Tidak terasa sebulan bolak -balik Bandung untuk tes di berapa kampus swasta, akhirnya aku berhasil masuk ke Universitas yang ada di jalan Taman Sari Bandung. Walau dengan jurusan yang tidak begitu pas dengan keinginan tapi ini lebih baik daripada harus menganggur. Sekitar awal Agustus 1998 aku mulai pindah ke Bandung dan untuk sementara aku tinggal di rumah sepupuku namanya mas Yuki di daerah Riung Bandung, dia seorang arsitek lulusan ITENAS dan waktu itu bekerja di perusahaan konsultan di daerah Pahlawan. Mas Yuki bisa dibilang orang yang menginspirasi aku untuk menjadi seorang arsitek karena dari pihak ayah saudara inilah yang dibilang dekat, Cuma bedanya kalo mas Yuki orangnya lebih rajin mungkin waktu sekolah dulu dia juga sering masuk rangking 3 besar dikelasnya.
Hari pertama kegiatan aku sebagai mahasiswa sudah dimulai. Hari ini jadwalnya adalah pembukaan OSPEK ( Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ) universitas yang diadakan di Gor Saparua, acara diawali dengan kuliah umum dari pihak rektorat dilanjutkan dengan perkenalan beberapa unit kegiatan mahasiswa yang ada di lingkungan kampus. Dari sekian penampilan hari itu, hanya dua penampilan saja yang menarik bagiku. Pertama penampilan LISMA (lingkung seni mahasiswa) sesuai namanya ini adalah tempat mahasiswa menyalurkan hasrat "berkesenian"nya, mereka menampilkan beberapa tarian dan kabaret. Yang kedua adalah penampilan dari MENWA ( resimen mahasiswa), penampilan mereka dibuka oleh seorang anggota yang turun dari atap gedung menggunakan tali mirip film action Hollywood. Mereka menggunakan seragam khas militer berwarna hijau dengan dilengkapi beberapa atribut yang metempel di baju dan baret. Mereka memperagakan beberapa gerakan bela diri, ada yang solo dan ada juga yang berduel seperti sedang berantem sungguhan. Tapi aku sangat menyayangkan kalau ternyata penampilan mereka harus ditutup dengan memotong seekor ular kobra di tengah podium dan meminum darahnya.
Hari ke dua dan ketiga aku mendapat tempat di kampus Jl. Lengkong Besar, mahasiswa di campur dari setiap fakultas dan jurusan kemudian dibagi menjadi beberapa kelas. Selama dua hari ini kegiatan sepenuhnya di lakukan di dalam kelas dengan materi tentang P4 ( Pedoman, Penghayatan dan pengamalan Pancasila), ketika itu seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan aku mendapat teman sekelompok Jaung,Dewi,Dias dan Aris. Jaung anak jurusan manajemen, Dewi anak Teknik Pangan, Dias HI(hubungan internasional dan Aris (teknik Mesin). Jadi diantara teman sekelompok hanya aku dan Jaung saja yang kampusnya sama di Taman sari. Kebetulan sekali ternyata si Jaung ini tinggalnya di Riung Bandung juga rumahnya 3 blok sebelum rumah sepupuku jadi selama dua hari ini aku pulang bareng Jaung.
Hari berikutnya OSPEK dilaksanakan berdasarkan jurusan masing - masing. Hari ini tugasnya sudah mulai aneh dan bikin bingung, ada beberapa tugas yang harus dikerjakan kelompok dan ada juga tugas pribadi. Sekitar jam 7 malam baru selesai mengerjakan tugas di kosan salah satu teman di daerah Taman sari, aku pulang menggunakan angkot sesuai petunjuk teman. Dari Purnawarman aku naik angkot Dago-caringin turun di Gasibu begitu katanya, lalu sambung lagi naik angkot Riung Bandung -dago. Sudah hampir 1 jam aku berdiri di pinggir jalan tapi belum ada angkot yang lewat, aku berjalan menyeberangi jalan suci menuju ke Jalan Sentot Ali Basa waktu itu Gasibu masih sepi dan gelap. Udara terasa dingin, bekas air hujan masih terlihat mengkilat diatas permukaan aspal yang memantul terkena cahaya lampu jalan. Sampai di jalan Diponegoro aku berdiri di bawah cahaya lampu jalan yang berwarna kekuningan, sengaja aku berdiri disana karena di sabrang jalan ada pos satpam penjaga gedung sate jadi aku pikir ini tempat yang cukup aman.
***Semester pertama jadwal kuliah kebanyakan pukul 07.00 pagi sementara jarak dari rumah ke kampus lumayan jauh belum lagi macet di daerah Binong. Jaman dulu belum ada ojek online tapi beruntung sekali tetangga depan rumah mas Yuki punya angkot jurusan Cibaduyut -Cicaheum, biasa abang itu berangkat pukul 05.30 pagi jadi aku bisa numpang angkotnya sampai Binong lalu ganti angkot Margahayu -Ledeng dan berhenti di jalan Wastu kencana. Aku berjalan menyeberangi jalan Wastu Kencana menuju arah Taman Sari dan hanya beberapa menit aku sudah memasuki halaman kampus. Dari jauh aku melihat seorang cowok sedang berusaha memasukkan motornya ke dalam deretan motor yang sudah terparkir rapih di halaman kampus yang bersebelahan dengan mesjid. Setelah cowok tersebut membuka helm yang dipakainya aku baru mengenali kalau itu si Jaung, dia tersenyum ke arahku sepertinya dia sudah melihatku dari tadi. Aku berjalan kearahnya yang sedang melangkah menghampiriku .Kami bertemu pas didepan tangga menuju gedung kampus.
"Jaung...!" aku menyapa duluan. Sesuai dengan namanya si Jaung ini berperawakan tinggi kurus, kulit sedikit gelap dengan jaket kulit yang sama ketika dia pakai saat bertemu di OSPEK universitas dulu di Lengkong.
" Hey...Sadira.... kita sekampus tapi baru ketemu hari ini ya..." kata Jaung "kuliah jam berapa? Di ruang mana Dir ? "
" Jam 7 di ruangan 11 Ung. "jawabku
" Sama dong, aku kuliah jam 7 juga di ruang 3 "katanya " Nanti ke ceu Entin yu ! "
"Ceu Entin siapa? " tanyaku
" Iya makanya nanti aku kenalin " jawabnya " Nanti aku tunggu disini aja " kata Jaung sambil menunjuk tangga masuk gedung
" Boleh lah " jawabku singkat sambil melangkah meninggalkan Jaung. Aku baru ingat kalau tadi Jaung belum bilang janjian jam berapa tapi terlambat aku lihat Jaung sudah berjalan menuju tempat foto copy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADIRA
Teen FictionPosting pertama : 24/03/2018. 00.17 up date setiap minggu " Sadira, kalau punya pacar harus sama cowok yang suka mobil antik." kata Vidi " Apa hubungannya ? " Lu bayangkan aja, Mobil tua aja dirawat sampe mengkilat. Disayang - sayang , apalagi paca...