1 - insiden

228 32 2
                                    

Hari setelah minggu ialah Senin. Vanka terlihat males-males'an bangun dari tempat tidur sehabis insiden putusnya Vanka dengan pacarnya, Noval. Padahal dia biasanya akan semangat bangun karena Noval akan menjemputnya dari rumah untuk pergi kesekolah bareng, namun kali ini tidak seperti biasanya.

"Bii, Vanka berangkat ya? Assalamualaikum:)" Vanka terlihat tidak semangat dalam meninggalkan rumahnya.

"Lah? Non Vanka berangkat sendiri? Ga dijemput sama den Noval? Den Noval kemana Non?" Seperti biasanya bi Siti, pembantu rumah tangga di rumah Vanka kembali menanyai nya dengan beribu-ribu alasan.

"Vanka udah putus sama Noval bi, gausah bahas Noval lagi ya bi?" Vanka mengucapkan itu dengan tidak ikhlas, apalagi ada kata yang masih membuat dirinya patah hati, putus.

"Oh siap non"

Lalu dengan itu Vanka tersenyum, meninggalkan Bi Siti yang sepertinya masih tidak percaya apa yang baru dibicarakan mereka.

***

"Aduh, baru putus sama Noval ya? Yah, ga tenar lagi dong?.." begitulah sindiran dari berbagai rakyat SMA Merah Putih.

Sampai-sampai karena mereka sangat kesal terhadap Vanka, mereka mendorong bahu Vanka alhasil Vanka jatuh. Untung ada salah satu teman sekelasnya yang membantunya, Ariana. Bad girl paling ditakuti oleh rakyat SMA Merah Putih, bagaimana tidak? Ariana pernah hampir di drop out karena pernah kepergok mengadakan club di GOR sekolah.

"Makasi ya Na:)" Vanka tersenyum manis, mengingat kejadian tadi pagi saat insiden itu berlangsung.

"Iye, sans lah sama gue mah Van. Btw, kabar-kabar bener yg soal lo putus sama Noval?" Ariana bertanya tentang berita yang juga baru didengarnya.

"Iya." Vanka berusaha tersenyum, namun hati nya sudah menangis sampai banjir.

"Sabar ye Van, si Noval mah emang kaya gitu orangnya. Kaga bisa yang ngeliat yang bening dikit langsung sikatt. Wkwkwk. Kalo mau sampe lo punya temen, lo bisa bertemen sama gue Van? Daripada lo sendirian gitu.." Ariana menawarkan Vanka untuk menjadi teman dekatnya.

Namun, Vanka berfikir predikat seorang Ariana.
Bad girl, play girl, bad attitude. Apa yang bisa gue arepin temennan sama dia? Tapi, kalo gue ga temenan sama dia, gue temenan sama siapa dong? Udahlah gue mau aja temenan sama dia, kayanya seru, dan ga fake tuh:)

"Yaudah deh Na. Ntar istirahat bareng ya?" Ajak Vanka.

"Okedeh"

Dengan begitu Vanka dan Ariana melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas masing-masing.

***

Pelajaran Bu Ina kepotong, dikarenakan tiba-tiba Ketua ROHIS, dan wakilnya mendatangi kelas Vanka dan Ariana.

"Assalamualaikum Wr.Wb. Innalilahi wa innalillahi roji'un, telah berpulang ibunda Dikta Devantara selaku ketua kelas disini. Semoga amal Ibadah Ibunda Dikta diterima di sisi Allah SWT, amin amin YRA. Mari kita sumbangkan rejeki kita dengan seikhlasnya:)" Vano selaku ketua ROHIS disini meminta uang sumbangan.

Setelah Vano sudah keluar, pelajaran bu Ina yaitu Bahasa Indonesia kembali dilanjutkan, pada saat itu juga Ariana menanyakan kabar yang baru diinformasikan oleh Vano.

"Eh Van beneran itu emang tentang meninggalkan emaknya Dikta?" Tanya Ariana kepada Vanka yang masih sibuk menyimak pelajaran Bahasa itu.

"Beneran si kayanya, gue juga kurang tau. Tapi, kayanya si beneran." Vanka menjawab tanpa mengalihkan pandangan nya dari papan tulis.

Gue bakal buat lo ngelupain Noval Van, karena gue tau apa yang lo rasain saat orang yang kita sayang ninggalin kita, sama pada saat Dikta ninggalin gue.

***

Haiii🙌🏻

Cerita ini sdg tahap Revisi ya. Jadi chap akan aku post satu per satu.

Enjoy bang!💛

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang