"Guys, kalian duluan aja keatas, gue mau 'minta' dulu."
"Yaelah, udah banyak kali di atas!"
"Lo semua tau, pasti segitu bagi gue kurang, gue masih butuh Grey Goose dan Whiskey!" sahut Charlina santai.
"Whatever, Char!" ucap Emma sambil memutar kedua bola matanya bosan.
Charlina yang melihatnya hanya terkekeh dan langsung membalikkan tubuhnya kearah berlawanan.
Charlina langsung menuju bartender dan menempatkan tubuhnya di salah satu bangku kosong.
"Roy, biasa," pesan Charlina tenang sambil menatap sekeliling.
Bartender yang di panggil Roy tadi menoleh dan tersenyum. "Sampanye?"
"No, Whiskey."
Roy yang mendengarnya terkekeh kecil. "Oke, tunggu sebentar cantik."
Sesaat Charlina hanya diam sambil menatap sekelilingnya, sampai, "Hei cantik, sendirian aja?!" tanya seorang lelaki sambil melingkari lengannya di pinggang Charlina.
Charlina yang mendapatkan perlakuan mendadak itu cukup terkejut, namun tidak bertahan lama karena wajahnya kembali tanpa ekspresi.
"Gue rasa lo masih punya mata." ucap Charlina sambil menatap lelaki di sampingnya malas.
"Hmm oke, ku pikir kau tidak keberatan untuk ku temani." tawar lelaki asing tadi dengan santainya.
Baru saja Charlina ingin menjawab, "One Whiskey for beautiful Queen." intrupsi Roy sambil menaruh pesanan Charlina di meja bar.
"Thank you, babe." ucap Charlina sambil bangkit berdiri, dan tanpa terduga mengecup pipi Roy lembut.
"Bye,"
"Kurasa lain kali, karena aku udah cukup dengannya malam ini." lanjut Charlina sambil melirik Roy yang hanya tersenyum.
"Kutunggu di lantai 3."
"Aku akan segera kesana." sahut Roy mengedipkan sebelah matanya.
Lelaki asing tadi yang melihatnya hanya menggeram marah, dan menatap benci kearah Roy dan Charlina.
Charlina hanya cuek saja, dan mulai melangkah membelah kerumunan menuju lift.
•••
Pintu terbuka di susul dengan Charlina yang melangkah masuk sambil membawa segelas minuman di tangannya.
Ceklek.
Beberapa detik kemudian Savannah keluar dari toilet dan langsung menempatkan tubuhnya di atas sofa single.
Sejenak keadaan menjadi hening...
Namun gerakan tangan Bianca yang hendak meraih gelas minuman, mendadak menjadi suasana kacau.
Dengan cepat Savannah segera merebut gelas yang sedang di pegang Bianca. "Eitsss! Ngapain lo?"
"Minumlah," sahut Bianca cepat.
"Nggak ada."
"Udahlah Sav, kasih aja segelas." ucap Charlina.
"Kasih aja sih!" tambah Megan.
"Nggak-nggak, jangan di kasih Sav, rese nih anak kalau minum." peringat Emma.
"Jahad!"
"Udah deh nggak usah bacot, mending nonton aja sono lo!" ucap Savannah seraya bangkit menuju laci mengambil parfume, setelah itu ia langsung menyemprotkan ke tubuhnya.
"Lo nggak ke lantai?" tanya Emma yang melihat Savannah memakai parfume.
"Iyalah! Yekali gue nggak kesana. Ada yang mau ikut? Kecuali lo ya, Bi."
"Parah banget! Gue kan pengen ngerayain kemenangan gue malam ini. Boleh ya?"
"Sekali gue bilang nggak ya nggak! Terakhir lo ke lantai, bikin temen gue koma."
"Alah, baru koma belum mati!" ucap Megan sambil menghembuskan asap rokok ke udara.
"Right! Belum mati ini, Sav." tambah Emma memainkan pisau lipat di tangannya.
"Sav, gue ikut ke bawah deh, gue sekalian mesen minum di bawah." tanggap Charlina sambil bangkit dari duduknya.
"Yaudah, ayo."
"Pilih kasih, parah. Gue pulang!."
"Bacot!"
"Udahlah sini aja, Bia, temenin gue disini. Lo nggak takut gue di cabulin sama si Megan?"
"Bangsat! Gue masih suka cowok gila."
"Siapa yang tau, lo pengen coba hal baru."
"Najis goblok! Paling nggak gue bakal cari yang lebih cantik dari lo pada."
"Hahahaha!"
"Oke, udah ya, gue ke bawah dulu. Ayo, Char!" ajak Savannah sambil melangkahkan kaki jenjangnya keluar ruangan.
Setelah Savannah dan Charlina keluar, sekarang hanya tinggal Bianca, Megan juga Emma, yang sedang menatap kearah pintu.
Savannah dan Charlina melangkah beriringan memasuki lift. Namun saat di dalam lift ada sepasang kekasih yang sedang bercumbu mesra. Terpaksa mereka harus berbagi lift dengan pasangan tidak tahu malu itu.
"Ahhh..." desah sang wanita menggema di dalam lift.
Savannah dan Charlina yang mendengarnya langsung memasang wajah datar.
"EKHEM!" deham Savannah sengaja.
Namun tidak di perdulikan oleh pasangan tadi yang malah bertindak semakin berani.
Ting!
Geram melihat pasangan tadi, Charlina dengan sengaja membanting gelas kaca di tangannya.
Prankkk!
Sontak menghetikkan kegiatan pasangan tadi yang langsung menoleh kearah Charlina dan Savannah.
"How are you doing, bitch!" kesal wanita tadi.
Charlina menoleh malas kearah wanita itu. "Sorry Miss, anda berbicara dengan saya? Tapi sayang sekali waktuku terlalu berharga untuk menjawab pertanyaan anda." sahut Charlina sinis yang langsung membukam mulut wanita tadi.
Savannah yang mendengarnya tertawa puas dan mengikuti Charlina keluar dari lift.
"See you, bitch."
•••
Kalian harus tau, Author tuh mirip banget sifatnya kayak Charlina.
Tapi boong hahaha...
Don't forget comment and vote⚔️
See u next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
INTER PRAVA
RomanceIni hanya kisah 5 gadis biasa yang mungkin mewakili segala keburukan dunia. Queen of Street Queen of Club Queen of Alcoholic Queen of Smoke Queen of Guns Masalah dengan mereka berarti tragis. Jangan terkecoh dengan tampang bak malaikat milik merek...