Part 2 : Need

13.7K 1.7K 198
                                    

"Fokuskan cahaya di tengah. Lampu dari empat sisi akan memudahkan penonton melihat pentas dengan jelas."

Mina mengangguk dan mencatat semua hal yang Namjoon dan Pak Kepala bicarakan. Keduanya sibuk menata panggung di saat seluruh staf teater dan pelayan istana membantu memasang panggung.

"Selain itu, semua konsepnya sudah bagus. Kuharap pentas kalian sukses dan Pangeran menyukainya." Namjoon mengulum senyum tipis.

"Dengan segala hormat, Namjoon-nim. Kami akan berusaha semaksimal mungkin." Pak Kepala membungkuk sopan, diikuti oleh Mina di belakangnya.

"Apakah tidak apa-apa jika Pangeran menonton gladi kotor? Sejak seminggu yang lalu Beliau selalu membicarakannya, ingin melihat sebagus apa penampilan kalian."

"Um, akan lebih baik jika tidak. Karena kami ingin memberi kejutan," jawab Mina hati-hati.

"Tapi jika Pangeran benar-benar ingin, tidak apa-apa." Pak Kepala menyela. Mina memandang pria paruh baya itu dengan kejut. Sementara Pak Kepala hanya memberinya tatapan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Namjoon memandang Pak Kepala dan Mina bergantian. "Baiklah. Akan kusampaikan pada Pangeran. Beliau belum selesai dengan teman kalian."

Mina meneguk ludah. "Ap-Apa yang sebenarnya mereka lakukan, Namjoon-nim?" tanyanya takut-takut.

Lelaki jangkung tersebut menggeleng. "Aku tidak tahu. Sebaiknya kususul karena kalian akan segera melaksanakan gladi kotor, kan?"

Mina menunduk. Dadanya sesak karena kegelisahan.

"Jika Anda tidak keberatan, Namjoon-nim." Pak Kepala membungkuk lagi.

"Baiklah. Akan kuberikan kalian waktu untuk bersiap. Aku susul Pangeran dulu."

Pak Kepala dan Mina belum mengangkat kepala mereka. Sampai Namjoon pergi, keduanya baru kembali berdiri tegak.

Mina menggigit bibir. "Kuharap Jiyeon baik-baik saja."

***

CTAK

Jiyeon meringis. Digigitnya bibir bawahnya kuat-kuat, sangat kuat hingga hampir merobeknya. Air mata mengalir deras di pipinya, jatuh ketika mencapai dagu.

CTAK

Tenggorokannya mengeluarkan rengekan. Kedua tangannya diikat di atas kepalanya. Ingin rasanya berteriak. Tetapi nampaknya Pangeran tidak akan menyukai itu.

CTAK

Kepala Jiyeon terasa berputar. Matanya melihat warna putih bertebaran di sekitar penglihatannya. Ia terbatuk-batuk karena isakannya semakin keras.

CTAK

"Sekali lagi kau bersuara, aku akan memakai dua cambuk."

Jiyeon menggeleng-geleng. Ia merengek, lidahnya tidak sanggup mengeluarkan kata-kata. Mata basahnya memohon belas kasihan kepada pria berambut pirang di belakangnya.

CTAK

"Argh!"

"Hadap ke depan, jalang."

CTAK

Jiyeon menarik dan mengulur napas dengan susah payah. Tubuhnya lelah. Punggungnya mati rasa. Ia pikir sebentar lagi ia akan pingsan.

CTAK

Setiap pecutan mengenai punggung polosnya, tubuh Jiyeon bergetar. Ia dapat merasakan punggungnya basah. Ia yakin kulitnya sudah sobek di sana-sini. Ketika keringat mengalir, Jiyeon meringis.

[pjm] Servant of Evil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang