Jaebum menggeliat pelan ketika sinar matahari menerobos masuk kedalam kamarnya. Sembari menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam matanya, Jaebum berusaha bangkit dan duduk di tepi kasur.
Butuh waktu beberapa saat sampai nyawanya terkumpul dengan sempurna.
"Aku haus"
Pria tampan itu bangkit berdiri, ia berjalan gontai menuju dapur untuk mendapatkan segelas air.
Awalnya Jaebum tidak begitu memperhatikan sekelilingnya, namun ketika melintasi ruang tengah dan tidak sengaja melihat ke arah sofa, sontak ia membuka matanya lebar-lebar.
"K-kya!" seru Jaebum ketika melihat Nayeon dan Jinyoung tengah tertidur pulas di sofa.
Nayeon terlihat bersandar pada dada bidang Jinyoung. Meski tangan kanannya diperban, Jinyoung tetap membiarkan Nayeon bergelayut manja pada dada bidangnya. Pria itu bahkan memeluk Nayeon erat menggunakan tangan kirinya.
"K-kya, a-apa yang kalian lakukan" rajuk Jaebum dengan suara yang perlahan semakin lirih.
Sedetik kemudian pria bermarga Im itu tersenyum hangat seiring dengan hatinya yang menghangat.
"Baiklah, anggap saja ini sebagai hadiah dariku"
Jaebum berjalan dengan semangat menuju kamarnya. Ia berniat membersihkan diri lalu menyiapkan sarapan untuk mereka.
Ia tidak tega membangunkan Nayeon, jadi sebagai gantinya ia akan memasak. Setidaknya bukan masakan yang rumit untuk pagi hari.
Jaebum membuang nafas panjang, ia tidak begitu menguasai dapur tapi ia tetap nekad melakukannya. Bukan masalah besar jika itu roti panggang dan susu.
••••
Aroma renyah roti tawar yang dipanggang sedikit mengusik indra penciuman Nayeon. Perempuan itu lekas bangun dan menyingkir dari tubuh Jinyoung. Nayeon berjalan pelan kearah dapur sembari memastikan adanya tanda-tanda kehidupam disana.
"Oppa?"
Jaebum yang tengah menyiapkan sarapan di pantry sempat terkejut karena adiknya itu datang entah sejak kapan.
"Eoh Nay, kau sudah bangun?" tanyanya.
"Hm, apa oppa yang membuat ini semua?" Nayeon melihat ke meja makan dan disana sudah ada nasi goreng, susu, dan beberapa roti panggang.
Mendengar pertanyaan itu Jaebum hanya bisa tertawa garing sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Pergilah mandi, oppa akan membangunkan Jinyoung untuk sarapan" titah pria tampan itu pada adiknya.
Tanpa mengatakan sepatah katapun Nayeon segera melenggang pergi dari dapur. Saat melintasi ruang tamu, ia menyempatkan diri untuk berhenti dan memandangi Jinyoung yang masih tertidur lelap.
Bak pangeran di negeri dongeng, Jinyoung tidur dengan damai, ia tidur dengan sejuta ketampanannya. Ini aneh. Bagaimana manusia bisa setampan itu ketika tertidur, begitulah pemikiran Nayeon tatkala melihat wajah Jinyoung yang tetap tampan meski tengah tertidur.
Bukan sembarang memuji, Nayeon mengakui jika Jaebum selaku kakaknya sangat tampan, tapi setampan-tampannya Jaebum, pria itu akan terlihat mengerikan ketika tidur karena posisi tubuh dan ekspresi wajahnya tidak bisa dikendalikan. Berbeda dengan Jinyoung.
"Kya, kenapa kau masih disini?"
Nayeon terlonjak, kakaknya tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakang Nayeon sambil mengikuti arah pandang Nayeon.
"Ah kau sedang mengagumi ketampanannya ya?" tebak Jaebum.
"Kya oppa! Kau ini bicara apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-INY] "Terlalu banyak yang kau rahasiakan dariku, tapi kenapa hati ini tetap mempercayaimu"-INY "Terlibat urusan denganmu memang membahayakan hidupku, tapi siapa sangka, kau malah semakin membuatku ingin selalu melindungimu"-PJY Δ Park Jinyoung...