20. Hari Penuh Kejutan

687 83 11
                                    

"Bagaimana cara melindungimu tanpa harus menyakiti perasaanmu? Tolong katakan"

••••

Jinyoung melenggang pergi meninggalkan Nayeon yang masih membeku dengan kenyataan pahit yang harus ia terima.

Jinyoung sendiri sebenarnya tidak ingin menyakiti Nayeon, tapi ia tidak punya pilihan lain. Ia harus berpura-pura melindungi Nayeon karena uang bukan karena ia menyayanginya.

"Maaf Nay, aku harus membohongimu. Aku tidak ingin mereka menyakitimu lagi" batin Jinyoung ketika melewati tubuh Nayeon.

Pria itu hanya terus berjalan menuju lobby. Ia tidak berhenti bahkan hanya untuk menatap punggung Nayeon.

Ketika Jinyoung sampai di persimpangan lorong, ia dikejutkan dengan kehadiran Jaebum yang tiba-tiba. Anak tertua dari keluarga Im itu tampak terengah-engah karena berlari.

"Hyung, apa yang kau lakukan disini?"

"Hah..hah..hah.. Jinyoung-ah, Nayeon..dimana dia?"

"Apa kau datang ke Seoul karena kejadian tadi?"

"Tidak, aku bahkan baru mengetahui kalian terlibat kecelakaan setelah aku tiba di bandara"

Jinyoung mengernyit bingung.

"Tadi pagi anak buahku mengatakan jika orang-orang suruhan itu mulai beraksi lagi, tanpa pikir panjang aku segera terbang ke Seoul"

"Apa kau menelfon Nayeon, hyung?"

••••


Nayeon masih saja membeku setelah kepergian Jinyoung. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Mungkin terlalu naif jika ia bilang baik-baik saja padahal kenyataannya tidak.

Orang-orang yang selama ini ia percaya malah membohonginya, rasanya begitu kejam bagi Nayeon.

Sudah cukup ia berpura-pura tidak tahu, sebenarnya sudah sejak lama ia curiga dengan lingkungan di sekitarnya.

Namun yang bisa Nayeon lakukan adalah berpura-pura tidak tahu karena hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Jinyoung-ah, kau.." Nayeon menggantungkan kalimatnya. Ia tidak bisa lagi melanjutkan kalimat yang hendak mengatakan bagaimanapun dia tetap mencintai pria itu.

Setelah menguatkan hatinya, Nayeon memutuskan untuk pergi dari sana dan mengejar Jinyoung. Bodoh jika ia menyia-nyiakan kesempatan yang datang begitu saja.

Mengesampingkan egonya, Nayeon bermaksud mengejar Jinyoung dan meminta maaf.

Sudah pernah ia lalui bagaimana hari-hari tanpa Jinyoung, rasanya Nayeon tidak ingin hidup seperti itu lagi.

Nayeon berbalik, dia mulai melangkah melintasi koridor. Nalurinya terus menuntun ketempat Jinyoung berada meski beberapa kali hatinya tidak yakin.

"Apa kau datang ke Seoul karena kejadian tadi?"

Langkah Nayeon berhenti tepat sebelum sampai di persimpangan lorong. Ia berhenti karena tidak sengaja mendengar suara Jinyoung yang entah sedang berbicara pada siapa karena Nayeon memilih bersembunyi dibalik dinding.

Sekarang Nayeon hanya bisa menguping pembicaraan mereka tanpa bisa menampakkan diri.

"Ya, setelah anak buahku mengatakan jika mereka mengincar nyawa Nayeon lagi, aku segera terbang ke Seoul"

"Apa kau menelfon Nayeon, hyung?"

"Aku menelfonnya karena aku khawatir. Kau sama sekali tidak memberi kabar bahkan ketika Sana berusaha melacakmu kau malah mematikan sambungan"

ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang