14 - Lebih 1 Hari

59 14 4
                                    

Fahira masih saja membujuk Vanka untuk makan malam. Dirinya tidak berhasil membujuk setelah 2 jam mengetuk pintu kamar anaknya itu, "Van, ayo dong dimakan ini nasinya. Udah dingin lho, nanti nggak enak buat dimakan." Masih didiamkan saja. Dirinya bahkan sebenarnya ingin menghubungi teman Vanka yang tadi bersamanya, Dikta. Memikirkan opini bahwa Dikta bisa membujuk Vanka makan.

"Van, ayo dong kamu makan. Ini sudah jam 9 dan kamu belum makan Van, buka dong pintunya." Ajak Fahira masih terus membujuk Vanka.

Setelah melakukan beberapa panggilan lagi akhirnya Fahira mencoba mengerti dengan kondisi Vanka saat ini, akhirnya Fahira meletakan Nampan berisi makanan dan minumannya di meja dekat pintu kamar Vanka. "Van, Mama tidur dulu ya. Makannya Mama taro di meja deket kamar kamu. Good night Van. Jangan lama - lama marahnya, nanti Mama kangen dengerin teriakan kamu yang super keras itu."

That it's. Saat setelah langkah kaki mulai menjauh, Vanka menangis sejadi - jadinya meneriakan hatinya yang mengapa selalu kalah dengan ego. Hatinya berkata bahwa dirinya harus menghampiri Mamanya yang sudah memasak untuknya, namun Ego—nya mengatakan bahwa dirinya masih pedih mengingat hal yang baru saja terjadi tadi siang. Vanka masih saja sesenggukan.

Tring.

Notifikasi ponsel—nya berbunyi membuat Vanka menghapus air matanya dan mengecek ponselnya. Tertera nama "Orang Sialan" disana. Dibuka aplikasi Line Milik—nya,

Orang Sialan🙄🖕:
Lo gpp?

VankaBram:
Bhng klo gue blg gue gpp.

Orang Sialan🙄🖕:
Gue telp ya.

Tidak lama kemudian, ponsel milik Vanka sudah menampilkan panggilan masuk dari si 'Orang Sialan' tersebut.

Buru - buru Vanka menekan tombol bewarna Hijau guna mengangkat panggilan itu.

Lo kenapa? Tanya seseorang diujung sana. Ciela diujung sono.

Gue emangnya kenapa dah? Suara yang dihasilkan Vanka membuat dirinya secara tidak langsung meringis ngeri, bagaimana tidak? Suara yang serak menunjukan bahwa Vanka ada apa - apa.

Suara lo beda. Abis nangis ya?

H-hah? S-sotoi banget sih lo!

Dikta itu selalu pintar. Ga kayak Vanka.

Eh Setan ya lo bangsat!

Kasar gue gasuka.

Siapa juga yang mau disukain sama makhluk astral kayak lo?

Yakin gamau gue suka? Kalo gamau gue sukain, gimana kalo gue sayangi dan cintai?

Jago bener mas ngalusnya.

Iyalah kan belajar dari Noval biar cewe kayak lo klepek - klepek.

Setan banget sih lo. Bahasnya Noval mulu. Jangan - jangan lo yang demen sama Noval lagi?

Demen sama lo lebih berguna kali.

Bacot.

Cie baper HAHAHAHAHAH.

Bodo amat.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang