Heart

452 55 1
                                    

Daniel menatap nanar batu nisan didepan matanya itu

Tulisan nama wanita bermarga Park terpatri disana beserta tahun masa hidupnya

Sudah habis kekuatan Daniel untuk menangis sehingga yang tersisa hanya rasa hampa dan tatapan kosong yang sekarang ditujukannya pada batu nisan didepannya itu

Daniel memandang kebawah, kearah sebuah gendongan berisikan bayi laki-laki yang umurnya baru 3 bulan, mungil dan tidak berdaya, maklum ia lahir prematur karena ibunya mengalami kecelakaan dan ia harus di angkat secara paksa untuk diselamatkan

Ayahnya, Kang Daniel yang saat ini memandangnya lah yang mengambil keputusan untuk menyelamatkan nyawanya

Bukan karena Daniel tidak sayang pada kekasihnya itu tapi ia mengingat bagaimana kata-kata kekasihnya yang baik hati itu

"Bagian darimu adalah harta paling berharga bagiku yang tidak akan kulepas"

Daniel tahu itu keputusan yang berat, menyelamatkan bayi yang baru berusia 8 bulan itu dan melepaskan kekasihnya yang akan ia lamar setelah melahirkan anaknya

Menikah setelah memiliki anak memang bukan hal yang asing lagi di negara mereka

Tapi Daniel tidak pernah tahu bahwa impiannya untuk menikah itu tidak akan pernah terwujud

Kekasihnya adalah wanita yang baik hati, bahkan sampai akhir ia masih menjadi berkat bagi orang lain

Ia menyumbangkan seluruh organnya untuk orang yang membutuhkan

Kornea, ginjal, otak, hati, dan yang paling penting yaitu jantung

Daniel sendiri tidak tahu siapa yang menerima donor dari kekasihnya itu tapi ia sendiri tidak penasaran karena ia tidak ingin melihat bayang-bayang kekasihnya dalam orang lain

Biarkanlah kekasihnya tetap seperti dulu, tidak terganti oleh apapun

Daniel berjalan perlahan seraya menimang bayi kecil dipelukannya

Daniel menguap lebar karena semalam tidurnya tidak nyenyak mengingat ia harus memberi susu pada anaknya 3 jam sekali dan itu membuatnya terus terbangun pada saat malam hingga subuh datang

Tiba-tiba bayi digendongannya menangis

Daniel tergagap karena ia tidak siap dan cukup terkejut oleh tangisan anaknya itu

Daniel menimang perlahan anak itu dengan harapan tangisan nyaring itu reda dengan segera

Ia merogoh tasnya untuk mencari botol susu anaknya itu tapi karena salah satu tangannya memegang bayi kecil itu ia menjadi kesusahan

"Tuan, apakah kamu membutuhkan bantuan?"

Suara lembut yang tidak biasa mengalihkan perhatianya

Disana berdiri seorang pria manis dengan iris kecoklatan, badannya kurus tapi ia terlihat manis dan cocok dengan perawakan seperti itu

Iris coklat gelap yang dalam membuat Daniel tenggelam karena mengingatkannya pada iris mata kekasihnya

Iris mata yang menatapnya hangat dan penuh cinta, sungguh Daniel merindukan itu semua

"Tuan? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya pemuda manis itu melihat Daniel melamun sambil menatapnya

"Ah iya maaf! Apakah kamu bisa membantuku menggendong anakku sebentar? Aku akan membuat susu dengan cepat"

Pria manis itu mengangguk setuju lalu menerima bayi kecil itu dengan hati-hati

Tangisan yang awalnya keras, tubuh yang meronta, dan wajah yang memerah perlahan menjadi reda

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Solicitude {ongniel}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang