Beban(epilog)

1.3K 210 7
                                    

Play video lalu bacalah cerita ini

Tit..tit..tit

Mesin pendeteksi jantung itu mengisi keheningan ruangan serba putih itu.

Diatas kasur berbaring seorang pria kurus, terlihat sudah cukup tua.

Kulitnya keriput, nafasnya pendek-pendek dan ditopang alat-alat, tubuhnya dihubungkan dengan berbagai selang.

Tapi pria itu entah kenapa masih terlihat indah, konstelansi itu tidak berubah, bahkan mata itu masih berbinar.

Disebelah pria itu ada pria yang tidak kalah tua sedang duduk memandangi wajah pria yang berbaring.

"Seongwo-ya sudah 60 tahun kita bersama ya?
Aku masih ingat dulu kamu menolakku saat kita berumur 18 tahun, tapi terima kasih karena telah menerimaku kembali."

Pria yang berbaring hanya tersenyum lemah.

"Sekarang kita sudah hidup bahagia, kita punya anak dan cucu, harta juga kita sudah menabung untuk mewariskan pada mereka.
Aku tidak menyangka seorang berumur 18 tahun bisa memimpin perusahaan itu hingga sukses seperti saat ini. Aku bangga padamu."

Yang duduk mengelus surai hitam yang sudah beruban dan tidak setebal dulu, mungkin efek usia yang membuat rambutnya rontok.

"Terima kasih sudah mencintaiku, menjadikan aku yang pertama dan akhir."

Seongwo, yang berbaring tersenyum lalu berbisik pelan disela-sela alat bantu pernafasannya.

"Aku juga, terima kasih sudah menepati janjimu, cepat susul aku ya? Nanti aku kesepian kalau kamu tidak datang-datang."

Daniel, yang duduk hanya menangis menggegam tangan kurus dengan selang infus itu.

Ia mengecup dahi yang berbaring

"Tidurlah, aku pastikan ketika kamu membuka mata lagi aku sudah dihadapanmu."

Seongwo memejamkan matanya, menikmati kecupan terakhir Daniel
"Gomawo,aku pamit dulu."

Tiiiiit

Daniel menangis

Tapi ia lega

Ia berhasil menepati janjinya

"Aku berjanji aku tidak akan mati duluan Seongwo-ya"

Dengan ini 'Beban' dinyatakan selesai!

Hayo siapa mewek?

Nantikan chapter-chapter baru selanjutnya ya~

-ddeungwo

Solicitude {ongniel}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang