-TWENTY SEVEN-

725 94 12
                                    

Entah Eunbi akan pergi kemana. Yang hanya ia rasakan, ia hanya ingin sendiri.

Menembus hujan dengan payung hitamnya, ia melangkahkan kaki menuju halte bus.

Tak peduli dengan sepatunya yang sudah basah terkena genangan air hujan ataupun hujan deras yang membuat suhu menjadi dingin. Yang ia pedulikan sekarang adalah perasaannya.


Sebelum sampai di halte, seseorang menarik tangannya. Membuat badan Eunbi berbalik berhadapan dengan sosok tersebut.


Tiba-tiba matanya memanas ketika melihat siapa pelakunya.

"Bi.." panggil sosok tersebut.

Sinb menepis tangan lelaki itu. Seakan ia tak ingin melakukan skinship seperti yang dilakukan bersamanya dulu.

"Lo mau apa lagi ? Kita udah ga ada urusan."


"Bi.. gue mohon dengerin gue dulu."


"GUE BUTUH PENJELASAN APALAGI DARI LO KIM JUNGWOO ? LO PERGI DARI KEHIDUPAN GUE AJA ITU UDAH CUKUP." Teriak Eunbi seolah tak ingin kalah dari suara derasnya air hujan.


"Bi.."

Eunbi tak menjawab, gadis itu memilih berbalik berniat meninggalkan Jungwoo.

Namun Jungwoo malah menarik kembali lengan Eunbi untuk yang kedua kalinya.


"Bi.. gue masih sayang lo. Gue masih cinta sama lo."


"Simpen kata-kata itu buat korban lo selanjutnya. Gue udah ga mempan." Kata Eunbi.

"Bi.. asal lo tau gue selalu bakal ada buat lo. Gue tau lo masih punya perasaan ke gue. Gue tau lo masih sayang ke gue. Gue tau. Tatapan mata lo ga bisa boongin gue."



"Iya gue masih punya perasaan buat lo. PERASAAN MUAK SAMA BENCI." Eunbi memberi penekanan pada kalimatnya.



"Gue bakal berusaha buat dapetin lo lagi. Gimanapun caranya. Lo bakal balik lagi ke orang yang tepat. Dan itu gue." Kata Jungwoo.



Dengan sekuat tenaga Eunbi menepis kembali tangan Jungwoo yang memegang pergelangan tangannya. Kemudian ia meninggalkan lelaki berpayung biru tersebut.





Eunbi memilih pulang ke rumahnya. Ia ingin menangis sekencang apapun tak akan ada yang mengetahui. Rumah ini kosong. Ibunya tak akan tahu. Apalagi ayahnya.


Gadis itu terlihat tak bertenaga sama sekali.

Masalah kedua orangtuanya. Dan sekarang Jungwoo. Belum lagi keadaan tubuhnya sekarang sangat tak mendukung. Dan kali ini Eunbi benar-benar menertawakan pahitnya takdir yang ia alami sekarang.

Ia mengambil sebuah buku berukuran sedang. Yang bersampul tulisan "Things I wanted to say but never did".


Kenapa gue ga mati aja ?
Kenapa gue harus kenal Jungwoo ?
Kenapa dia harus datang lagi ?
Kenapa semuanya datang diwaktu yang sama ?
Kenapa gue jadi Eunbi ?
Kenapa gue ga jadi Eunseo ?
Kenapa gue bukan Kyulkyung aja ?
Kenapa takdir selalu mempermainkan kita ?
Kenapa gue yang ngalamin ?
Kenapa harus gue ?
Kenapa gue ?
Kenapa ?


Dari sekian banyaknya pertanyaan yang ia tulis sendiri. Hanya satu yang bisa terjawab.

Kenapa harus gue ?

Karena Tuhan percaya gue bisa melewati semuanya dengan baik.


Mantra itulah yang membuat Eunbi merasa kuat lagi. Masabodo jika tak ada seorangpun disampingnya. Toh masih ada Tuhan yang selalu ada untuknya.





Tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk tertulis disana.

From : 345xxx

Bi.. ini aku Jungwoo.
Kamu masih inget kan foto ini ?
Kamu yang nyuruh aku dulu buat motoin kamu di  halaman belakang sekolah.
dulu kalo kita sekolah pasti gak ketinggalan datang ke tempat ini. tempat dimana aku dan kamu jadi kita❤

 tempat dimana aku dan kamu jadi kita❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mata Eunbi turun begitu saja. Ia merutuki Jungwoo dengan segala umpatan didalam hatinya.

Kenangan-kenangan masa lalunya terputar kembali.

Entah apa keinginan lelaki itu mengungkit kenangan masa lalu yang bahkan Eunbi sendiri ingin benar-benar melupakannya.

Dan satu hal lagi yang membuatnya mengalihkan eksistensinya dari ingatan tentang Jungwoo dan masa lalunya.

From : Ibu




Benar-benar kali ini Eunbi sangat frustasi. Gadis itu menangis diatas kasurnya. Menumpahkan segala emosi lewat air matanya. Berharap itu membuatnya lebih baik.

Tapi malah sebaliknya. Keadaan gadis itu benar-benar mengkhawatirkan.

Matanya sembab, wajah dan bibirnya pucat pasi, keringat dingin memenuhi pelipis dan dahinya.










Setelah mengunjungi kelas Eunbi dan sudah tak ada siapapun disana Jungkook memilih menelpon Eunbi berkali-kali, namun tak ada jawaban.

Tak biasanya gadisnya seperti ini.





Jungkook mengunjungi rumah Eunbi. Pintunya tak terkunci. Ia memanggil-manggil nama Eunbi. Tak ada jawaban.

Pelan-pelan Jungkook berjalan menuju kamar Eunbi dan membuka pintunya.

Ia dapat menangkap sosok yang sedang terbaring diatas tempat tidurnya dan masih mengenakan seragam yang lengkap.

Jungkook menghampiri Eunbi yang sedang tertidur (?)

Pelan-pelan ia mendudukan dirinya diatas kasur dan mengambil ponsel yang masih gadis itu genggam.

Tanpa sengaja, tangan Jungkook menekan layar ponsel Eunbi yang membuat ponsel Eunbi menyala.

Jungkook dapat melihat pesan yang ibu Eunbi kirimkan. Dan kemudian tangan Jungkook bersentuhan dengan telapak tangan Eunbi yang dingin.

Kemudian ia menatap wajah gadisnya. Melihat keringat yang memenuhi kening gadisnya membuat Jungkook menaruh tangannya diatas kening Eunbi.


"Yaampun Eunbi."




-R A I N, TO BE CONTINUE-



Gimana nih ada yg penasaran ga sama masa lalu Eunbi ? :(

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 05, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sinkook : RainWhere stories live. Discover now