«»«»
"Appa, kemana kita akan pergi?" tanya Alice begitu Jiyong selesai memasangkan seat belt pada putri kecilnya itu. "Kenapa eomma tidak ikut?"
"Eomma harus mengerjakan beberapa pekerjaan sayang, ayo kita ke mall berdua,"
"Apa eomma marah? Waeyo? Karena appa akan pergi naik pesawat?" tanya Alice, namun Jiyong tidak bisa memberi jawaban apapun. Alice sudah cukup besar untuk bisa membedakan ekspresi marah kedua orangtuanya, membohongi gadis kecil itu hanya akan memperburuk keadaan, namun Jiyong pun merasa tidak benar jika harus memberitau putrinya mengenai masalah orang dewasa.
"Eomma hanya marah karena appa tidak memberitaunya sejak kemarin,"
"Kenapa appa tidak memberitau eomma sejak kemarin?"
"Appa lupa,"
"Appa sudah minta maaf pada eomma? Ayo minta maaf pada eomma dan ajak eomma bermain juga..."
"Alice tidak marah karena appa akan pergi naik pesawat?"
"Appa bilang hanya akan kesana sebentar,"
"Alice tidak marah kalau appa hanya pergi sebentar?"
"Ne, appa boleh pergi kalau hanya sebentar, ayo pulang dan minta maaf pada eomma,"
"Alice mau bermain dengan Seunghyun dan Yoojin? Appa akan mengantar Alice ke rumah Hyunsuk samchon, Alice bisa bermain disana sebentar dan appa akan minta maaf pada eomma, ya?"
"Alice tidak boleh ikut minta maaf pada eomma?"
"Appa tidak bisa minta maaf pada eomma kalau Alice melihat, appa malu?"
Jiyong memutar balik mobilnya begitu berhasil membujuk Alice untuk bermain dirimah Yang Hyunsuk.
Gossip bukan hal baru dalam hidup Lisa dan Jiyong. Sebelum menikah, mereka sudah dijejali banyak gossip yang jauh lebih parah dibanding hanya ketahuan bertemu di bar hotel. Namun setelah Alice cukup pintar untuk mengartikan ucapan orang dewasa, Lisa kembali was was dengan semua gossip yang menerpa mereka. Bulan lalu, Alice menangis dan marah berhari-hari karena gossip tentang Jiyong yang ketahuan bicara dengan mantan pacarnya di bar hotel membuat banyak anak-anak memberi tau Alice kalau ayahnya sedang mencari seorang ibu baru. Masalah itu memang sudah selesai, dan Alice sudah melupakannya, namun Lisa tetap saja takut putrinya akan terluka seperti bulan lalu. Dan tidak perlu munafik, wanita mana yang tidak kesal melihat foto suaminya tengah mengobrol dan tertawa di bar hotel dengan mantan pacarnya? Bahkan walaupun Lisa tau itu hanya kebetulan, dan lebih mempercayai Jiyong dibanding semua berita miring yang muncul di TV, Lisa tetap saja kesal.
"Kau tidur?" tanya Jiyong begitu ia duduk di tepi ranjang, mengelus rambut Lisa yang berbaring memunggunginya.
"Aku sudah menyuruh oppa pergi,"
"Aku menitipkan Alice dirumah Hyunsuk hyung,"
"Aku akan menjemputnya," balas Lisa sembari beranjak bangun dari tidurnya, hendak meninggalkan Jiyong, namun pria itu menahannya. Jiyong menarik Lisa agar tetap duduk dan menatapnya.
"Lihat aku," pinta Jiyong namun Lisa menolak, tetap mengalihkan tatapannya dari pria yang duduk disebelahnya. "Lihat aku, hm?" bujuknya sekali lagi.
"Katakan saja,"
"Aku tidak mau membuatmu sedih atau khawatir," ucap Jiyong sembari menggenggam tangan Lisa, mengusap punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Alice bilang aku boleh pergi sebentar, aku berjanji akan pulang begitu urusanku dengan sutradaranya selesai, aku juga berjanji tidak akan menemui siapapun selain sutradara itu. Taehee hyung dan beberapa staff juga akan ikut, kau bisa mempercayai mereka kalau tidak ingin mempercayaiku. Tapi kalau itu masih membuatmu tidak setuju aku pergi, aku tidak akan pergi kemanapun besok,"
"Pergilah, ini bukan gossip pertamamu oppa," jawab Lisa sembari menarik tangannya dari genggaman Jiyong, hendak bangun dan meninggalkan kamar utama itu.
"Arraseo, aku tidak akan pergi, akan ku batalkan pertemuannya," ucap Jiyong sembari kembali menarik Lisa agar tetap duduk bersamanya, didalam ruangan yang terasa semakin sesak untuk Lisa. "Akan ku batalkan, jangan marah dan menghindariku lagi, ini liburanku, kita seharusnya bersenang senang,"
"Pergi saja sana... pergi saja, ke Tokyo atau kutub utara aku tidak peduli, entah itu 1 malam atau bahkan selamanya terserah padamu oppa,"
"Kau benar benar ingin aku pergi?? Ada apa denganmu? Aku sudah bilang akan membatalkannya,"
Lisa menarik tangannya dari tangan Jiyong, meraih tas jinjingnya dan mengeluarkan dua lembar foto dari dalam tasnya. Foto Jiyong dengan Kiko di bandara tiga hari yang lalu. Lisa mendapat foto itu dari salah satu orang tua siswa di sekolah putrinya, seorang reporter berita nasional yang tidak sengaja mengambil foto Jiyong yang bicara dengan Kiko di balik pintu masuk bandara.
"Ini benar tiga hari yang lalu?" tanya Lisa sembari memberikan foto itu pada Jiyong. "Oppa cuti dua hari ini karena merasa bersalah padaku dan Alice? Untung saja karena yang mengambil foto itu bukan reporter acara gossip,"
"Siapa yang memberimu ini? Aku tidak sengaja bertemu dengannya dibandara, kami benar benar tidak sengaja bertemu dibandara,"
"Ah... begitu? lalu kenapa oppa ke bandara hari itu? Oppa berjanji tidak akan pergi kemanapun satu bulan ini, oppa juga tidak ada jadwal syuting di bandara,"
"Aku ke bandara untuk membeli tiket-"
"Sejak kapan oppa membeli tiket sendiri? Apa Taehee oppa sangat sibuk sampai oppa harus pergi sendiri ke bandara? Atau oppa sudah terlalu tua sampai lupa caranya membeli tiket online? Oppa sedang tidak sibuk sampai bisa menyetir ke Incheon hanya untuk membeli tiket? Woah... kalau oppa punya banyak waktu luang seperti itu seharusnya oppa memakainya untuk menemani Alice bermain,"
Jiyong menghela nafasnya, mengangkat kepalanya untuk menatap Lisa yang terlihat sangat marah di hadapannya. Gadis itu terlihat sangat marah karena sudah berusah menahan dirinya selama tiga hari terakhir, terlihat sangat marah setelah berusaha mengabaikan foto itu selama tiga hari terakhir. Lisa sengaja berusaha mengabaikan foto itu karena memikirkan Alice namun Jiyong yang justru ingin pergi ke Tokyo, membuat wanita itu tidak sanggup lagi menahan dirinya.
"Baiklah, aku mengakuinya. Aku memang datang kebandara karena dia menelponku dan memintaku menjemputnya disana, tapi aku hanya datang untuk menjemputnya lalu mengantarnya ke pengingapan dan setelah itu aku tidak menemuinya lagi, aku berani bersumpah kalau aku-"
"Arraseo, cukup, tidak perlu bersumpah, aku akan mempercayainya," sela Lisa yang semakin kecewa karena Jiyong hanya berusaha membela dirinya sendiri, semakin kecewa karena Jiyong tidak segera meminta maafnya dan hanya bersikeras tidak melakukan kesalahan apapun.
"Lice, ku mohon... percayalah, aku tidak menemuinya karena aku ingin, aku hanya kasihan karena dia-"
"Arraseo, oppa ingin aku percaya? Baiklah, aku mempercayaimu, aku benar benar mempercayaimu. Aku percaya oppa hanya datang menjemputnya di bandara karena oppa kasihan padanya, aku percaya, jadi kita sudahi saja obrolan menyebalkan ini, oke?" pinta Lisa yang kemudian berjalan meninggalkan Jiyong sendirian. Meninggalkan Jiyong yang masih merasa Lisa tidak mempercayainya. Masih merasa Lisa marah padanya.
"Aku akan menginap dirumah temanku, kirimi aku pesan kalau Alice mencariku, aku akan pulang sebelum besok pagi jadi oppa bisa pergi ke Tokyo di penerbangan pagi, besok," jelas Lisa sembari meraih mantel, handphone dan kunci mobilnya.
"Kemana kau akan pergi? Kita belum selesai bicara. Jangan membuatku marah Lisa," tahan Jiyong sekali lagi. Namun Lisa yang sudah lebih dulu marah hanya mengabaikannya dan pergi dari apartement mereka. Meninggalkan Jiyong yang berteriak memanggilnya.
«»«»

KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
FanfictionCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.