5

40 3 0
                                    


Hari - hariku berlalu dengan indah, seiring waktu berjalan aku semakin mengerti Vidi. Vidi yang ternyata berhati lembut. Ya, dia Vidi yang mencintai aku apa adanya, tanpa syarat. Dan dengan berjalannya waktu juga aku tumbuh menjadi cewek yang lebih dewasa, lebih bisa mengurus diri. Menjadi Sadira yang berbeda. Aku yang selalu ingin mendapatkan nilai terbaik dalam setiap mata kuliah. Terbukti untuk mata kuliah yang bisa dibilang horor, aku mampu mendapat nilai sempurna. Tak pernah terbayangkan bahwa aku bisa menjadi mahasiswa yang populer. Aku merupakan salah satu mahasiswa yang mendapatkan nilai A bersama dua orang lainnya. Bisa dibayangkan aku menjadi salah satu dari 3 orang terbaik mengalahkankah teman seangkatan yang berjumlah lebih dari 300 orang.

Aku merasa harus menjadi cewek yang layak untuk jadi pacarnya Vidi. Aku ingin Vidi merasa nyaman dan nyambung berbicara denganku. Aku butuh pengetahuan yang lebih luas saat bicara dengannya. Aku harus menjadi cewek satu - satunya yang menguasai hati Vidi. Aku harus tetap menjadi " cewek kurang ajarnya " Vidi.

Sore itu, sekitar jam empat Vidi meneleponku. Katanya dia mau pulang ke Cianjur untuk beberapa hari. " Jangan kangen ya Sadira." Pesannya sambil tertawa.
" Gak akan kangen. percaya deh sama Dira." Kataku sambil tersenyum
" gue titip Sadira ke Allah aja ya.!"
" pake ada acara titip segala. "
" ya harus dong, Vidi kan jauh." Jawabnya " Lagian kalau titip ke manusia gue gak percaya
" Kalau titip ke Jaung ? "
" Deuh apalagi dia, gue makin gak tenang. Mending gue ajak Dira ke Cianjur."
" Gak usah di titip.Dira bisa jaga diri kok. Vidi gak usah melankolis gitu ah."
" Gue bukan melankolis Dir, gue gak mau ninggalin lu. Cianjur - Bandung itu jauh lho." Katanya " kalau pas lu kangen pengen ketemu kan gue susah datangnya. Butuh waktu, keburu tumpah dijalan kangennya."
" Tumpah emang bakso? Emang Vidi mau berapa tahun di Cianjur?"
" 3 hari aja sih. Tapi Ini lebih dari semangkok bakso Dir. Ini masalah hati yang gak ada ukuran pastinya."
" nah mulai deh...mau bahas teori fisika ya ."
" ha ha ha iya perasaan sayang gue yang tak terhingga. Gak ada rumus fisika atau matematika buat kasus yang beginimah."
" Oh iya Vid. Besok anak - anak mau jalan ke Kebun Binatang. "
" Mau apa kesana ? nengok sepupu ya ?"
" Habis UTS biar rileks katanya. Si Jaung juga ikutan kok ."
" emmmm Dira." Vidi sejenak terdiam
" Ya Vid."
" Bisa gak kalau si Jaung gak usah ikut aja. ?"
" Gimana caranya? Dia kan udah bilang mau ikutan juga." Kataku
" Siapa aja yang pergi ? Sebut nama ."
" Monik, Yeni, Aji, Genta, Jaung, Monik, Imas, Aku paling segitu." Kata aku " Si Imas yang punya ide, dia katanya suka sama si Jaung."
" Oh gitu. Bagus banget Dir. Pokoknya lu harus dukung si Imas biar jadian sama Jaung." Suara Vidi terdengar bersemangat " Pokoknya kita jadi tim sukses mereka ya Dir. "
" Kita jadi comblang mereka? "
" Iya. Pokoknya kita fasilitasi mereka berdua sampe jadian ."
" Gak mau ah. Mereka kan udah gede. Dira cukup sekali aja besok memfasilitasi. Selanjutnya biar mereka yang berjuang."
" Ya udah deh, terserah. Gue cabut dulu ya. Dah Sadira. Be miss You."
" belum apa - apa udah kangen."
" Iya gue aneh, jadi cemen gini."
" Gak apa - apa Vidi. Dira suka kok dikangenin Vidi. Be miss you too."
" Dah Dira."
" Dah vidi."

***

Hari itu selesai UTS seperti biasa kami berkumpul di warung ceu Entin, Jaung sudah menunggu duluan sambil makan Mie rebus. Dari kampus kami berjalan kaki menuju Kebun Binatang, aku berjalan bersama Monik dan yang lainnya. Sementara Imas dan Jaung mereka berjalan di belakang kami. Sengaja aku berjalan lebih dulu memberi kesempatan buat Imas dan Jaung berduaan. Sesampainya di pintu masuk aku menunggu Imas dan Jaung, karena sesuai pembicaraan sebelumnya Imas yang bayarin tiket masuk kami semua. Tugas aku dan teman - teman hanya sebagai tim sukses Imas aja. Aku baru tahu kalau Imas suka sama Jaung dari Yeni beberapa hari yang lalu. Dan aku yang kebagian ngajak Jaung, karena dia pikir aku sahabatan baik sama Jaung.
Imas bertanya, apakah Jaung suka dia atau tidak?. Aku masih bingung karena belum pernah ngobrol masalah cewek sama Jaung. Jadi ide jalan ke Kebun Binatang ini aku kira ide yang sangat bagus. Aku bersikap seolah tak tahu apa - apa, biar selebihnya itu menjadi urusan mereka.

SADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang