21. Plot Twist

866 82 27
                                    

Pintu apartemen Nayeon berhasil terbuka setelah Jaebum menekan kombinasi angka pada kunci digitalnya.

Jaebum masuk pertama kali diikuti oleh Nayeon dan Jinyoung dibelakangnya. Mereka bergantian masuk melewati pintu bercat cokelat kayu itu.

"Kalian duduklah, aku akan membuat minuman" tutur Nayeon sembari melenggang ke dapur.

Layaknya rakyat yang patuh pada rajanya, Jaebum dan Jinyoung hanya bisa menurut dan lekas duduk di sofa putih ruang tengah. Selama menunggu Nayeon, tidak ada percakapan yang tercipta diantara kedua pria tampan ini. Mereka kompak bungkam.

Bukan karena canggung, mereka hanya kehabisan ide untuk memulai percakapan.

Keheningan diantara mereka buyar ketika Nayeon datang dengan nampan ditangannya. Perempuan itu lalu memindahkan gelas berisi minuman jus dari nampan ke meja kaca.

"Minumlah selagi es nya belum mencair"

Jinyoung pertama kali mengambil gelas berisi jus jeruk itu dan meneguknya pelan. Ia memang sedang kehausan dan jus jeruk itu sukses melegakan dahaganya.

"Nay" panggil Jaebum.

"Ya oppa?"

"Apa kau tidak keberatan jika Jinyoung tinggal bersamamu untuk sementara?" ujarnya sembari melirik Jinyoung.

Jinyoung yang tengah meminum jus pun sontak terkejut. Ia bahkan sampai menyemburkan air jus tanpa sengaja.

"Hyung--" protes Jinyoung yang terpotong oleh jawaban Nayeon.

"Geurrae"

"Apa?!" tanya Jinyoung tidak percaya kearah penulis muda itu.

"Aku tidak keberatan jika kau tinggal disini bersamaku, lagi pula tanganmu masih terluka akan lebih baik jika kau tinggal bersamaku agar aku bisa merawatmu"

Rupanya Jinyoung masih belum puas dengan jawaban Nayeon. Ia lalu melihat Jaebum dengan wajah penuh tanya.

Sadar akan kebingungan Jinyoung, anak sulung keluarga Im itu segera membenarkan posisinya dan bersiap menjelaskan pada Jinyoung.

"Kau tahu Jinyoung-ah, aku tidak bisa tinggal lama di Seoul, satu-satunya yang bisa memastikan adikku aman adalah kau. Berhubung tanganmu sedang terluka akan lebih baik jika kau tinggal bersama Nayeon agar dia bisa merawatmu"

"Tapi hyung--"

"Kya Jinyoung-ah, aku sudah mengenalmu cukup lama. Selama ini kau selalu menyimpan rasa sakitmu sendirian, jadi sekarang biarkan kami merasakan apa yang kau rasakan juga"

"Hyung--"

"Kau itu sudah seperti adikku sendiri, aku menyayangimu seperti aku menyayangi Nayeon. Kalian sangat berharga bagiku, jadi tolong, menurutlah padaku dan tetap aman"

"Oppa, apa jangan-jangan.." Nayeon menyela.

"Ya, satu hal yang baru aku ketahui" Jaebum mengusap dagunya dengan wajah sendu, "Ternyata mereka tidak hanya mengincarmu Nay, mereka juga mengincar Jinyoung"

"Aku? Tapi kenapa? Aku mengerti jika itu Nayeon, tapi sangat tidak masuk akal jika mereka mengincarku. Bahkan aku tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga kalian"

Dalam beberapa saat Jaebum tampak berfikir. Sebenarnya ia juga tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi.

"Entahlah, aku mendapat informasi ini dari agen yang sengaja dikirim untuk memata-matai mereka. Selain itu ada agen khusus yang aku perintahkan untuk mencari informasi dari dari tangan kanan kakek. Mereka menyertakan bukti otentik dan bukti rekaman yang membuat kantor pusat gempar pagi tadi"

ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang