"Bi, ada yang ngajakin lo balapan." beritahu Charlina tenang.
"Berangkat!" tanggap Bianca cepat.
"Siapa?" tanya Emma.
"Ada yang ganteng?" tambah Savannah centil sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Alah, segala ganteng!" sahut Megan sambil menghembuskan asap rokok ke udara.
"Emang siapa yang berani nantang Black Rose?"
Flashback mode on
Setelah Charlina selesai membeli 'minum' di supermarket dekat sekolah, ia langsung bergegas menyusul teman-temannya di sekolah.
Saat sedang menyeruput minumannya, seorang lelaki menghadang langkah Charlina.
"Lo Inprav kan?" tanya lelaki itu.
Charlina menaikkan satu alisnya. "Ada urusan apa?"
"Nama lo siapa?" tanya lelaki itu tidak sabaran.
"Gue tanya sekali lagi urusan lo apa?"
"Calm down babe, gue cuma pengen ngajak Bianca buat nanti malam."
"Lo punya apa sampai nantang dia?" tanya Charlina meremehkan.
"Hahaha, sehebat apa sih dia?" ucap lelaki di hadapannya sambil tersenyum miring.
"Heh, lo anak arena yakin nggak kenal dia? Paling nggak lo kenal Black Rose kan?" sekarang giliran Charlina tersenyum miring.
"Bacot! Entar malam gue tunggu, nggak datang berarti lo dan geng lo itu pecundang." ucapnya sambil melangkah pergi meninggalkan Charlina yang hanya tersenyum sinis.
Sambil menyeruput minumannya, Charlina melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Flashback off
Bianca mengerutkan alisnya bingung. "Dia pakai seragam?"
"Nggak, dia bugil!" sahut Megan cepat dengan tampang cabul.
Bugh.
"Kebiasaan." peringat Savannah setelah sukses menonjok bahu Megan cukup keras.
Charlina hanya memutar kedua bola matanya malas. "Dia nggak pakai seragam, intinya dia cowok. Kalau lo tanya ciri-cirinya, kulitnya rada cokelat, matanya biru laut, ganteng sih, nah rambutnya warna silver."
Emma menjentikkan jarinya. "Nah kayaknya gue kenal deh, Bi. Kayaknya masih segerombolan sama si Elang itu deh."
"Masa?" sahut Bianca sambil memasang tampang berpikir.
"Udeh sih datang saja, jangan bilang lo takut?" sahut Savannah meledek.
"Wait!"
Plak.
"Santai anjing!" ucap Megan kesal sambil memegangi jidatnya yang merah karena ulah Bianca.
"Sorry, sengaja. Tapi-tapi gue nggak mungkin kalah, kalau gue kalah kiamat besok hahaha!" ucap Bianca bangga. "Oke kita berangkat malam ini guys." lanjutnya.
"Bentar deh, kali ini gue ingetin jangan anggap dia remeh, karena gue tau reputasi dia. Kayaknya dia punya skill yang cukup, dan mungkin setara sama lo." peringat Emma sambil menatap serius kearah Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTER PRAVA
عاطفيةIni hanya kisah 5 gadis biasa yang mungkin mewakili segala keburukan dunia. Queen of Street Queen of Club Queen of Alcoholic Queen of Smoke Queen of Guns Masalah dengan mereka berarti tragis. Jangan terkecoh dengan tampang bak malaikat milik merek...