannya dan memeluk gadis kecil itu. "Jadi bagaimana menamamnya? Sudah menanam tomat cerinya tadi??" ulang Lisa sementara Taehee terkekeh melihat wajah sebal Jiyong.
"Alice menanam tanaman yang sama dengan Leo tadi, iya kan?" tanya Taehee, hanya untuk memancing Alice agar bercerita dan berhenti beradu tatap dengan Jiyong.
"Ne... tadi Leo bilang dia menanam tomat juga, Seungie menanam strawberry lalu Alice bilang mau meminta strawberrynya kalau sudah berbuah nanti, tapi Leo juga bilang akan memberikan Alice miliknya kalau sudah berbuah nanti. Kenapa Alice diberi tomat sama Leo? Padahal Alice sudah punya tomat sendiri, Leo seperti anak kecil, Alice tidak suka main sama Leo, di jahili Seungie saja Leo menangis, payah-" Alice terus mengoceh menceritakan teman teman sekolahnya sementara Lisa yang berpura pura mendengarkan hanya melirik Jiyong dengan wajah jahilnya.
***
Wah ini sudah part ketiga puluh... ga ada yang mau ngasi saran adegan atau moment gitu? Jangan minta ade tapi ya hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
Hayran KurguCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.