Btw, yang di mulmed namanya Lucas, manis kan kayak Author?
#plak
•••
Bianca mendelik tidak suka. "Terus lo mau apa?" tantangnya kemudian.
"Easy, satu ciuman panas aku tidak keberatan."
Plak.
"Jaga mulut lo!" sentak Megan setelah menampar Richard.
Richard menggertakkan giginya menahan amarah yang sudah sampai puncaknya. Dan menatap tajam kearah Megan.
Megan berusaha menampilkan wajah tenang, yang sebenarnya sudah ketakutan setengah mati melihat wajah di depannya.
Tanpa di duga, Richard mendorong bahu Megan cukup keras. Yang menimbulkan Megan terhuyung ke belakang, dan hampir saja terjatuh kalau dirinya tidak berpegangan pada meja.
Bianca yang melihatnya menggeram marah dan balik mendorong Richard dengan keras. "Urusan lo sama gue anjing, jangan pamer kalau lo itu banci!" sentak Bianca sambil menunjuk-nunjuk kearah wajah di depannya.
Seketika suasana kantin yang tadinya ramai menjadi hening, dan semua pasang mata menatap penasaran kearah meja yang di tempati Bianca dan Megan. Kebanyakan dari mereka menatap ngeri kearah Richard yang sudah mengepalkan kedua tangannya sampai kuku jarinya memutih.
"Brengsek" umpat Richard melayangkan pukulan kearah Bianca yang sudah bersiap menangkis.
Namun belum terjadi, tiba-tiba tangan Richard di tahan menggunakan tangan seseorang.
"Gue nggak nyangka lo sebanci ini." ucap tenang seseorang lelaki tepat di belakang tubuh mungil Bianca.
Lelaki tadi menatap datar kearah Richard dengan mencengkeram kepalan tangan Richard.
Bianca sedikit terkejut, ia menoleh sedikit ke belakang tubuhnya. Lalu tersenyum kecil.
"Lepasin tangan gue. Gue nggak ada urusan sama lo." sahut Richard menatap nyalang kearah lelaki tadi.
"Yaa, kalau lo berurusan sama Bianca itu artinya lo berhadapan sama gue, Lucas Smith, sayap pelindungnya." geram Lucas mengeratkan cengkeraman di tangannya dengan menekan kukunya, sontak hal itu berdampak ringisan keluar dari bibir Richard.
Richard menarik tangannya paksa. "Kali ini lo selamat, tapi nggak lain kali."
"Really? Kalau begitu, tunjukkan." kekeh Bianca sambil menggapai lengan Lucas dan menarik kearah keluar kantin.
"Ayo, Meg." ajak Bianca kemudian.
•••
"Udah balik?" tanya Savannah heran melihat keempat sahabatnya datang.
"Makanya, kalau baca majalah fashion inget waktu."
"Oiya, hehehe." sahut Savannah setelah sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 3.15 PM.
"Gue balik duluan ya!" pamit Roy di sertai anggukan dari Inprav.
"Bareng deh, lo semua asikin aja disini, anggap rumah sendiri." lanjut Lucas menyusul Roy ke depan bengkel miliknya.
Saat sedang hening-heningnya...
Kringgg!!!
"Anjir! Alay banget hpnya." komentar Megan sambil mengambil handphone-nya, di ikuti yang lainnya.
Setelah membaca pesan yang masuk di hp masing-masing, mereka bertatapan heran.
"Dari siapa?" tanya Emma mengangkat sebelah alisnya sambil menatap bergantian sahabatnya.
"Brother."
"Daddy."
"Aunty."
"Mommy."
"Sudahku duga, undangan pesta bukan?"
"Datang aja sih, rame-rame ini." ucap Bianca.
"Iyasih, kapan lagi jangan ke Club mulu." sahut Megan menyetujui.
"Acaranya malam ini?"
"Yes, malam ini. Siap-siap dari sekarang yuk!" ajak Savannah setelah melihat jam menunjukkan pukul 5 PM, sedangkan pesta di mulai tepat pukul 8 PM. Lumayan masih ada waktu untuk mereka bersiap.
"Let's go!"
•••
Author mau ikut juga ah, biar ketemu sama cogan..
#kabur di keroyok Inprav😫
Don't forget comment and vote⚔️
See u next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
INTER PRAVA
Roman d'amourIni hanya kisah 5 gadis biasa yang mungkin mewakili segala keburukan dunia. Queen of Street Queen of Club Queen of Alcoholic Queen of Smoke Queen of Guns Masalah dengan mereka berarti tragis. Jangan terkecoh dengan tampang bak malaikat milik merek...