TINGGAL disebuah apartemen sejak usia muda memang adalah keputusan seorang penulis novel terkenal, Im Nayeon.
Berangkat dari hobby-nya membaca novel membuat gadis Im itu nekad menulis sendiri ceritanya disebuah blog dan aplikasi cerita. Saat itu Nayeon masih duduk dibangku SMA, wajar saja jika karyanya masih dibilang amatir dan kurang berpengalaman dalam menyusun kata.
Namun siapa sangka, ternyata Nayeon memiliki bakat dalam menemukan ide cerita yang menarik, anti-mainstream, dan sulit ditebak. Kemampuan Nayeon ini rupanya disadari oleh seorang penerbit muda blasteran Korea-Amerika bernama Mark Tuan.
Setelah mengamati perkembangan dari respon netizen yang membaca cerita-cerita Nayeon, Mark memutuskan untuk merekrut Nayeon dalam perusahaannya. Nayeon memang tidak bekerja sebagai karyawan yang setia menetap dikantor, namun Mark hanya meminta Nayeon menuangkan ide-ide brilian itu kedalam sebuah cerita.
Mark sendiri yang akan mengurus penerbitan buku-buku Nayeon yang ternyata memang sedang digandrungi para remaja dan dewasa.
Terbukti, hampir semua buku Nayeon terjual laris dipasaran dengan predikat best hingga mega-best-seller.
Kesuksesan yang diraih sejak muda itu membuat Nayeon tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, pekerja keras, disiplin, dan kreatif. Bahkan diusia muda, Nayeon mampu membeli apartemennya sendiri, mencukupi kebutuhannya sendiri, serta membiayai study nya sendiri.
Tahun ini adalah tahun terakhir Nayeon mengasah ilmunya dibangku universitas. Akhir-akhir ini Nayeon memang sedang disibukkan oleh tugas akhir dan skripsi, itulah sebabnya ia memilih hiatus sementara dari dunia tulis-menulis.
"Aku lelah" gumam Nayeon saat baru saja tiba di apartemennya.
Apartemen dilantai 22 itu termasuk apartemen limited-edition dengan fasilitas dan desain interior yang indah. Dari lantai 22, Nayeon bisa setiap saat meniknati panorama dunia malam kota Seoul. Sungguh sangat indah, sayangnya ia hanya menikmatinya sendiri.
Ia sebatang kara dinegeri kelahirannya. Keluarga Nayeon memang masih lengkap, hanya saja keempatnya terpisah karena masalah karir dan pekerjaan. Nayeon di Korea dengan karir menulisnya, Im Jaebum selaku anak sulung berada di Jepang mengurusi usaha restoran bintang lima dan kedua orang tua Nayeon di New York mengurus bisnis mereka.
Tuan dan nyonya Im sudah lama tidak tinggal di Korea, sejak kelulusan Nayeon dari SMA, tuan dan nyonya Im pindah ke New York untuk mengurus bisnis mereka disana. Sebenarnya mereka juga mengajak Nayeon, tapi yeoja itu menolak karena ia tidak ingin pindah.
"Eomma, appa, oppa, aku merindukan kalian" ucap Nayeon yang setelahnya langsung mendesah berat.
Ketika tengah menatap gemerlap lampu kota, tiba-tiba saja perut Nayeon mengaung karena belum diisi makanan sejak tadi siang.
Tinggal sendiri diapartemen mewah tanpa kehadiran seorang pembantu membuat Nayeon belajar untuk mengurus hidupnya sendiri. Ia belajar memasak, ia belajar membersihkan apartemen, ia belajar mengatur jadwalnya yang padat itu.
"Biar kulihat, ada apa saja di freezer" ucap Nayeon pada sendok sayur.
Tenang saja, Nayeon tidak gila, ia hanya sedang bersenang-senang dengan imajinasinya.
Yeoja Im itu kemudian melanjutkan aktivitas memasaknya. Biasanya Nayeon hanya akan memasak satu porsi makanan untuk dirinya sendiri, namun hari ini entah ada angin apa, Nayeon berinisiatif membuat dua porsi. Berjaga-jaga saja jika ia masih sangat lapar nantinya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya semua masakan Nayeon sudah siap. Ia meletakkannya diatas meja makan, menyiapkan piring, menuangkan air putih kedalam gelas lalu menutup mata. Nayeon melipat tangannya bersiap untuk berdoa, baru saja seperempat detik, suara bel apartemen berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-INY] "Terlalu banyak yang kau rahasiakan dariku, tapi kenapa hati ini tetap mempercayaimu"-INY "Terlibat urusan denganmu memang membahayakan hidupku, tapi siapa sangka, kau malah semakin membuatku ingin selalu melindungimu"-PJY Δ Park Jinyoung...