13. Asa atau Harapan

593 86 3
                                    

APARTEMEN yang sebelumnya terang dan selalu tertata rapi kini menjadi gelap dan berantakan. Barang-barang apartemen tercecer dimana-mana, meja makan bergeser dari tempatnya, pecahan kaca masih bertebaran dilantai dapur.

Diantara kekacauan ini, duduk diam Nayeon dan Jinyoung diantara keheningan. Sofa putih dan meja kaca menjadi saksi betapa sunyinya ruang dengar mereka.

Setelah kejadian dua jam lalu, Nayeon masih bungkam. Belum ada kata-kata selain 'Jinyoung' dan 'takut' yang berhasil keluar dari pita suara yeoja cantik ini.

Baru saja ia menyadari jika hidupnya tadi berada diantara hidup dan mati, jika Jinyoung tidak datang mungkin saja ia sudah terkujur kaku tanpa nyawa ditangan dua penjahat berpakaian rapi.

"Jinyoung-ah" panggilnya dengan suara serak.

"Wae?"

Desah nafas Nayeon mengalun diudara, "Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

"Aku tidak tahu" bohong Jinyoung.

"Lalu bagaimana kau bisa tahu jika aku dalam bahaya?"

Jinyoung menelan saliva berusaha memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Nayeon.

"Aku tidak tahu jika hari ini ada pemadaman, jadi aku bermaksud  mengajukan keluhan pada manajer apartemen. Aku tidak sengaja melihat pintu apartemenmu terbuka, dan ketika aku masuk semuanya sudah berantakan"

Raut wajah Jinyoung tampak sangat meyakinkan hingga membuat Nayeon percaya begitu saja. Sebenarnya bisa saja Nayeon mendebatkan hal ini, tapi jika dipikir-pikir alasan Jinyoung sudah sangat masuk akal.

Kenyataannya, sebelum dua orang asing tadi datang memang ada pemadaman dan Nayeon kira mereka adalah petugas apartemen yang ingin menyampaikan hal ini pada setiap pemilik apartemen.

"Aku percaya padamu" ucap Nayeon singkat, "Tapi apa yang mereka inginkan? Jika mereka pencuri, pakaian mereka terlalu mahal untuk menjadi seorang pencuri. Lagi pula sepertinya target mereka bukanlah uangku, tapi aku"

"Nay--"

"Lalu siapa mereka? Kenapa mereka mendatangiku? Kenapa mereka sangat ingin melukaiku?"

"Nay--"

"Jinyoung-ah, apa kau tahu sesuatu? Tolong katakan padaku jika kau memang mengetahuinya"

"Nayeon-ah"

"Katakan Jinyoung-ah, katakan!" Nayeon kembali menangis frustasi.

Selama ini Nayeon memang merasa tertekan dengan kehadiran orang-orang aneh yang terus mengawasi dan mengikutinya. Nayeon masih bisa menahan ketika orang-orang itu hanya melihatnya dari jauh lalu hilang bak ditelan bumi, tapi ia sudah tidak tahan ketika orang-orang itu kini mulai berani mengganggunya.

Jujur saja, Nayeon sangat tertekan apalagi ia tidak bisa menceritakannya pada Jaebum ataupun kedua orang tuanya.

"Jawab aku Jinyoung-ah!" pinta Nayeon dengan isakan yang masih tersisa.

Melihat kondisi Nayeon yang menyedihkan seperti ini, rasanya hati Jinyoung ikut terkoyak. Ia tidak bisa  tenang melihat Nayeon menderita tapi namja itu juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada Nayeon. Sudah menjadi tugasnya untuk menjamin Nayeon aman dan tidak menyadari tentang hal mengerikan yang ada ditengah-tengah kehidupannya.

"J-jinyoung-ah, katakan"

Jinyoung mengguncang kuat bahu Nayeon, "Geumanhae Nay"

Nayeon dibuat tersentak karena hentakan mendadak dari pria yang memiliki rambut dark-brown itu.

ONE AND ONLY YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang