***
"Oppa, hari ini oppa libur kan?" tanya Lisa pada Jiyong yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan rutinitas manusiawinya.
"Hm, waeyo? Mengantar Alice ke sekolah?"
"Sudah ku antar, sudah jam berapa ini? Ckck..." protes Lisa sembari melirik jam dengan jarum pendek diangka 10. "Aku mau berbelanja dengan Jisoo dan Jennie eonni, oppa jemput Alice ya? Jam 11 nanti,"
"Arraseo... jam berapa kau pulang? Bagaimana dengan makan siang Alice?"
"Belikan apa saja yang Alice mau, sejak kemarin Alice ingin makan pizza, sudah kusiapkan di kulkas, oppa hanya perlu menghangatkannya di microwave,"
"Arraseo... belikan aku sepatu ya, akan ku kirim gambarnya nanti,"
"Baiklah. Kalau begitu tolong ya? Bye oppa..."
Seperti permintaan Lisa, Jiyong menjemput Alice, menyiapkan makan siang untuk gadis kecil itu.
"Appa akan bekerja di studio dulu ya? Alice menonton dan makan pizzanya saja, jangan berisik," suruh Jiyong sembari menghidangkan 3 potong pizza di hadapan Alice.
"Alice tidak suka paprika," ucap gadis kecil itu sembari menunjuk beberapa potong paprika diatas pizzanya.
"Kalau begitu jangan dimakan paprikanya," suruh Jiyong, tanpa mendengar keluhan Alice selanjutnya. Alice mengerucutkan bibirnya melihat Jiyong yang sepertinya sedikit sibuk karena panggilan di handphonenya kemudian langsung melangkah masuk kedalan studio kerjanya.
"Tidak mau makan... ada paprikanya!" teriak Alice, berharap Jiyong akan mendengarnya namun sia-sia, ayahnya itu tidak mendengarnya.
Jiyong sedang terburu-buru karena harus cepat mengirim pekerjaannya via email tidak sempat memperhatikan Alice yang kesal karena ada paprika diatas pizzanya. Jiyong juga tidak sadar kalau Lisa selalu menyingkirkan semua paprika yang ada diatas pizza Alice. Alice yang kesal berjalan ke arah lemari es, mencari camilan disana tapi tidak menemukan makanan yang di inginkannya.
"Appa kupaskan apelnya..." pinta Alice sembari menyodorkan sebuah apel pada Jiyong.
"Appa sibuk sayang sebentar ya,"
"Appa Alice lapar,"
"Sebentar sayang... appa sedang bekerja,"
Alice menunggu, sampai apel yang baru diambilnya dari lemari es tidak lagi dingin.
"Appa..."
"Sebentar sayang, atau makan saja dengan kulitnya, di cuci dulu ya? Rasanya tetap enak,"
Alice tidak tahan lagi, ia sudah lelah menunggu Jiyong dan sudah terlalu lapar, merengek pada Jiyong pun tidak membuat pria itu segera menyelesaikan pekerjaan pentingnya. Dengan langkah kesal, Alice berjalan kedapur, mengambil selembar kertas yang di tempel di pintu lemari es dengan hiasan magnet dan menekan angka angka di kertas itu pada telpon rumah di sebelah lemari es.
"Eomma... eomma dimana? Alice lapar..."
"Eomma sedang pergi sayang, ada apa? Appa dimana?"
"Kapan pulang? Alice lapar..."
"Dirumah ada appa kan?"
"Tidak ada bedanya ada appa atau tidak... appa tidak mau menolong Alice... eomma... cepat pulang... Alice mau pindah rumah saja,"
"Mwo? Apa yang kau bicarakan sayang? Mana appa? Biar eomma yang bicara pada appa,"
"Tidak tau... cepat pulang eomma... atau Alice pindah rumah saja!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE [Repost]
FanficCUMA REPOST UNTUK HADIAH TAHUN BARU 💜💜 jilice's daughter Bentuk ceritanya kaya Shinchan, Doraemon dsb, mirip oneshoot tapi ga berubah tokoh, tiap partnya ga urut waktu, tapi berhubungan.