"...dan garis keturunan itu berhenti padamu Jinyoung-ah, putera dari Park Jinsung dan cucu kesayangan kakek Choi Sooman. Kau adalah pewaris utama dari kekayaan konglomerat nomor 1 di negeri ini, mendiang Choi Sooman"
Jinyoung tampak tertohok. Tidak pernah ada dalam pikirannya sekalipun dia adalah pewaris utama itu.
Nayeon yang sejak tadi hanya diam kemudian turut angkat bicara, "Aku sedikit mengerti sekarang. Jika memang aku hanyalah umpan, aku sedikit mengerti kenapa mereka menjadikanku umpan"
Nayeon membenarkan posisinya dan mulai bercerita, "Ketika pertama kali bertemu dengan Jinyoung di taman bermain belasan tahun yang lalu, sebuah truk tronton sengaja dibiarkan tanpa supir dan diretas untuk menabrak mobil keluarga Jinyoung yang terparkir di bahu jalan. Aku berasumsi jika pelakunya adalah paman Yesung yang sudah mengetahui perihal surat warisan kakek. Mungkin paman Yesung sudah tahu jika pewaris utama yang kakek pilih adalah Jinyoung maka dari itu ia bermaksud membunuh pewaris utama agar surat wasiat itu bisa ditangguhkan atau dialihkan. Dia tidak mengincarku karena aku hanya mendapat 30% saja sedang Jinyoung mendapat 50%, akan lebih menguntungkan baginya jika dia bisa mendapat milik Jinyoung daripada milikku"
"Ya kau benar. Hari itu, menurut bukti rekaman CCTV yang berhasil diretas oleh timku, orang suruhan paman Yesung terlihat disekitar truk tronton yang akan digunakan untuk menabrak keluarga Jinyoung. Rencana mereka berjalan dengan lancar dengan skenario yang sudah dibuat dengan sengaja. Mereka meretas CCTV jalan, mereka memasang alat peretas pada truk, dan mereka juga sudah menyiapkan skenario rem blong pada truk itu. Namun satu hal yang tidak mereka duga, mereka tidak tahu jika Jinyoung keluar dari dalam mobil dan menghampirimu dulu"
"Karena itu mereka menjadikanku umpan karena mereka tahu jika Jinyoung akan datang padaku--"
"Geumanhae!! Hentikan, kumohon"
Jaebum dan Nayeon tersentak. Teriakan Jinyoung mengangetkan mereka.
Perlahan Nayeon mendekati Jinyoung. Dilihatnya pria yang sedang tertunduk itu, benar saja, sesuai dugaan Nayeon pria itu sedang menangis.
Tanpa pikir panjang, Nayeon segera menarik Jinyoung dalam pelukannya. Ia mendekap pria itu dan memberinya segenap kekuatan lewat usapan tangan pada punggung kekar Jinyoung.
Pasti berat bagi Jinyoung, kematian orangtua dan kakak perempuannya adalah rasa sakit terbesar Jinyoung.
Tidak bisa Jinyoung pungkiri, harta gono-gini ini cukup membuatnya gila. Bayangkan saja, hanya karena harta dia harus kehilangan keluarga yang ia sayangi.
Karena harta itu juga nyawanya dalam bahaya sekarang. Selain itu yang semakin membuat hatinya gusar, bisa jadi wanita yang ia sayangi terlibat dalam bahaya yang sama.
"Jinyoung-ah.." Nayeon berbisik lembut.
Dalam hitungan detik, Jinyoung tiba-tiba merengkuh tubuh Nayeon. Ia membalas pelukan Nayeon tak kalah erat.
Tangan kanannya memang sedikit nyeri karena berbenturan langsung dengan tubuh Nayeon, namun baginya rasa sakit dalam hatinya jauh lebih terasa.
"Cukup seperti ini. Tolong biarkan aku memelukmu seperti ini" ujar Jinyoung lirih.
Jaebum yang melihat pemandangan ini juga turut merasa sedih. Hatinya ikut terluka melihat dua adik kesayangannya tampak rapuh.
"Mianhae Jinyoung-ah" ucap Nayeon sendu.
Tidak ada jawaban dari Jinyoung. Pria itu hanya bungkam dengan tangisnya.
"Aku tidak tahu jika ceritanya akan serumit ini"
"Sudah Nay, jangan katakan apapun, dan biarkan aku memelukmu, itu saja"
Nayeon hanya menurut. Ia yakin pasti pria itu sedang tidak berdaya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-INY] "Terlalu banyak yang kau rahasiakan dariku, tapi kenapa hati ini tetap mempercayaimu"-INY "Terlibat urusan denganmu memang membahayakan hidupku, tapi siapa sangka, kau malah semakin membuatku ingin selalu melindungimu"-PJY Δ Park Jinyoung...