Beda lagi dengan Emma, yang malah mengecek handphone dengan dahi mengernyit.
"Siapa? Gampanglah, nanti gue lacak."
"Lah ngapa muka lo?" bingung Megan sambil mengeluarkan bungkus rokok dari saku jaketnya.
Emma yang mendengarnya mendongak. "Nggak, biasalah klien." sahut Emma salah tingkah, dan langsung melemparkan handphone miliknya keatas meja kaca.
Bianca dan Megan yang mendengarnya hanya saling menatap heran.
•••
"Anjir gue kira apaan." sahut Emma sambil mulai bangkit menuju kamar mandi.
Brukkk!
"CHARLINA!" teriak Megan histeris melihat tubuh Charlina ambruk di depannya.
Bianca yang nyawanya belum terkumpul, terkejut dan langsung bangkit menghampiri tubuh Charlina yang ambruk di lantai.
"Ayo, cepetan angkat!" perintah Bianca kesal.
Tanpa banyak bicara, Bianca dan Megan segera memapah tubuh Charlina kearah sofa. Setelah itu mereka membaringkan Charlina dengan perlahan di atas sofa.
"Hik... hahaha, repot ya? Hahaha hik." racau Charlina membuat Megan dan Bianca bertatap heran.
"Dia mabok?" tanya Megan heran.
"Nggak ngerti gue, tumben banget."
Ceklek!
"Kenapa sih? Savannah mana?" tanya Emma setelah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar.
"Tau tuh si bangsat satu kemana." acuh Megan sambil bangkit mengambil jaketnya yang tergeletak di atas sofa.
"Balik yuk," ajak Megan.
"Nggak ah males, gue nginep aja." sahut Bianca sambil merebahkan tubuhnya di permadani.
"Lo, Emm? Nginep juga?"
"Balik deh gue Bia, pinjam mobil ya." putus Emma.
"Tapi gue bawa yang bugatti doang, Emm, nggak bahaya emang?"
"Alah, bahaya! Bahayaan juga moncong pistolnya si Emma."
"Ohiya, yaudah pakai, kuncinya di meja."
"Okay, kita balik."
"Bye."
•••
Ting!
Tanpa buang waktu kedua gadis cantik itu melangkah beriringan keluar lift, menuju basement.
"Si Bianca parkir di sebelah mana ya?" tanya Emma bingung, sambil mengendarkan pandangannya.
"Norak banget sih, lo tinggal pencet tombol merahnya juga bunyi tut tut." sahut Megan kesal, merampas kunci mobil Bianca dari tangan Emma. Setelah itu langsung memencet tombol berwarna merah yang di kuncinya.
Hening...
Namun hanya ada kedap-kedip lampu berwarna biru gelap yang langsung menarik perhatian keduanya.
Kedua gadis tadi langsung melangkah mendekat kearah lampu mobil yang berkedip.
Emma mendengus kesal dan langsung merampas kasar kunci mobil dari tangan Megan.
"Nggak ada bunyi tut tut-nya." ucap Emma kesal sambil masuk ke dalam mobil.
Megan yang melihatnya hanya tertawa. Ia segera berlalu melewati dua mobil yang ternyata memisahkan mobil Bianca dengan miliknya.
"HATI-HATI LO!" teriak Megan.
Brummm...
Tanpa memperdulikan teriakan Megan, Emma langsung menancap gas meninggalkan basement.
Awalnya tidak ada yang aneh, namun Emma baru sadar bahwa sejak tadi ada satu sepeda motor yang sepertinya mengikuti Emma.
Emma melirik kearah spion, ternyata benar dugaannya. Pengendara sepeda motor tadi mengikutinya. Tanpa rasa takut sedikit pun, Emma menepikan mobil milik Bianca di toko yang masih tutup. Karena jam masih menunjukkan pukul 04.30 AM.
Tepat sepeti dugaan Emma, sang pengendara motor tadi ikut menepikan motornya. Dan turun mendekati mobil milik Bianca.
"Buka lo!" perintah pengendara motor tadi yang ternyata Jack.
See? Emma menurutinya tanpa pikir panjang.
Emma menekan tombol otomatis yang membuat kaca mobil turun perlahan.
Jack yang masih mengingat jelas wajah Bianca mengernyit heran.
"Apa?" tanya Emma santai menolehkan wajahnya kearah Jack.
"Kok bukan Bianca?" heran Jack melihat Emma yang ternyata buka Bianca, padahal niat awal Jack ingin menemui Bianca.
"Emang kalau gue Bianca, lo mau apa?" tanya Emma dengan nada santai namun berbahaya.
"Mungkin gue cuma pengen jadiin dia salah satu jalang malam ini." sahut Jack santai.
Emma tidak menjawab, namun ia malah menodong Jack dengan pistol emas miliknya.
"Coba ulangin."
"Wow, santai babe." ucap Jack sambil melangkah mundur.
"Pergi, sebelum peluru gue nembus dahi lo."
"Okay, untuk kali ini gue pergi." ucap Jack sambil kembali menghampiri motornya.
Setelah itu langsung melajukan motornya dengan Emma yang masih menatap kepergian Jack.
Emma segera menyimpan pistolnya di balik jaket yang ia kenakan. Sedetik kemudian mobil mulai melaju kembali membelah jalanan sepi di depannya.
•••
Siap-siap aja sebentar lagi kalian bakal masuk ke dunia mereka semua, let's go...
Don't forget comment and vote⚔️
See u next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
INTER PRAVA
RomanceIni hanya kisah 5 gadis biasa yang mungkin mewakili segala keburukan dunia. Queen of Street Queen of Club Queen of Alcoholic Queen of Smoke Queen of Guns Masalah dengan mereka berarti tragis. Jangan terkecoh dengan tampang bak malaikat milik merek...