»«
Alice langsung berlarian begitu tiba ditempat parkir apartement mereka dan turun dari mobil, meninggalkan Jiyong yang masih menurunkan koper mereka dan Lisa yang masih sibuk dengan handphonenya.
"Ya! Jaga Alice! Apa sih yang ada di handphonemu?! Taruh handphonemu!" omel Jiyong karena sudah selama perjalanan Lisa terus sibuk mengetik di handphonenya dengan wajah seriusnya.
"Jungkook-"
"Taruh handphonemu dan susul Alice atau keluarkan barang barang ini!" sela Jiyong dengan sedikit membentak
"Aku yang mengeluarkannya, sana susul Alice!" balas Lisa tidak mau kalah. Pria itu mendengus, menjatuhkan tas jinjing yang berisi pakaian kotor dari tangannya dan berlalu meninggalkan Lisa untuk menyusul Alice yang sudah berdiri didepan pintu kaca yang memisahkan tempat parkir dan lorong apartement.
Lisa menarik sebuah koper besar yang berisi pakaian mereka bertiga, dengan sebuah tas jinjing yang di sampirkan ke koper itu, kemudian sebelah tangannya yang bebas membawa tas jinjing lainnya yang berisi lauk dari ibu Jiyong. Kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan teman-temannya yang sedang bermasalah, ditambah Jiyong yang juga ikut marah.
"Eomma~ Alice ingin peach..." ucap gadis kecil itu sembari berlari menghampiri Lisa yang baru saja menaruh koper mereka disebelah sofa
"Dimana appa sayang?" tanya Lisa sembari berlalu kedapur, menaruh satu tas lauk diatas meja dan mengambilkan peach yang diinginkan putrinya
"Di kamar mandi... eomma, kenapa kamarnya berubah? Ranjang appa tidak ada dikamar, apa appa akan pindah?" tanya gadis kecil yang terus mengekori ibunya.
"Anniyo sayang, appa tidak akan pergi kemana-mana, appa libur sampai minggu depan," ucapnya sembari mengupas buah peach yang di inginkan Alice
"Appa bilang rumah kita di perbaiki, tapi tidak ada yang berbeda, apa rumah kita kemarin rusak?"
"Iya, rumah kita kemarin rusak, bisakah Alice menunggu sambil menonton tv saja? Eomma akan mengantarkan peachnya,"
"Ne..." ucap gadis kecil itu sembari melangkah ke keruang tengah untuk menyalakan TV.
Lisa mengupas buah peachnya dengan buru-buru, memotong buah itu sembarangan, berusaha melakukannya dengan cepat karena handphone disaku hotpansnya terus bergetar.
"Eomma-" panggil Alice yang kembali ke dapur untuk meminta sesuatu yang lain
"Oh shit!" maki Lisa tanpa menyadari kehadiran Alice di belakangnya karena pisau yang dipegangnya melukai jemarinya. Lisa mengambil tissue di meja makan, menahan darah yang keluar dari jarinya dan memberikan sepiring buah peach pada Alice
"Alice, katakan pada appa kalau eomma harus bekerja, eomma akan pulang sebelum makan malam, oke? Alice jadi anak yang baik dulu bersama appa ya?" ucap Lisa sembari menatap mata gadis kecilnya yang merasa sedikit takut— karena ibu terbaiknya tiba tiba terluka dan membentaknya— kurang lebih begitu yang Alice pikirkan.
Tidak lama setelah Lisa pergi, Jiyong keluar dari kamarnya, sedikit terburu buru karena mendengar Alice berteriak memanggil ibunya. Jiyong langsung menghampiri Alice begitu melihat Alice yang berdiri didekat pintu utama sembari terisak dengan sepiring peach ditangannya.
"Astaga, ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" tanya Jiyong yang langsung berlutut didepan putrinya dan menepuk bahu putrinya
"Eomma..." isak gadis kecil itu
"Kenapa dengan eomma? Mana eomma?"
"Eomma pergi... katanya- katanya- katanya eomma harus bekerja... hiks,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
FanficCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.