***
Lisa baru saja keluar dari kamarnya, menghampiri Jiyong yang tengah bermain dengan Alice diruang tengah rumah mewah mereka.
"Oppa, sutradara Cho menawariku- anniyo, menawari Alice untuk jadi tokoh utama dalam sebuah film-"
"Anniyo, Alice tidak akan memerankan karakter apapun," sela Jiyong sembari memeluk putrinya yang duduk dengan sangat tengang dipangkuannya, Alice tengah menonton sebuah kartun bersama ayah tersayangnya.
"Anniyo, Alice akan memerankan karakternya sendiri, sutradara Cho bilang naskahnya tentang seorang anak yang punya kekuatan super-"
"Anniyo, Alice tidak akan mengambil peran seperti itu,"
"Sutradara Cho bilang banyak pasangan idol yang ingin anaknya menjadi tokoh dalam film, film ini pasti laris, banyak anak anak dari pasangan idol yang jadi sukses karena peran seperti ini dan bukankah bagus kalau Alice bisa jadi idol anak-anak?"
"Aku tidak tau bagaimana pendapat orang lain tapi aku tidak ingin Alice bekerja sekarang. Syuting return of superman saja Alice sudah kelelahan, bagaimana kalau dia harus syuting film seperti itu? Menghafal naskah? Ayolah, jangan mau di bodohi sutradara Cho, bukan film itu yang akan membuat Alice terkenal, tapi Alice yang akan membuat filmnya terkenal,"
"Begitukah?"
"Hm... putriku yang cantik ini sudah punya banyak fans, iya kan sayang?" tanya Jiyong sembari mengecup singkat pipi putrinya yang hanya mengerang karena konsentrasinya menonton terganggu.
"Tapi sekolah Alice tidak murah, kalau dia bisa bermain di lokasi syuting dan menghasilkan-"
"Aku yang akan mencari uang, ayolah jangan mencari-cari alasan, apa yang sebenarnya kau inginkan sayang?"
"Anniyo, aku hanya- ku pikir syuting itu tidak berat untuk Alice, Alice cukup pintar dan dia sangat berbakat. Teman-temannya di sekolah banyak yang menjadi model, bahkan ada seorang anak laki-laki yang jadi tokoh utama dalam sebuah film layar lebar-"
"Film apa? Apa filmnya masuk box office? Apa filmnya benar benar bagus? Kau sudah menontonnya?"
"Untuk apa menontonnya? Mendengar judulnya saja baru kemarin saat pertemuan orangtua siswa,"
"Aahh... kau kesal karena mendengar para ajhumma sombong yang datang kepertemuan kemarin? Para ajhumma yang mengganggakan iklan anak anak mereka? Lalu film? Kau saja tidak tau film itu, bagaimana bisa filmnya disebut film bagus dan bisa dibanggakan?" tanya Jiyong sembari mengusap pipi Lisa dengan punggung tangannya. Tersenyum melihat istrinya yang sedang kesal. "Haha coba kau tanya semua orang yang kau temui dijalan, apa ada yang tidak mengenal Alice? Putrimu yang paling cantik ini? Aku yakin semua orang sudah mengenalnya tanpa ia harus muncul di iklan atau film. Kenapa Alice tidak muncul di iklan atau film atau mungkin drama? Karena dia hanya seorang anak kecil, bukan anak yang tiba-tiba jadi idol anak-anak hanya karena kedua orangtuanya adalah idol, Alice tidak berkewajiban untuk hidup produktif di dunia hiburan,"
"Arraseo, aku tidak akan memaksa lagi,"
"Aku lebih suka melihat putriku mendapat nilai A di kelas dan menjadi murid terbaik dikelas dibanding melihatnya di papan iklan atau di slot iklan di TV," ucap Jiyong menghentikan gerakan Lisa yang akan kembali ke kamar utama. "Walaupun apapun yang di pakai Alice selalu habis terjual, kau ingat sweater PMO untuk anak-anak yang kemarin ku pakaikan pada Alice? Sekarang sweater itu habis terjual,"
"Jinjja??" tanya Lisa yang akhirnya kembali duduk bersama dengan Jiyong dan Alice diruang tengah
"Hm... manager Park yang mengurus cabang Hongdae baru saja memberitauku tadi pagi, kalau mereka sudah kehabisan stock sweater yang dipakai Alice kemarin,"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
FanfictionCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.