Beban (2)

1.9K 258 3
                                    

Play dulu👆🏻

Seongwo mendapati dirinya terbangun diatas sofa ruang kerjanya, ia mengerjap menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke matanya.

Diliriknya jam dinding kantornya.

Pukul 08.00

"Aku ketiduran rupanya."

Semalaman Seongwo di kantor untuk lembur,
akhir-akhir ini kondisi bisnisnya tidak bisa dikatakan baik, ia tertipu oleh salah satu klien yang membawa pergi barangnya tanpa membayar.

Sayangnya tidak ada bukti yang cukup untuk menuntut klien tersebut, Seongwo merutuki kebodohannya yang menjual barang ke sembarang orang.

Kerugian yang dialami cukup besar, 15 juta besarnya karena selain barang, Seongwo harus membayar biaya pengiriman, pajak,dan lain-lain.

Perutnya lapar, ia terbiasa sarapan masakan Daniel tapi saat ini Daniel tidak mungkin tahu lokasi kantornya.

Jadi tidak memungkinkan bahwa pria itu akan datang.

Sepanjang hari Seongwo bekerja,dirinya menolak makan dengan alasan tidak nafsu, padahal dirinya hanya merindukan masakan Daniel.

Menjelang malam, Seongwo masih bekerja,
tiba-tiba pintu ruangannya terbuka,
Seungwo mendongak untuk melihat siapa yang datang.

"Niel?"

"Annyeong sudah makan?" Cengiran khas Daniel dibarengi goyangan kantong plastik yang sudah akrab di indra Seongwo terdengar.

Daniel mendatangi meja Seongwo yang berantakan, meletakkan kantong plastik itu dan sebelum ia berkata apa-apa Seungwo sudah memeluknya,
Memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajah rupawan itu ke perut Daniel.

Daniel kaget tapi dirinya cukup dewasa untuk mengendalikan diri.

"Aigoo, tidak biasanya kamu manja seperti ini Ongie-ya, ada masalah hmm?"

Seongwo tidak menjawab, ia hanya merangsekkan wajahnya lebih dalam ke perut Daniel, mencari kehangatannya sendiri.

Daniel tersenyum lembut, ia mengelus kepala Seongwo dan menepuk nepuk punggung kurus pria didekapannya itu.

"Mau bercerita padaku?"

Seongwo menggeleng tapi bahunya bergetar dan Daniel merasakan hoodie nya basah.

Seongwo menangis?

Daniel akhirnya memilih diam dan membiarkan Seongwo menumpahkan semuanya di hoodie merah kesayangan Daniel.

Ketika Seongwo lebih tenang, ia merenggangkan pelukannya dan menutup wajahnya.

"Jangan berkata apa-apa, aku tidak suka orang lain melihatku menangis."

Daniel tercekat, ia kemudian berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Seongwo yang sedang duduk.

"Aku bukan 'orang lain' untukmu."

Daniel kembali menarik Seongwo kepelukannya, tapi kali ini ia menarik Seongwo ke perpotongan leher dan bahunya, membiarkan Seongwo mendapat kehangatan yang lebih lagi.

"Sugohaesoyoo uri Seongwo-ya."

Lagi-lagi Seongwo tidak dapat menahan tangisnya, ia menangis meraung, lebih keras dan menyakitkan daripada sebelumnya.

Solicitude {ongniel}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang