🖤
Untuk beberapa hari kedepan apartement Jiyong di renovasi, dan karena tidak ingin anak serta istrinya terkena debu dan mungkin banyak bahaya lainnya, Jiyong membawa kedua perempuannya itu untuk menginap diruamh orangtuanya. Sekaligus mengobati kerinduan orangtuanya atas cucu kecil mereka.
"Alice, mana appamu sayang?" tanya nyonya Kwon saat melihat Alice keluar dari kamar masa kecil Jiyong. Gadis kecil itu menarik bantal little ponynya menuju ruang tengah dilantai 1.
"Dikamar, appa bilang appa lelah jadi appa mau tidur," jawab polos gadis itu sambil terus menarik bantal yang hampir sama besar dengan tubuhnya itu
"Astaga bocah itu. Bagaimana kalau anaknya jatuh," gerutu nyonya Kwon sembari menghampiri Alice "sini sayang biar helmoni bantu,"
"Anniyo... Alice bisa sendiri, appa bilang dorong saja pinkie pienya di tangga, nanti pinkie pie bisa turun sendiri," ucap gadis kecil itu sembari menyingkirkan tangan neneknya dari bonekanya "appa bilang pinkie pie sudah besar jadi dia bisa turun tangga sendiri,"
"Lalu Alice bisa turun tangga sendiri?" tanya nyonya Kwon sembari mengamati gadis yang berdiri didepan tangga
"Bisa... appa bilang kalau Alice pelan pelan sambil berpegangan Alice tidak akan jatuh," ucapnya sembari mendorong bonekanya ditangga. Membuat boneka itu menggelinding menuruni anak tangga.
"Lihat helmoni! Pinkie pie bisa turun sendiri!" seru gadis kecil itu, terlihat sangat bahagia karena bonekanya menggelinding menuruni tangga.
"Wahh... iya, dia turun sendiri, lalu bagaimana Alice akan turun sekarang?"
"Begini," ucap Alice sembari menunjukan cara turun tangga yang diajarkan ayahnya semalam. Gadis itu duduk dianak tangga paling atas dan dengan perlahan-lahan ia merangkak turun "seperti turun dari sofa, pelan-pelan," ucapnya sambil terus berusaha turun dari tangga. Nyonya Kwon mendesah kesal karena bukannya menjaga anaknya, Jiyong justru mengajarkan hal-hal yang menurutnya aneh pada Alice. Setelah hampir 20 menit Lisa berusaha turun dari susunan anak tangga itu akhirnya gadis itu berhasil sampai di lantai satu. Gadis itu menarik kembali bantalnya keruang tengah dengan mulut yang terus mengoceh.
"Helmoni, apa Alice boleh minta anggur? Appa bilang helmoni punya banyak anggur, eomma belum pulang... tapi Alice ingin anggur," pinta gadis kecil itu pada wanita paruh baya yang berdiri disebelahnya
"Eommamu sedang bekerja, sebentar lagi mungkin pulang, ayo kita cari anggur di dapur, tapi bantalmu tidak boleh ke dapur,"
"Kenapa pinkie pie tidak boleh kedapur? Apa pinkie pie tidak boleh makan anggur?"
"Bukan sayang, pinkie pie bisa kotor kalau di bawa ke dapur, biarkan pinkie pie menunggu disini dan Alice ikut nenek ke dapur, bagaimana?"
"Ah arraseo, eomma akan marah kalau pinkie pie kotor lagi hehe..." ucap gadis kecil itu sembari meninggalkan bonekanya diatas karpet, meraih tangan neneknya dan mengikutinya kedapur.
"Helmoni, apa haraboji masih bekerja? Kenapa Alice belum bertemu haraboji hari ini?"
"Bukankah tadi pagi Alice makan bersama haraboji?? Haraboji sedang pergi berbelanja, sebentar lagi dia pulang,"
"Kenapa Haraboji tidak mengajak Alice berbelanja? Alice juga ingin berbelanja... anggur!!" seru gadis itu begitu melihat neneknya memegang semangkuk anggur berwarna ungu dan beranjak mencucinya
"Alice ingin berbelanja atau ingin anggur??"
"Alice ingin berbelanja dan membeli anggur, tapi appa tidak mau mengantar Alice dan eomma pergi bekerja, kemarin appa berjanji akan mengajak Alice membeli anggur tapi appa berbohong," ucap gadis kecil itu mengadukan perbuatan ayahnya sembari meraih mangkuk plastik yang diberikan neneknya

KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
FanfictionCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.