-NINETEEN-

404 84 3
                                    

Recommended : read the prev chapter

Takutnya udah lupa sama ini cerita wkkwk



Happy reading!







Waktu masih menunjukkan tengah malam. Namun Jungkook masih tetap terjaga setelah tadi ia bangun karena mimpinya.

Dirinya masih berposisi sama. Duduk diatas kasurnya dan pandangannya entah menerawang apa.

Kini sebuah ide terlintas dibenaknya. Ia langsung mengambil ponselnya dan dengan cepat ia mengetik sesuatu.

LINE

Jeon.Jk
Bi ??

Hwang ?

Lo lg apa ?

Udah tdur ?

Jungkook merasa frustasi ketika pesannya sama sekali tak dibaca oleh gadis itu. Entah kenapa perasaannya begitu gelisah, padahal jika dia berfikiran positif ia pasti berfikir bahwa gadis itu pasti sedang tidur.

Namun tidak dengan perasaannya, entah sejak kapan pula ia begitu peduli dengan Eunbi. Dan satu hal yang Jungkook tahu setelah membaca diary milik Eunbi, bahwa Eunbi memiliki phobia terhadap petir. Kejadian di masa lalunya yang membuatnya seperti ini dan itu membuat Jungkook iba.

Apalagi mengingat ketika ia menjemput Eunbi di rumahnya, Eunbi bilang untuk beberapa minggu ke depan ia akan sendiri di rumahnya. Itulah yang membuat Jungkook semakin khawatir.

Baiklah untuk sekarang ia harus berfikiran positif. Eunbi baik-baik saja dan besok ia akan menjemputnya ke rumahnya ketika berangkat sekolah.


-R A I N-


Di tempat lain, seorang gadis yang tertidur dilantai kamarnya terbangun. Matanya terasa berat untuk sekedar ia buka, kepalanya terasa berdenyut, tubuhnya begitu menggigil hingga ia bangun dengan sedikit terhuyung.

Manik matanya menatap jam dinding berwarna pitch yang menempel di dinding kamarnya.

Pukul 03.50.

Ia meraih ponselnya. Ia sedikit terkejut ketika mendapati sebuah pesan masuk dari Jungkook.

Dalam hatinya ia bertanya kenapa Jungkook mengirimnya pesan di tengah malam. Dan bukankah waktu tersebut ketika hujan sedang turun dengan derasnya disertai petir yang membuatnya begitu ketakutan.

Eunbi memijat pelipisnya yang terasa begitu pening. Ia kembali melirik meja belajarnya yang dipenuhi buku-buku tugas miliknya.

"Yaampun tugas gue belom selesai."

Dengan keterpaksaan yang ada ia memutuskan untuk segera menyelesaikan tugasnya. Perlu diingat satu hal, apapun yang terjadi seorang Hwang Eunbi tak akan pernah menjadi seorang siswa yang tak mengerjakan tugas rumah, sekalipun ia dikejar deadline.


Entah itu benar atau tidak yang penting sekarang ia telah menyelesaikan semua tugasnya. Jika tidak ia akan menjadi buronan miss Hanny yang cukup terkenal tegas namun bisa dibilang killer.

Dengan segala kekuatan yang masih ia miliki, Eunbi sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Baru saja ia mengunci pintu rumahnya, terdengar sebuah mesin mobil yang berhenti didepan rumahnya.

"Ka Chanyeol ?"

"Berangkat bareng yu bi."

Baru saja Chanyeol mengajak Eunbi berangkat bersama, Jungkook sudah tiba disana menggunakan motornya.

"Eh ka Chanyeol ?"

"Eh jek..apa kabar lo ?"

"Baik. Kabar lo gimana ?"

"Seperti yang lo liat." Jawab Chanyeol sambil bertos ria dengan Jungkook.

Eunbi hanya memperhatikan keduanya. Gadis itu seperti terabaikan keberadaannya.

"Btw lo ngapain disini ka ?" Tanya Jungkook.

"Gue mau ngajak Eunbi berangkat bareng."

"Eh tapi sorry ya ka gue udah janjian sama Eunbi kemaren. Gue ada urusan sama dia."

Eunbi hanya mengerutkan keningnya. Ada apa dengan Jungkook ? Padahal seingatnya ia tak memiliki janji dengannya hari ini, bukankah itu waktu hari kemarin bukan sekarang.

"Oh ya udah deh kalo gitu. Yaudah gue berangkat dulu. Kalian juga cepet berangkat, ntar kesiangan." Ucap Chanyeol dengan raut wajah yang sedikit kecewa.

Setelah Chanyeol meninggalkan Jungkook dan Eunbi disana. Jungkook langsung menggandeng tangan Eunbi menuju motornya.

"Tangan lo ko anget ?"

Eunbi lalu menepis tangan Jungkook.

"Ga usah ka gue berangkat sendiri aja. Gue ga mau ngerepotin lo."

"Siapa yang ngerepotin. Gue seneng kalo tiap hari jemput lo."

Eunbi hanya terdiam. Entah kenapa hatinya merasa tak tenang sekarang. Mungkin efek dari tubuhnya yang kurang sehat pun membuatnya agak malas untuk berbicara banyak.

Lalu Jungkook memakaikan helm pada Eunbi. Ketika tangannya tak sengaja menyentuh dahi gadis itu, Jungkook memperhatikan raut muka Eunbi.

"Lo sakit ya ?"

Eunbi yang tadinya tak menatap Jungkook, kini ia memilih menatap kedua manik Jungkook.

"Hm-m ? Engga. Gue gapapa."

"Semalem ko lo ga bales chat gue ? Lo gapapa kan ?"

"O-oh itu sorry ka gue udah tidur."

Lalu Jungkook menghela nafasnya lega. Namun ia menyadari sesuatu dari gadis itu.

"Muka lo agak pucat."

"Emang muka gue begini ko."

"Enggak."

"Iya."

"Enggak."

"Enggak."

"Iya. E-eh engga."

Lalu Jungkook tersenyum melihat ekspresi Eunbi yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Ya udah cepet naik. Ntar kita kesiangan." Ucap Jungkook sambil memakaikan Jaket miliknya ke tubuh mungil Eunbi.



-TO BE CONTINUE, R A I N-


Copyright 2018
@audreynfz

Sinkook : RainWhere stories live. Discover now