"It's not funny!" umpat Kenneth tidak percaya.
"Bullshit!" umpat Bianca dengan suara yang cukup kencang yang membuat seketika ruangan hening dengan pasang mata yang hampir semuanya mengarah kearah Bianca.
Bianca mengatupkan rahangnya membuat ekspresi dingin di wajahnya. Pandangannya menyorot tajam kearah lelaki diatas podium, yang juga balik memandangnya dengan ekspresi datar.
"Bi, What's wrong?" bisik Savannah menatap sahabatnya lekat.
Bianca menoleh datar. "Akan ku tunjukkan dimana kesalahannya."
"Ada apa dengan gadis itu? Apa mungkin—" batin Elang bingung, mungkin sedikit kecewa.
Setelahnya Bianca melangkahkan kakinya dengan langkah tegas kearah podium. Sebelum itu Bianca lebih dulu mengambil segelas wine.
Melangkah dengan tenang disertai tatapan bingung semua orang yang hadir. Sampai diatas podium, Bianca menarik pelan tangan Emma ke sisi tubuhnya.
Tidak ada yang protes.
"Apa kau sadar yang kau ucapkan tuan Aishley?" tanya Bianca seduktif.
Cartland bergeming menatap datar gadis di depannya angkuh. "Tentu, jika kau pikir aku mabuk kurasa matamu masih berfungsi dengan benar." balas Cartland dengan intonasi tenang.
Bianca tertawa, tentu bukan jenis tawa yang mengenakan. "Seriously?"
Cartland terdiam.
"Jika benar, mengapa aku begitu mudah menariknya dari sisi anda? Apa benar dia begitu penting? Apa kau benar mencintainya?" pertanyaan bernada lembut namun tajam yang keluar dari gadis mungil di hadapannya membuat Cartland mati-matian menahan untuk tidak melayangkan tangannya kearah bibir yang telah lancangnya menghina dirinya di depan jutaan tamu undangan.
Savannah, Megan dan Charlina menatap heran kearah kedua sahabatnya. "Sebenarnya ada apa?" pikir mereka.
"Aku hanya tidak ingin memonopoli Emma dari sahabatnya."
"Memang aku sahabatnya? Tahu apa kau tentangku?"
Skak mat.
Sungguh pintar gadis di depannya membalikan pertanyaan darinya. Membuat Cartland diam dengan berpikir keras.
"Aku benarkan?" tanya Bianca memastikan. Setelahnya...
Byurr
Semua tamu memandang tak percaya kearah podium, dimana jas pemilik pesta telah basah karena ulah gadis aneh juga berani yang dengan sengaja menumpahkan wine-nya tadi.
Cartland tentu marah, namun dia tidak ingin menambah mempermalukan dirinya lagi. Menahan diri untuk tidak segera mencekik gadis yang dengan lancangnya membuat kerusuhan di acaranya miliknya.
"Sav, sebenarnya ini ada apa? Apa yang terjadi?" heran Kenneth menuntun penjelasan.
Savannah menoleh, mengerjapkan matanya perlahan. "I don't know, bukankah dia sepupumu? Mengapa kau tidak tanyakan langsung?" balas Savannah sengit.
"Astaga, temanmu mungkin akan dalam bahaya setelah hal gila yang ia perbuat."
"Apa maksudmu?!" balas Savannah cepat.
Kenneth bukannya menjawab malah melangkah pergi meninggalkan Savannah menghampiri sepupunya yang sedang di landa emosi.
"Untuk menyadarkanmu dari halusinasi yang berlebihan, tuan Aishley."
Setelah itu Bianca dengan santai membalikan langkah menuruni podium, di ikuti Emma yang melayangkan senyum sinis kearah Cartland yang menahan emosi.
Berhenti sejenak menaruh gelas wine yang tadi ia bawa. "Come on girl, kita pergi."
"Dari pesta yang bahkan pemiliknya tak bermoral dalam berkata." lanjut Bianca tajam. Keluar dari ballroom hotel di ikuti keempat sahabatnya meninggalkan berjuta pertanyaan.
Kenneth menghampiri Cartland langsung menariknya dari keramaian menuju ruangan Cartland.
Di dalam ruangan, "Sekarang jelaskan!, apa yang terjadi?"
Prankk..
"Arghhh!" teriak Cartland melampiaskan emosi yang sejak tadi ia tahan.
Kenneth tercekat menatap sepupunya.
"Keluar!" perintah Cartland mutlak.
"Ta-pi kau berdarah."
"Berhentilah dan keluar sekarang!" bentak Cartland mengagetkan Kenneth.
"Okay-okay, aku keluar."
Blam.
"Kau tidak tahu apa yang bisa kulakukan setelah kejadian ini girls, lihat saja nanti." monolog Cartland memejamkan matanya dengan senyum misterius yang terbit di bibir tipis miliknya.
Diluar ballroom hotel kelima gadis tadi melangkah di sepanjang lorong menuju pintu keluar.
"Lo semua duluan saja. Gue ada urusan sebentar."
"No, lu jelas ngerti kita butuh penjelasan dari lo."
"Emma yang bakal ngejelasin semuanya."
Setelah itu Bianca melangkah pergi kearah lorong yang berlawanan.
Emma mendesah pasrah, karena setelah ini tentu hidupnya bersama sahabatnya takkan setenang sebelumnya.
"Akan kujelaskan."
•••
Berapa lama kita tidak jumpa? Ada yang kangen nggak sama cerita ini? Kalo nggak Yaudah gapapa wkwkwk😅
Btw, itu kok Bianca pinter banget sih mancingnya. Mancing keributan maksudnya. Kalo penasaran terus baca makanya..
Don't forget comment and vote⚔️
See u next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
INTER PRAVA
RomanceIni hanya kisah 5 gadis biasa yang mungkin mewakili segala keburukan dunia. Queen of Street Queen of Club Queen of Alcoholic Queen of Smoke Queen of Guns Masalah dengan mereka berarti tragis. Jangan terkecoh dengan tampang bak malaikat milik merek...